GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Senin, 28 Mei 2012

Laskar Kretek Tolak Usulan Bibit Waluyo




Temanggung (Fast FM)- Sekitar 400-an Laskar Kretek Kabupaten Temanggung menghadang Gubernur Jateng, Bibit Waluyo keluar dari komplek Pemkab Temanggung. Mereka meminta agar Bibit bersedia menemui mereka. Dan mengklarifikasi usulannya tentang pencanangan kawasan desa bebas rokok.

Aksi unjuk rasa ratusan Laskar Kretek ini dilakukan saat Bibit rapat bersama SKPD Temanggung, usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Temanggung. Termasuk bersama para kepala desa se-Temanggung guna mensosialisasikan kemungkinan membuat kawasan desa bebas rokok.

Aksi para petani tembakau ini dikawal ketat puluhan petugas kepolisian. Pintu gerbang masuk menuju komplek pemkab ditutup rapat dan dipagar betis. Sebagian peserta aksi yang mencoba memaksa masuk, sempat saling dorong dengan peserta lain yang menolak. Namun aksi akhirnya berjalan tertib dan mereka membubarkan diri.

Menurut Koordinator Aksi Lapangan, Musolim, mereka beraksi untuk meminta klarifikasi gubernur. Sebelumnya Bibit mengusulkan pencanangan desa bebas rokok. Usulan tersebut, dinilai akan merugikan dan mematikan kegiatan petani tembakau. Bibit dinilai juga sering mengolok-olok  petani tembakau dan menyebut rokok merusak lingkungan.

Kami menolak untuk diolok-olok terus, dengan sebutan merokok merusak lingkungan dan merugikan kesehatan. Itu sering dikatakan Bibit di berbagai kesempatan. Kami minta ke depan Bibit tidak lagi mengolok-olok dan mendiskiriditkan kami, katanya (02/05).

Pemerintahan Bibit juga diminta membuat kebijakan menolak RPP Anti Tembakau, sebagaimana telah dilakukan Gubernur Jawa Timur. Bagi petani tembakau, mempunyai prinsip tembakau atau mati. Karena itu akan berjuang dengan cara apapun, guna menolak segala upaya yang bermaksud mematikan kegiatan petani tembakau.

Kami ingin mendapat perlakuan yang sama sebagaimana petani tanaman lainnya. Tapi kami merasa aturan yang dirumuskan pemerintahan Bibit, ingin membunuh kami sedikit demi sedikit. Bukannya justru dilindungi, ujar Saeun, salah seorang orator aksi.

Orator yang lainnya, Prayitno menyatakan, usulan pencanangan kawasan desa bebas rokok, bertentangan dengan slogan Bali Deso Mbangun Ndeso milik gubenur sendiri. Karena kalau ada kawasan tersebut, pabrikan rokok tidak akan membeli tembkau lagi. Sehingga kesejahteraan mereka akan menurun karena kegiatan bertaninya terhenti.

Slogan Bali Deso Mbangun Ndeso harusnya diartikan membangun potensi desa. Di Temanggung potensinya Tembakau sehingga harusnya didukung untuk dikembangkan. Tapi Bibit malah sebaliknya, ingin menghancurkan potensi tembakau itu, kata Prayitno.

Setelah massa membubarkan diri, Bibit dan rombongannya baru berani ke luar tempat rapat.

Sebelum berangkat ke Semarang, Bibit mengatakan bahwa dirinya merasa tidak pernah mengatakan rokok haram atau melarang menanam tembakau. Dirinya cuman mengatakan warga yang kurang mampu sebaiknya agar mengurangi merokoknya
.
‘’Kalau soal RPP Anti Tembakau, itu sudah pada kebijakan forum pusat (DPR dan Presiden), dan saya belum tahu isi RPP seluruhnya, tapi setahu saya petani masih disilakan menanam tembakau,’’ ungkpanya.

Soal usulannya tentang kawasan desa bebas rokok, Bibit juga menjelaskan hal itu sebenarnya juga baru sebatas keinginannya. Yakni, dirinya ingin mencoba membuat kawasan tersebut dan nanti dilihat terjadi penghematan merokok yang seperti apa. ‘’Apa salah saya ngomong gitu..’’ tegasnya.(Ahmad Muslim) Foto: Antara


Laskar Kretek Sambut Gembira Meninggalnya Menkes


Temanggung (Fast FM)- Sekitar 400-an Laskar Kretek Kabupaten Temanggung menghadang Gubernur Jateng, Bibit Waluyo keluar dari komplek Pemkab Temanggung. Mereka meminta agar Bibit bersedia menemui mereka. Dan mengklarifikasi usulannya tentang pencanangan kawasan desa bebas rokok.

Aksi unjuk rasa ratusan Laskar Kretek ini dilakukan saat Bibit rapat bersama SKPD Temanggung, usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Temanggung. Termasuk bersama para kepala desa se-Temanggung guna mensosialisasikan kemungkinan membuat kawasan desa bebas rokok.

Aksi para petani tembakau ini dikawal ketat puluhan petugas kepolisian. Pintu gerbang masuk menuju komplek pemkab ditutup rapat dan dipagar betis. Sebagian peserta aksi yang mencoba memaksa masuk, sempat saling dorong dengan peserta lain yang menolak. Namun aksi akhirnya berjalan tertib dan mereka membubarkan diri.

Menurut Koordinator Aksi Lapangan, Musolim, mereka beraksi untuk meminta klarifikasi gubernur. Sebelumnya Bibit mengusulkan pencanangan desa bebas rokok. Usulan tersebut, dinilai akan merugikan dan mematikan kegiatan petani tembakau. Bibit dinilai juga sering mengolok-olok  petani tembakau dan menyebut rokok merusak lingkungan.

Kami menolak untuk diolok-olok terus, dengan sebutan merokok merusak lingkungan dan merugikan kesehatan. Itu sering dikatakan Bibit di berbagai kesempatan. Kami minta ke depan Bibit tidak lagi mengolok-olok dan mendiskiriditkan kami, katanya (02/05).

Pemerintahan Bibit juga diminta membuat kebijakan menolak RPP Anti Tembakau, sebagaimana telah dilakukan Gubernur Jawa Timur. Bagi petani tembakau, mempunyai prinsip tembakau atau mati. Karena itu akan berjuang dengan cara apapun, guna menolak segala upaya yang bermaksud mematikan kegiatan petani tembakau.

Kami ingin mendapat perlakuan yang sama sebagaimana petani tanaman lainnya. Tapi kami merasa aturan yang dirumuskan pemerintahan Bibit, ingin membunuh kami sedikit demi sedikit. Bukannya justru dilindungi, ujar Saeun, salah seorang orator aksi.

Orator yang lainnya, Prayitno menyatakan, usulan pencanangan kawasan desa bebas rokok, bertentangan dengan slogan Bali Deso Mbangun Ndeso milik gubenur sendiri. Karena kalau ada kawasan tersebut, pabrikan rokok tidak akan membeli tembkau lagi. Sehingga kesejahteraan mereka akan menurun karena kegiatan bertaninya terhenti.

Slogan Bali Deso Mbangun Ndeso harusnya diartikan membangun potensi desa. Di Temanggung potensinya Tembakau sehingga harusnya didukung untuk dikembangkan. Tapi Bibit malah sebaliknya, ingin menghancurkan potensi tembakau itu, kata Prayitno.

Setelah massa membubarkan diri, Bibit dan rombongannya baru berani ke luar tempat rapat.

Sebelum berangkat ke Semarang, Bibit mengatakan bahwa dirinya merasa tidak pernah mengatakan rokok haram atau melarang menanam tembakau. Dirinya cuman mengatakan warga yang kurang mampu sebaiknya agar mengurangi merokoknya
.
‘’Kalau soal RPP Anti Tembakau, itu sudah pada kebijakan forum pusat (DPR dan Presiden), dan saya belum tahu isi RPP seluruhnya, tapi setahu saya petani masih disilakan menanam tembakau,’’ ungkpanya.

Soal usulannya tentang kawasan desa bebas rokok, Bibit juga menjelaskan hal itu sebenarnya juga baru sebatas keinginannya. Yakni, dirinya ingin mencoba membuat kawasan tersebut dan nanti dilihat terjadi penghematan merokok yang seperti apa. ‘’Apa salah saya ngomong gitu..’’ tegasnya.(Ahmad Muslim)


Selengkapnya...

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

1 komentar:

Perokok Beretika mengatakan...

Sebagai gagasan tentu Pak Bibit tidak salah, menjadi salah kaprah kalau gagasan seorang pemimpin dilontarkan tanpa mengukur kondisi sosiologis dan psikologis masyarakatnya, yang terjadi hanya menyakiti prasaan mereka yang merasa terancam atau dirugikan oleh lontaran gagasan seorang pemimpin karena biasanya gagasan Gubernur akan segera ditindaklanjuti jajaran birokrasi dibawahnya, ini yang dapat mengancam eksistensi petani tembakau.

Posting Komentar

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman