GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Jumat, 10 Desember 2010

85 Ribu Warga Magelang Terancam Lahar Dingin



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Bahaya lahar dingin di kabupaten magelang, ternyata mengancam 85.924 jiwa, 85 ribu lebih warga itu, tersebar di 252 Dusun yang lokasinya berada di bantaran sungai – sungai yang berhulu di puincak gunung merapi.

Ketua Pelaksana harian Satlak PB Kabupaten Magelang, Eko Triono mengatakan, 252 Dusun itu tersebar di 79 Desa, di 5 Kecamatan yakni Srumbung, Dukun, Sawangan, Mungkid, Muntilan, Ngluwar.

“Ternyata ancaman bahaya lahar dingin ini tidak jauh berbeda dengan ancaman awan panas dari merapi, karena setelah kita cermati dusun-dusun yang dilewati sungai –sungai yang berhulu dimerapi, ternyata ada 252 dusun yang berdekatan dengan sungai – sungai tersebut. Kalau jumlah jiwa dari 252 dusun ini ada 85.924 jiwa yang terdiri dari 24.960kk,” Kata Eko di Magelang (10/12)

Menurut Eko, Pihak satlak sebetulnya telah melakukan sosialisasi terkait bahaya lahar dingin itu namun baru dikawasan rawan bencana (KRB) 3. “Sejak awal pada saat status merapi masih waspada sebetulnya sudah kita sampaikan, namun pada waktu itu terbatas pada desa-desa KRB 3, padahal ternyata ancaman bahaya lahar dingin ini ada di 5 kecamatan yang ternyata ada di wilayah jauh dari merapi.(F1)


Warga Merapi Butuh Instalasi Air Bersih



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Perbaikan instalasi air bersih di perkampungan lereng merapi menjadi kebutuhan mendesak warga sepulang dari barak – barak pengungsian, disamping bantuan sembako yang juga masih tetap di butuhkan.

Muhammad Sahlan, koordinator relawan jaringan informasi lingkar merapi (jalin merapi) kecamatan srumbung, Magelang, Jawa Tengah mengatakan, Instalasi air bersih itu mayoritas rusak dikarenakan terjangan lahar dingin serta hujan pasir saat erupsi merapi berlangsung.

“Data yang kami punya, untuk kebutuhan yang sangat mendesak saat ini adalah instalaasi air bersih, karena ketika erupsi masih berlangsung banyak instalasi yang rusak, disamping juga masih ditambah dengan banjir lahar dingin yang hingga kini masih terus terjadi,” ungkap Sahlan di Srumbung, Jum’at (10/12)

Sementara untuk kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako), ia mengatakan masih mencukupi hingga Dua minggu kedepan, “Setelah kami melakukan suvei kebeberapa tempat, untuk kebutuhan logistiknya itu selama satu minggu hingga dua minggu kedepan mereka masih bisa betahan,” tambah sahlan.

Widarti, Warga Dusun Pondok, Kecamatan Srumbung mengatakan, bahwa jaringan air bersih dikampungnya sudah terputus sejak erusi merapi pertama kali pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu.

“Saya pulang dari pengungsian airnya sudah mati, dan semua pipa instalasinya sudah terputus karena tertimpa pepohonan yang roboh,serta terseret lahar dingin” ungkap Widarti.

Sampai saat ini menurut widarti, warga kampungnya terpaksa harus mengandalkan air sumur dengan menimbanya. “Yang menimba itu bagi yang sumurnya masih bisa diambil airnya, sementara bagi warga yang sumurnya sudah rusak, maka terpaksa harus mengambil air dari sumur tetangganya,” kata widarti. (F1)


Puluhan Kios dan Rumah Warga Tertimbun Material Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Puluhan rumah dan kios di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam Kabupaten Magelang, Jawa tengah, hingga Kamis (9/12) masih terkubur material vulkanik yang dibawa oleh banjir lahar dingin Rabu (8/12) petang.

Puluhan pemilik kios di pasar Desa Jumoyo hingga kamis siang masih terlihat menyelamatkan barang – barang dagangan yang bisa di selamatkan, para pedagang berharap pemerintah segera memperhatikan nasib mereka.

“Harapan saya sih pemerintah mau ngerti, usaha inikan untuk usaha pokok saya, karena rumah saya yang didesa juga sama aja (diterjang banjir), karena di pinggir sungai putih, jadi total sumber penghidupan saya kan mati mas,” ungkap lestari, salah satu pemilik kios di Pasar Desa Jumoyo, Kamis (9/12)

Selain menenggelamkan puluhan kios dan rumah di Desa Jumoyo, Banjir lahar dingin yang terjadi Rabu (8/12) petang juga menenggelamkan beberapa rumah warga di Desa Gulon, Sirahan serta Gempol.

Akibat kejadian ini, Sebanyak 350 warga Dusun Gempol, juga mengungsi ke Balai Desa Jumoyo dan Gedung PHRI. “Warga ketakutan karena banjir lahar sangat besar. Tak ada yang berani masuk ke rumah,” kata Kades Jumoyo Sungkono.

Sungkono mengatakan, letak Dusun Gempol dan Pasar Jumoyo tepat di sisi Kali Putih sehingga sangat berbahaya untuk ditempati. Disebutkan banjir Kali Putih kali ini jauh lebih besar ketimbang enam kali banjir sebelumnya.

Menurut Sungkono, Hal ini disebabkan kesalahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menutup alur Kali Batang. “Penutupan jalur lahar di Kali Batang membuat aliran lahar terkonsentrasi di Kali Putih. Ini tentu sangat membahayakan masyarakat. Harusnya aliran lahar dibiarkan alami saja,” tegas dia.(F1)


Wisatawan Bisa Naik Borobudur Pertengahan Desember



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Hingga Selasa (7/12), Stupa – stupa Candi Borobudur masih nampak terus dilakukan pembersihan dari abu dan pasir vulaknik akibat letusan Gunung Merapi. Akibat masih dibersihkannya stupa candi itu, wisatawan belum diperbolehkan naik dan hanya menikmati kemegahan candi dari pelataran saja.

Kepala Balai Konservasi Peninggalan (BKP) Borobudur, Marsis Sutopo, mengatakan wisatawan bisa mulai naik ke candi pada pertengahan Desember mendatang, yakni menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru 2011.

“Paling nggak libur natal akhir tahun itu sudah bisa naik keatas, namun dengan catatan naik keatas pun tidak sampai ke stupa induk, jadi hanya sampai ke lantai ke 7 saja, Karena kita masih harus meneruskan kembali pembersihan yang lantai 8,9,10 dan termasuk stupa induk,” kata Marsis di Borobudur, Selasa (7/12).

Meski dari luar stupa – stupa itu sudah nampak bersih, namun menurut marsis, hingga kini di dalam stupa masih terdapat banyak debu vulkanik.

“Karena didalam stupa induk itu masih banyak debu, sehingga sekalipun sekarang ini sudah kelihatan bersih dari luar, namun sebenarnya didalam itu masih kotor, dan masih butuh pengangan khusus, dengan kita bersihkan, dan kita vakum secara bertahap,” tambahnya.

Dari pantauan, hingga Kamis ini, abu dan pasir vulkanik yang telah terkumpul mencapai
40 meter kubik, dan untuk mempercepat proses pembersihan itu, pihak balai konservasi mengaku telah melibatkan lebih dari 1.500 sukarelawan dari berbagi elemen.(F1)


Gubernur Jateng: “Hanya kerja, kerja, kerja, dan kerja, lainya gak ada”



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, menghimbau kepada masyarakat korban bencana merapi, agar lekas bangkit dari segala keterpurukan, menurut Bibit, saat ini yang harus dilakukan hanyalah bekerja, dan bekerja.

“Mari kita hadapi kedepan ini dengan penuh kepedulian dan kesunguhan diantara kita, yang ada hanya kerja, kerja, kerja, dan kerja, lainya gak ada, selain itu juga bergotong royong, kerjasama, bahu membahu, dan saling membantu,” kata Bibit disela memberikan bantuan kepada Korban merapi di Kecamatan Srumbung. Baru – baru ini.

Gubernur juga meminta kepada masyarakatnya, agar bisa memanfaatkan apapun potensi yang ada, dan digunakan untuk memulihkan kondisi, situasi dan ekonomi masyarakat agar seperti sebelum terjadi bencana dulu.

“Potensi yang kita miliki ini, mari kita segera lakukan langkah – langkah riel, wes ora usah wedi kesel (Tidak usah takut lelah), semua temandang gawe(Semua bekerja), kerja, dengan demikian maka nanti kita cepat pulih,” ungkap Bibit.

Selaku kepala pemerintahan, Bibit juga mengaku siap memvasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya, dalam menjalani kehidupan pasca bencana.

“Kami birokrasi aparatur negara ini memberikan vasilitasi, kepada saudara, opo seng saudara sulit(Apa yang saudara susahkan), insyaALloh kita bisa bantu, biar saudara cepet pulih kembali, seperti sebelum terjadi bencana, sandang papan, semua terckupi,” tambah Gubernur.

Meski dalam kondisi pasca bencana, Bibit juga mengajak masyarakat agar tetap bersukur dengan apa yang saat ini ada. “Dalam kondisi seperti ini hanya satu, bersykur dan bekerja, besyukur, karena Tuhan telah memberikan peringatan, dan kita mampu menghadapinya, dan kita jga hars segera bekerja untuk kembali memulihkan kehidupan masyarakat,” pungkasnya.(F1)


11 Ribu Warga Magelang Masih Bertahan di Pengungsian



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Meski status Gunung merapi telah diturunkan dari Awas ke Siaga, namun di Kabupaten Magelang Jawa Tengah sendiri, hingga hari minggu (05/12) pukul 09.15 wib, jumlah pengungsi yang masih tetap bertahan di barak pengungsian masih tersisa sebanyak 11.784 jiwa, belasan ribu pengungsi yang masih bertahan tersebut mayoritas mengaku karena masih takut akan bahya lahar dingin.

Eko Triono, Ketua pelaksana harian, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Magelang menjelaskan, 11 ribu lebih pengungsi tersebut, kini tersebar di 13 dari 21 Kecamatan yang ada.

“Sampai pagi hari ini masih 11.784 jiwa, mereka tersebar di 13 Kecamatan, jadi ini memang sudah banyak penurunan dibandingkan kemarin setelah ada penurunan status dari awas ke siaga,” kata Eko di Posko Induk Pemerintah Kabupaten Magelang, Minggu (05/12).

Selain 11.784 warga yang mengungsi di Kabupaten Magelang, menurut Eko, juga masih terdapat 2.845 jiwa yang mengungsi di Tiga Kabupaten dan Kota di luar wilayah Magelang, masing – masing di Kabupaten Temanggung 359 jiwa, Kulon Progo 2.420 jiwa, serta di Kota Magelang 66 jiwa.

Menurut Eko Triono yang juga selaku kepala Badan Kesbangpol PB tersebut, pasca penurunan status merapi dari Awas ke Siaga, pihaknya juga telah mengijinkan pengungsi untuk kembai kerumah masing – masing.

“Pemerintah kabupaten dalam hal ini bapak bupati, menyampaikan bahwa pengungsi diijinkan untuk pulang, jadi istilahnya diijinkan, kemudian secara bertahap kita fasilitasi, jadi kita antarkan kalau memang mereka ingin pulang,” tambahnya.

Sementara itu, Paryono, pengungsi asal Dusun Jenglek, Ngablak, Kecamatan Srumbung, mengaku hingga kini masih bertahan dipengungsian karena masih khawatir dengan adanya luncuran lahar dingin.

“Solanya kampung saya itu hanya berjarak 20 meter dari bibir sungai Batang, jadi Kadus (Kepala Dusun) kami memutuskan untuk tetap bertahan dipengungsian dulu,” kata Paryono.(F1)


Kamis, 09 Desember 2010

Status Siaga Pengungsi Pengen Pulang



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Meski belum ada pengumuman secara resmi dari pemerintah terkait dibolehkannya pengungsi dilereng merapi pulang ke rumah masing - masing, namun sebagian warga justru memilih untuk pulang secara swadaya.

Sri Sudalmi, pengungsi asal Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Magelang mengatakan, waktu yang terlalu lama tinggal di pengungsian menjadikan dirinya dan sebagian warga lainya merasa jenuh dan ingin segera pulang.

“Ya belum ada pengumuman boleh pulang, tapi kan dipengungsian udah lama, kan jenuh dipengungsian, keinginannnya ya mau segera pulang,” ungkap Sri disela berkemas – kemas barangnya saat akan menuju rumahnya, Jum’at (3/12)

Selain rasa jenuh, telah diturunkanya status merapi dari level tertinggi awas ke satu level dibahnya yakni siaga, jug menjadi alasan sebagian warga untuk ingin segera dipulangkan. ”Karena stausnya katanya udah diturunkan, jadi saya ya ingin pulang dirumah,” tambahnya.

Di Kabupaten Magelang sendiri, hingga Kamis petang masih terdapat 30 ribu lebih pengungsi, mereka tersebar disejumlah tempat pengungsian sementara yang ada. Selama di pengungsian, para pengungsi telah mendapat bantuan jaminan hidup baik dari Pemerintah Provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana berupa 0,4 kilogram beras dan lauk pauk senilai Rp4.500 perorang perhari.(F1)


Status Merapi Turun Ke Siaga



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Setelah hampir 40 hari Gunung merapi dalam status awas, akhirnya mulai jumat (3/12) ini, Status merapi telah diturunkan satu level dibawahnya yakni siaga. Penurunan status ini didasarkan pada beberapa pengamatan dan indikasi yang memang menunjukan aktivitas merapi mengalami penurunan.

Kepala Balai Penyuluhan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo mengatakan bahwa penurunan status tersebut resmi ditentukan pada pukul 09.00 wib, jum’at pagi.

“Kita mulai menaikan status dari normal ke waspada pada tanggal 20 september, kemudian pada 21 Oktober kita naikan ke Siaga, setelah itu 25 Oktober kita naikan ke Awas, dan setelah hampir 40 hari, jum’at pagi ini kita turunkan kelevel Siaga,” kata Subandrio yang dihubungi melalui telephoe genggamnya, Jum’at (3/12)

Bandrio menambahkan, usai menaikan status dari Siaga ke Awas, letusan pertama telah terjadi pada tanggal 25 Oktober 2010, sedangkan letusan paling besar telah terjadi pada tanggal 05 November 2010.

Dari data yang diperoleh dari Pos pemantauan Merapi di pos Ngepos Srumbung, dari hari jum’at pukul 00.00 hingga pukul 08.00 untuk jenis gempa vulkanik, Tremor, Awan Panas, maupun gempa tehtonik sudah tidak terjadi sama sekali. “Namun untuk Gempa multivase masih terjadi 15kali, sedangkan Guguran juga masih terjadi sebanyak 10 kali,” ungkap triono petugas Pemantauan Pos Ngepos Srumubung.

Menurut Subandrio, dalam level Siaga ini juga masih memungkinkan adanya luncuran Awan panas, gempa guguran dan juga adanya erupsi. “Namun yang paling jelas masih harus diwaspadai adalah adanya luncuran lahar dingin, yang memang hingga kini masih terus terjadi apabila turun hujan,” pungkas Subandrio.(F1)


Kerugian Magelang Akibat Letusan Merapi Capai Rp 400 Miliar



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Bupati Magelang Singgih Sanyoto memperkirakan, kerugian materi yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Merapi dari tanggal 26 Oktober hingga 19 November 2010, di wilayah Kabupaten Magelang mencapai Rp400 miliar lebih.

Menurut Bupati, jumlah kerugian tersebut antara lain di bidang peternakan dan perikanan sekitar Rp150 miliar dan bidang pertanian Rp209 miliar. "Akibat erupsi Gunung Merapi telah mengakibatkan ratusan hektare tanaman dan sejumlah hewan ternak mati serta sejumlah rumah rusak," Kata Singgih di Magelang, Rabu (01/12)

Singgih juga mengatakan, letusan Gunung Merapi kali ini berbeda dengan erupsi beberapa tahun sebelumnya. Semula prediksi kawasan rawan bencana III dari 19 desa maksimum hanya sebanyak 37 ribu orang yang harus diungsikan.

Namun, katanya, puncak evakuasi mencapai 91 ribu lebih pengungsi yang berada di wilayah Kabupaten Magelang dan 12 ribu pengungsi yang berada di sekitar Kabupaten Magelang, yakni Kota Magelang, Temanggung, Wonosobo, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kulonprogo.

“Selama ini para pengungsi telah mendapat bantuan jaminan hidup baik dari Pemerintah Provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana berupa 0,4 kilogram beras dan lauk pauk senilai Rp4.500 perorang perhari,” pungkasnya.(F1)


Situasi Belum Aman, Ratusan Pengungsi Merapi Sholat Idul Adha Di Lapangan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ratusan pengungsi di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (16/11) pagi terpaksa melaksanakan sholat idul adha di lapangan pasturan kecamatan setempat, ratusan pengungsi itu, sholat ied bersama – sama masyarakat setempat.

Sholat Ied sendiri dimulai pada pukul 07.00 wib, dengan di Imami oleh H. Suratin.

Puji Astusti, pengungsi asal Dusun Dukoh, Desa Talun, Kecamatan Dukun mengaku dirinya terpaksa sholat ied di lokasi pengungsian karena, dikampungnya yang hanya berjarak 10 Km daripuncak merapi itu, kini masih dinyatakan lokasi berbahaya oleh pemerintah.

“Ya mau bagaimana lagi, kampung kami masih dalam radius bahaya, sehingga di kampung kami tidak ada sholat ied, jadi saya sholatnya bergabung dipengungsian ini,” ungkap Puji usai berjamaah sholat ied di lapangan muntilan, Rabu (16/11).

Sementara, Panitia Idul Adha setempat, Muahammad arif mengatakan, bahwa peserta Sholat iedul Adha kali ini di dominasi oleh pengungsi Asal Kecamtan Dukun, serta Kecamatan Srumbung. “Ini pesertanya mayoritas pengungsi,” ungkap M Arif.

Di lokasi ini sendiri, terdapat sedikitnya 752 pengungsi merapi, para pengungsi itu telah berada di pengungsian selama lebih dari 20 hari. “752 pengungsi itu, kami tampung di Dua Masjid, serta Satu Mushola,” kata Arif. (F1)


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman