GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Minggu, 02 Oktober 2011

Kantor DPC PKB Magelang Dikirimi Karangan Bunga Misterius



Oleh : Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Kantor Sekretariat Dewan Pengurus Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Minggu (2/10) pagi mendapat kiriman karangan bunga dari seseorang yang tidak diketahui identitasnya.

Karangan bunga dengan bentuk bundar sebesar roda truk tronton itu berisi tulisan dukungan kepada ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang juga selaku Menteri tenaga kerja dan Transmigrasi, yang saat ini tengah terlibat kasus dugaan penyuapan senilai Rp 1,5 miliar yang diduga fee atas pemenangan PT Alam Jaya Papua sebagai pelaksana proyek Program Percepatan Pembangunan infrastruktur Daerah Transmigrasi (PPIDT)

Di tengah karangan bunga itu terdaat tulisan “Cak Imin, teruskan berjuang diPKB, Tetap tegar, hadapi cobaan dan fitnah, Jaga NKRI tetap bersatu jangan pecah, selamat berjuang,” di pojok kiri bawah karangan bunga itu terdapat identitas pengirim yang ditulis “Nahdhiyin PKB”

Penjaga Kantor DPC PKB, Amprih Supriyanto mengaku tidak mengetahui persis waktu kedatangan kiriman karangan bunga di kantor PKB yang beralamat di Jln Magelang – Jogjakarta di Desa Blondo, Kecamatan Mungkid tersebut.

“Tadi malam saya menghidupkan lampu depan ini belum ada bunga ini, tapi pagi tadi waktu saya akan menyapu kantor tiba – tiba karangan bunga ini sudah ada di depan kantor,” kata Amprih.

Usai mengetahui adanya kiriman bunga itu, Amprih mengaku langsung menghubungi Ketua DPC PKB Kabupaten Magelang Muhammad Achadi. “Saya langsung menghubungi pak ketua DPC, kemudian saya disuruh menyingkirkan karangan bunga itu, karena belum diketahuinya identitas pengirim,” ungkapnya.

Sementara itu ketika wartawan hendak menghubugi Muhammad Achadi yang juga Wakil ketua DPRD kabupaten Magelang itu, justru Handphonnya tidak diangkat. Sekretaris DPC PKB Kabupaten Magelang M Johan Wahyudi ketika di hubungi nomor handphonnya juga tidak aktif.(F1)


Selasa, 05 Juli 2011

Ambles Karena Erupsi Merapi, BP3 Jateng Pugar Candi Ngawen



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Situs bersejarah Candi Ngawen, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diketahui telah mengalami penurunan posisi pondasi hingga 30 centi meter dari posisi semula, oleh karena itu Balai Pelestarian Peninggalan Purbakala (BP3) Jawa Tengah melakukan pemugaran terhadap yang dibangun pada abad ke delapan itu.

“Dasar pemugaran candi ngawen, itu terutama masalah penurunan, sampai 25 hingga 30 cm,” ungkap Pelaksana Lapangan Pemugaran Candi Ngawen, Semi, disela memantau pemugaran, Senin (20/6)

Akibat amblesnya pondasi bangunan candi sedalam 30 cm tersebut mengakibatkan banyak batu candi yang bergeser dan bahkan lepas sehingga tidak simetris lagi dengan bangunan aslinya.

Dari Lima candi perwara yang ada di komplek Candi ngawen, Empat camdi diantaranya kini telah mengalami kerusakan yang amat parah, “Namun karena keterbatasan dana, sehingga yang akan dipugar baru satu dulu, yang lain menyusul,” jelas Semi.

Menurut Semi, amblesnya bangunan candi ngawen itu, dikarenakan banyaknya sumber air disekitar candi, guncangan gempa bumi, serta Erupsi Merapi oktober 2010 lalu. “Karena di komplek ngawen sendiri itu debit air terlalu banyak, faktor utama itu Gempa, Erupsi dan debit air itu sendiri,” katanya.

Pihak BP3 memperkirakan di bawah fondasi sekarang masih terdapat 3 lapis batu dengan perkiraan jumlah batu per lapis sekitar 60 buah. Ada pun batu bagian atas yang dibongkar mencapai 320 buah blok batu. “Pengerjaan pemugaran ini akan kami lakukan selama 60 hari, sesuai anggran yang ada,” pungkasnya.


Bulog Kedu Kesulitan Penuhi Ketahanan Pangan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Bulog Sub Divre 5 Kedu mengaku menemui kesulitan dalam memenuhi target yang di tentukan Gubernur Jawa Tengah, yakni ketahanan pangan 100% pada Bulan Juli ini. Banyaknya lahan pertanian yang hilang dan rusak karena erupsi maupun banjir lahar dingin Merapi, menjadi penyebab utama kesulitan itu.

Kepala Bulog Sub Divre 5 Kedu Mustafa Kamal menjelaskan, meski banyak kendala, namun pihaknya berjanji akanj tetap berusaha untuk memenuhi target 100% pada akhir bulan juli ini. “Ya ini kan musimnya musim begini, ya kita kesulitan memang ada, tapi kita tetep nyari, tetep berusaha, insyaALLOH optimis dapet,” kata Mustafa di Magelang, Sabtu (18/6)

Saat ini sendiri menurut Mustafa, pihaknya telah memiliki 45% dari target Gubernur, atau sekitar 37 ribu ton beras yang disimpan di Dua gudang yang dimiliki. Penyebab terkendalanya pemenuhan target itu, adalah hilang dan rusaknya ratusan hektar lahan pertanian akibat benca merapi. “Jadi begini, ini terusterang daerah pesisir sungai ini kan lahan persawahan kan hancur, itu pengaruh, sangat pengaruh,” ungkap mustafa.

Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, meminta Bulog untuk dapat mempersiapkan cadangan beras dalam satu tahun untuk Profinsi Jawa Tengah sebanyak 570 ribu ton, langkah ini diambil, guna memenuhi kebutuhan beras masyarakat selama tahun 2011.

“Saya berharap sama kepala bulog jawa tengah itu, akhir juli itu harus 100%, mengapa begitu, nanti kalu sudah masuk agustus, september, oktober, november, sudah nggak ada panen,” pinta Bibit usai Inspeksi mendadak ke Gudang Bulog Sub Divre V Kedu, kabupaten Magelang.

Permintan gubernur ini bukanlah tak beralasan, menurut Gubernur, pada pertengahan tahun 2011 ini, masyarakat akan menghadapi bulan Ramadhan dan Lebaran, oleh karena itu, sudah dapat dipastikan, bahwa permintaan beras akan meningkat.

“Apalagi pada pertengahan tahun ini kan kita mau mau lebaran dan puasa, mesti harganya naik, dan mesti yang membutuhkan meningkat, pahal panennya berkurang, jadi kalau nanti tidak bisa memenuhi target itu, nanti mau beli beras dari mana? Makanya mumpung masih ada, dibeli,” jelas Bibit.

Gubernur berjani, apabila target tersebut dapat dipenuhi oleh bulog, maka ketahan pangan jawa tengah tahun 2011 ini akan aman hingga akhir tahun.


Antisipasi Antrax, Dinas Peternakan Magelang Siapkan 407 Liter Disinfektan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Antisipasi masuknya virus Antrax di wilayah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Dinas Peternakan dan Perikanan setempat, mengaku telah menyiapkan sebanyak 407 liter disinfektan. Selain menyiapkan Disinfektan, dinas juga membuka posko pengaduan kematian hewan.

Kepala Seksi Kesehatan Hewan dari Dinas Peternakan Kabupaten Magelang, John Manglampy mengatakan, sebenarnya stok disinfektan yang dimiliki lebih dari 407 liter, namun sebagian disinfektan itu kini telah di bagikan ke kecamatan- kecamatan yang berbatsan langsung dengan wilayah endemis Antrax.

“Disinfektan ini sekarang kami punya stok 407 liter, dan kemarin, beberapa kecamatan sudah kami bagi, kecamatan yang langsung berbatasan dengan kabupaten semarang, dengan kabupaten boyolali, serta dengan kabupaten sleman,” kata Jhon di Magelang, Jum’at (17/6)

Sementara itu, semakin menghawatirkanya penyebaran virus antrax di beberapa wilayah di jawa tengah, selain menyiapkan disinfektan, dinas peternakan kabupaten magelang, juga membuka posko pengaduan kematian hewan, menurut Jhon, posko tersebut dipusatkan di kantor dinas setempat:

“Buka posko disini, jadi dinas punya posko, nomor telpnya no telp kantor, silahkan kalu ada kematian,” ungkap Jhon.

Posko pengaduan sendiri, dibuka 24 jam, pengaduan bisa dilakukan melalui telp, maupun datang langsung ke kantor dinas, Selain penyakit antrax, menurut john, kabupaten magelang saat ini juga mewaspadai 5 penyakit priorotas lainnya yakni okulera, rabies, antrax, broselosis dan avian influensa.

Hingga pertengahan Juni ini sendiri, Jhon memastikan, Kabupaten Magelang masih aman dari virus yang kebanyakan menyerang hewan Sapi tersebut. “Ya tetep antisipasi, tapi sementara sampai saat ini, belum ada laporan atau kasus antarax yang menyerang pada ternak kami, jadi sampai saat ini Kabupaten Magelang masih aman dari Antrax,” Jelas John.

Merebaknya virus Antrax di beberapa wilayah, ternyata juga sempat mempengaruhi harga penjulan sapi hidup dibebrapa pasar hewan di Kabupaten Magelang.

”Saat erupsi merapi kemudian ditambah lagi dengan isu virus Antrax harga jual sapi juga sempat anjlok, bahkan yang biasanya 6 hingga 7 juta perekor, saat itu sempat hanya laku 3 hingga 3,5 juta per ekor, tapi sekarang berangsur sudah normal kembali, terlebih pasca penghentian ekspor sapi Australia,” kata Yono peternak Sapi.


Mahalnya Biaya Pendidikan Bagi Warga Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Warga lereng Gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, mengeluhkan mahalnya biaya pendidikan. Terlebih bagi mereka yang tinggal di daerah pasca bencana, dimana seluruh sumber kehidupan telah rusak akibat guyuran abu vulkanik maupun terjangan banjir lahar dingin gunung merapi.

Muslikhah, Warga Dusun Pondok, Kecamatan Srumbung mengaku, anak laki- laki pertamanya, kini tengah mendaftarkan diri di sebuah SMK di Kabupaten Magelang, namun untuk biaya pendaftaran saja, pihak sekolah memungut uang sebesar 45 ribu rupiah, belum lagi untuk biaya daftar ulang yang juga cukup memberatkan sebesar 1 juta lebih.

“Padahal dari kami sendiri hidup dilereng merapi ini, sangat sulit mendapatkan biaya untuk sekolah anak, habis kena erupsi, nggak punya penghasilan, sawah – sawah pada rusak semua,” kata Muslikhah di Magelang, Selasa (5/7)

Warga juga berharap, pemerintah bukan hanya memikirkan pendidkan dasar saja, namun juga pendidikan menengah atas.“Harapan saya yang dibantu jangan hanya pendidikan dasar saja, paing tidak ya sampai SMA dan SMK juga dibantu,” pinta Muslikhah.

Sementara itu, Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kabupaten Magelang, melarang pihak sekolah melakukan pungutan uang pendafataran bagi SD dan SMP kepada calon peserta didik baru.

Larangan pungutan uang pendataran tersebut, menurut Kepala Dinas pendidikan Kabupaten Magelang, Ngaderi Budiono, dikarenakan untuk biaya pendaftaran siswa baru bagi SD dan SMP sudah di tanggung menggunakan Biaya Oprasional Sekolah (BOS)

“Tapi yang masuk SD yang membiayai adalah bukan peserta didik yang masuk, tapi dari dana BOS, untuk pendaftaran tidak boleh, karena sudah dibiayai dari Dana BOS,” Jelas Ngaderi.

Selain melarang pihak sekolah SD dan SMP melakukan pungutan uang pendaftaran, Dinas pendidikan juga menentukan besaran maksimal uang pendaftaran bagi TK, SMA dan SMK.

Ngaderi merincikan, untuk tingkatan TK, biaya pendaftaran maksimal adalah 10 ribu rupiah, sementara tingkat SMA 20 ribu rupiah, sedangkan bagi SMK yang melakukan Tes Khusus maksimal adalah 25 ribu rupiah per siswa.

“Kami akan menegur bagi sekolah yang melakukan pungutan uang pendaftaran melebihi dari apa yang telah kami tentukan,” tegas Ngaderi.


100 Kyai dan 100 Lilin Magelang Untuk Ruyati



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Seratus Ulama di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu malam menggelar Tahlilan dan Doa bersama dengan menggunakan 100 lilin untuk Ruyati, Buruh migran Indonesia yang “terpaksa” meninggal, karena di pancung oleh pemerintah Arap saudi.

Perwakilan Ulama Magelang, KH Muhammad Yusuf Khudlori atau yang akrab disapa Gus Yusuf mengatakan, selain mendoakan almarhumah Ruyati agar diterima di sisi Tuhan, doa bersama seratus kyai kali ini juga untuk memberikan semangat kepada Buruh – buruh yang lain agar muncul semangat hidup, serta mempunyai jiwa kewira usahaan sehingga untuk bekerja tidak perlu jauh – jauh keluar negeri.

“Karena kita yakini, dinegarakita masih ada jutaan Ruyati- Ruyati yang lainnya yang nunggu dipancung oleh kapitalisme, oleh para koruptor yang telah menghabiskan hak-hak rakyat, yang telah memangkas hak ekonomi masyarakat, nah kita mendoakan, untuk punya kemandirian, serta punya kesemangatan,” kata Gus Yusf usai acara di Magelang, Rabu (23/6)

Meninggalnya Ruyati menurut para ulama ini, oleh pemerintah dan bangsa indosesia harus dijadikan moment kebangkitan dalam menanamkan jiwa wirausaha dan penciptaan lapangan pekerjaan di Indonesia bagi bangsanya.

“Kita melihat, bahwa kesalahan yang mendasar, bangsa ini tidak pernah serius untuk menanamkan kemandirian kepada rakyatnya, ini yang paling utama, sekaligus moment ini kita anggap sebagai refleksi, bangkitnya kewirausahaan, serta bangkitnya kemandirian bangsa indonesia,” tegasnya.

Gus Yusuf menambahkan, semangat kewirausahaan ini harus ditanamkan kepada jiwa anak bangsa sehingga ekspor tenaga kerja Indonesia (TKI) bisa dihentikan. “Kami sangat prihatin melihat kenyataan bahwa negeri ini mengekspor TKI. Hal ini sesungguhnya menggadaikan martabat bangsa," ungkapnya.

Ratusan Kayi ini menggelar doa di halaman pondok pesantren dengan penerangan sekitar seratus lilin. Acara tersebut digelar bersamaan dengan penutupan pesantren entrepreneur ke-4 di pondok tersebut. Mereka melantumkan doa tahlil dipimpin oleh KH Muktikun Asnawi. Usai pembacaan doa bersama juga dilakukan pembacaan puisi oleh beberapa santri untuk Ruyati.


Gairahkan Kembali Wisatawan Indonesia, Richard Gere Kunjungi Borobudur



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Aktor Hollywood Richard Gere Minggu (26/6) malam mengunjungi Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Kunjungan Richard, memenuhi undangan dari kementrian kebudayaan dan pariwisata dengan tujuan untuk memperkenalkan kembali Borobudur terlebih pasca erupsi Merapi.

“Kami berharap kunjungan Artis Richard Gere ini dapat membangkitkan, mendorong, serta menggairahkan kembali kunjungan wisatawan manca negara terlebih pasca erupsi Merapi, untuk berkunjung ke Indonesia, khususnya Jawa Tengah dan DIY,” kata Purnomo Siswo Prasetyo, Direktur utama PT Taman wisata Candi Borobudur, Prambanan dan Ratuboko.

Selain untuk meningkatkan minat wisatwan ke Indonesia, menurut Purnomo, kedatangan Richard juga untuk menikmati wisata minat khusus dan wisata malam hari, dengan meningkatnya minat wisatawan terhadap paket – paket wisata alternatif tersebut, diharapakan dapat menambah lama tinggal mereka di wilayah borobudur.

“Sehingga dapat dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar, untuk mempromosikan dan menjual potensi lingkungan yang ada, seperti Seni budaya, Kerajinan, Home Stay, serta Makanan Khas Borobudur, hal tersebut tentunya akan berdampak pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat sekitar,” ungkap Purnomo.

Kepala Unit Taman Wisata Candi Borobudur, Pujo Suwarno merincikan, dari tahun 2008 hingga 2010, angka kunjungan wisatawan manca negara ke Candi Borobudur terus mengalami peningkatan, dari mulai 129.383 orang pada tahun 2008, dan 156.247 orang pada tahun 2010.

“Sementara untuk tahun 2011 ini, hingga bulan Juni ini, kita telah kedatangan wisatawan mancanegara sebanyak 65.370 orang, kita targetkan akhir tahun nanti ada 221.264 orang asing yang berkunjung ke Borobudur,” jelas Pujo.

Richard Gere sendiri, datang ke Borobudur bersama Istri dan anaknya, selain memenuhi undangan Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata, juga untuk mengenang jejak langkah sang maha guru Budha Athisa yang seribu tahun lalu datang ke candi peninggalan dinati Syailendra itu.

“Kedatangan saya ke Candi Borobudur ingin mengikuti jejak langkan maha guru. Saya juga sangat senang datang ke Candi Borobudur,” kata Richard Gere kepada wartawan di Komplek Candi Borobudur, Minggu, (27/6)

Mantan lawan main Julia Robert dalam film Pretty Woman ini, direncakan akan berada di Magelang selama Dua hari hingga Senin (27/6) ini.


Kamis, 21 April 2011

Kartini Angkong Dari Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ibu – Ibu korban bajir lahar dingin gunung merapi di desa sirahan, kecamatan salam, Magelang, Jawa Tengah, mempunyai cara tersendiri dalam memperingati hari Kartini yang jatuh pada Kamis (21/4) ini, mereka tidak upacara dengan pakaian kebaya, namun mereka justru berlomba mengumpulkan pasir untuk suami – suami mereka, dan selanjutnya dibikin batako.

Ibu – ibu yang sudah terbiasa membawa angkong (gerobak pasir kecil) sama sekali tak kelihatan canggung ketika harus membawa angkok yang berisi pasir penuh.

Kekompakan antar sesama tim terlihat dalam lamba kali ini, tak terlihat sedikitpun kesedihan di wajah mereka, meski rumah dan pekarang serta lahan pertanian mereka telah hanyut dibawa banjir lahar dingin merapi ang terjadi sejak awal januari 2011 lalu.

Penyelenggra lomba menyediakan hadia juga bagi para pemenang lomba kali ini. Rp 100.000 bagi pemenang pertama, Rp 75.000 bagi pemenang ke-dua, serta 50.000 bagi pemenang ke tiga. “ Yang penting bukan hadiahnya mas, namun bagai mana semangat untuk tetap menjalani kehidupan kedepan ini yang jauh lebih penting,” kata Koordinator lomba, Heri Wahyudi disela kegiatan, Kamis (21/4)..

Heri menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah semangat para kaum ibu, agar lekas bangkit dari segal keterpurukan pasca bencana merapi. “Dengan lomba – lomba kecil seperti ini, kita hanya menggugah hati ibu – ibu untuk bangkit semangat, seperti semangat raden ajeng kartini, hidup raden ajeng kartini.....,” kata Heri sembari disambut sorak sorai ibu – ibu.

Karena faktor keadaan yang memaksa, ibu – ibu yang sebelumnya berprofesi sebagai petani dan penjaga warung kelontong ini, sejak january lalu mereka terpaksa mharus menjalani kehidupan yang berputar 180 derajat dibanding dengan kehidupan sebelumnya.

“Karena faktor keadaan yang memaksa, maka kami mengharap ibu – ibu ini bangkit dari segala keterpurukan, terkena bencana lahar dingin, kita tidak hanya berkeluh kesah, dan kita juga tidak nglokro, kita harus maju, seperti majunya, cita – cita raden ajeng kartini,” jelaas Heri

Zumaro, salah satu pesrta lomba balap angkong mengaku cukup terhibur dengan kegiatan ini. “Kami jadi semangat lagi, dan kami juga ingin sesemangat raden ajeng kartini,” kata Zumaro dengan menggebu.(F1)


Sistem Komputerisasi, Banyak Siswa SMALB Kesulitan Isi Lembar Jawaban



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Sebanyak 12 pelajar SMA Luar Biasa Yayasan Pendidikan dan Penyantunan Anak Luar Biasa (YPPALB) Kota Magelang, Jawa Tengah, hingga Kamis (21/4), juga masih mengerjakan soal – soal ujian nasional (UN).

Pelaksanaan UN SMALB yang disamakan dengan SMA biasa, membuat peserta UN di sekolah ini kesulitan mengisi lembar jawab komputer (LJK) terutama dalam mengarsir lingkaran jawaban.

“Beberapa siswa terutama yang siswa tuna rungu kesulitan saat mengisi LJK, terutama saat membuat arsiran bulat sering melenceng - melenceng” kata Kepala Sekolah setempat, Bakir disela memantau hari terakhir UN di sekolahnya, Kamis (21/4)

Menurut Bakir, berbagai upaya untuk menjelaskan mengenai lembar jawan ini, sebetulnya telah dilakukan oleh pihak sekolah, seperti memperbanyak latihan pengisian lembar jawaban sebelum UN berlangsung.

Sebanyak 12 siswa tersebut meliputi 4 siswa Tuna Grahita, serta 8 siswa Tuna Rungu. Tidak jauh berbeda dengan peserta UN pada umumnya, mereka juga tampak serius mengerjakan soal-soal UN, meski sesekali mereka juga terlibat saling canda dengan teman sekelasnya.

Bakir menambahkan, semua standarisasi UN untuk SMA Luar Biasa sama dengan SMA pada umumnya. Mulai dari jumlah soal, waktu pengerjaan, hingga jadwal mata pelajaran yang diujikan, semua sama dengan SMA pada umumnya.

“Yang berbeda hanya pada bobot soal serta kurikulum, untuk sekolah kami tentunya lebih mudah dan disesuaikan dengan kemampuan anak didik,” tambahnya.

Yulianto, pengawas ujian, mengaku memberikan toleransi tersendiri kepada peserta UN di SMALB ini, terlebih mengenai kesulitan dalam pengisian lembar jawaban itu. “Toleransi yang kami berikan hanyalah sebatas kesalahan dalam pengisian data siswa dan data sekolah, apabila terdapat kesalahan kami bantu, namun kalau jawaban jelas tidak mungkin kami bantu,” kata Yuli.

Kendati mereka tergolong pelajar yang “Luar biasa” namun mereka optimis akan dapat menyesaikan ujian nasional tahun ini. “Siap lulus,” ungkap Andi Gunawan salah satu peserta sebelum memasuki ruangan ujian.(F1)


Biaya Studi Banding DPR RI Tidak Masuk Akal



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Studi banding yang dilakukan anggota DPR RI selama masa reses pada 8 April - 8 Mei 2011 yang menghabiskan dana total Rp 12.730.087.250, dianggap bukan sebuah kewajaran oleh warga korban erupsi maupun lahar dingin merapi di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

“Wah itu menurut kami sangat kurangajar dan tidak masuk akal,” kata Heli Wibowo, korban merapi Kecamatan Srumbung, Magelang, Selasa (19/4)

Menurut Heli, uang rakyat sebesar itu harusnya dialokasikan terlebih dahulu untuk pemuliahn daerah – daerah yang terkena bencan seperti merapi, wasior, mentawai maupun daerah – daerah yang lainnya.

“Sekarang bantuan sudah jarang ada, padahal kami masih harus tetap hidup, sementara lahan pertanian kami sudah hilang karena merapi, kok mereka malah enak – enakan main ke luar negri,” ungkap Heli sembari mengeluh.

Ungkapan yang sama juga disampaikan Didik Hermanto, korban erupsi merapi di Kecamatan Muntilan, menurutnya, anggota DPR yang memilih adalah rakyat, maka sudah seharusnya DPR memikirkan nasib rakyatnya yang sedang dilanda kesusahan.

“Kalau seperti ini kan namanya dipilih rakyat, namun malah tidak memikirkan rakyatnya, harusnya uang sebanyak itu dialokasikan dulu untuk membangaun sekolahan yang rusak karena erupsi maupun lahar dingin, atau membangun tambahan Huntara,” keluh Didik.

Sementara itu Heppy Sukro Parwono pengungsi merapi dari Muntilan, justru menganggap bahwa kegiatan yang dilakukan DPR RI hanyalah untuk menghambur – hamburkan uang rakyat. “Sekarang itu DPR bukanlah dewan perwakilan rakyat, tapi dewan pembagi rezeki,” kata Heppy.

Total anggaran yang digunakan studi banding kerja DPR RI selama masa reses pada 8 April - 8 Mei 2011 terhitung Rp 12.730.087.250, hal ini terlihat dari Rencana Kunjungan dan Dipa DPR tahun 2011.

Sementara itu, kunjungan kerja Komisi VIII DPR ke China 17-24 April 2011 untuk studi banding soal kemiskinan menghabiskan dana sekitar Rp 668.730.500 dan ke Australia menghabiskan anggaran Rp 811.800.250.(F1)


Kamis, 17 Februari 2011

Tim SAR Magelang Terkendala Transportasi Saat Evakuasi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Garda terdepan pemerintah Kabuaten Magelang, Jawa Tengah, dalam setiap penanggulangan dan penanganan bencana alam, Tim SAR kabupaten Magelang, ternyata hingga kini masih mengalami kendala dalam bidang transportasi.

“Terkendala pada tranportasi, khususnya mobilitas, ini menjadi kebutuhan yang paling pokok, yang perlu segera ditanggapi dan dipenuhi sesuai dengan situasi dan kondisi didaerahnya,” Ungkap Ketua SAR Kabupaten Magelang, Heri Prawoto di Magelang, Rabu (16/02)

Lebih lanjut Heri mengatakan, saat ini pihaknya hanya memiliki satu mobil oprasional sejenis kijang, itupun menurutnya berstatus pinjam pakai dari Dinas Pengelola Keuangan, dan Aset Derah (DPKAD)

“Seandainya terjadi permasalahan didarat memang kami baru mendapatkan pinjam pakai dari DPKAD sebuah mobil kijang, yang mana kalau didaerah yang benar – benar ber-air dan sebagainya perlu kendaraan doubel gardan, tidak seperti yang dipinjam pakaikan.” kata Heri

Menurut Heri, selain kendala mobilitas darat, Tim SAR Magelang juga mengalami kendala mobilitas di Air. “Kami juga terkendala perahu karet, yang mana pada saat evakuasi diair, seperti contoh kemarin pada saat mengevakuasi korban arung jeram di kali progo, kami hanya bisa menyisir dipinggir, karena tidak memiliki peralatan perahu karet,” jelasnya.

Pihkanya mengaku hingga kini juga telah mengajukan permohonan perlengkapan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Dalam hal ini kami sudah mengajukan beberapa, seperti di BPBD jawa tengah, kita mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana, khususnya untuk mobilitas, yaitu mobil Truk, mobil Rescue double gardan, juga mobil pengankutan peralatan, termasuk perahu karet, tapi hingga kini memang belum terealisasi,” pungkas Heri. (F1)


Selasa, 15 Februari 2011

Doa Bersama Untuk Keselamatan Bangsa



Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Forum Lintas Agama Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar ritual selamatan dan doa bersama untuk keselamatan bangsa, manusia dan alam. Selamatan digelar untuk mengantisipasi perbedaan pendapat antar umat bergama, yang saat ini marak di berbagai daerah.

Beberapa tokoh lintas agama kabupaten magelang, seperti Romo V Kirjito, Beberapa ulama dan kyai magelang, juga beberapa Bante nampak hadir dalam acara itu.

Menurut panitia penyelenggara. Khabibulloh, selama erupsi hingga bencana lahar dingin merapi, umat lintas agama di daerah ini telah bersama – sama menangani pengungsi, sehingga pihaknya berharap agar kebersamaan yang selama ini sudah terjalin, tidak terpecah hanya karena isu – isu lintas agama.

“Doa bersama dan selamatan ini lebih pada kita meneguhkan kembali komitmen yang sudah dibangun selama ini, kita perteguh kembali, jangan sampai hanya permasalahan yang sederhana, permasalahan yang tidak penting kaya di temangung, kita semua terus terpengaruh,” kata Habib usai acara, Senin (14/2)

Habib menjelaskan, di kabupaten magelang saat ini masih terdapat Tiga ribu lebih pengungsi lahar dingin merapi, menurutnya hal ini jauh lebih membutuhkan perhatian, dibandingkan mengurusi hal – hal sederhana seperti perbedaan pendapat antar umat beragama.

“Problematika pengungsi yang ada dimerapi itu masih butuh pengelolaan panjang, pengungsi – pengungsi ini tidak punya rumah, tidak punya pekerjaan, inikan jauh lebih penting untuk dipikirkan,” jelas Habib lagi.

Menurut Habib, kerusuhan yang terjadi di Temanggung, harusnya tidak perlu diperpanjang lebarkan kembali, namun hendaknya kejadian itu dijadikan sebagai refleksi antar umat beragama.

“Kejadian yang terjadi ditemangung, saya kira menjadi sebuah refleksi, dari kerukunan umat beriman, bagaimana kita lebih mendahulukan komitment kemanusiaan, komitmen kebangsaan, komitment terhadap alam, dari pada komitment kelompok, komitmen individu, atau komitment golongan, baik itu bersifat agama, ras, suku, maupun ideologi,” pungkasnya. (F1)


Petani Salak Merapi Atasi Kesulitan Ekonomi Dengan Tumpang Sari



Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Petani salak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, memilih sistem tanaman tumpang sari pada perkebunan salaknya, langkah itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan ekonomi sehari – hari, pasca bencana erupsi merapi.

Sri Sudalmi, petani salak di Dusun pondok, Desa Srumbung misalnya, pasca pohon salaknya roboh diguyur abu vulkanik merapi, ia memilih lahan salaknya di tanami tumpang sari dengan tanaman jagung serta kacang – kacangan.

“Sewaktu ada merapi melutus itu pohon salak itu pada roboh, jadi nggak bisa berbuah, jadi saya memilih sela – selanya itu pohon salak tak kasih tanaman sayur – sayuran, biar cepat panen,” ungkap Sri Sudalmi disela memanen tanaman sayurannya, di Srumbung Magelang, Selasa (15/02)

Menurut pengetahuan yang ia dapatkan, pohon salak yang sudah diguyur abu vulkanik merapi baru akan berbuah paling cepat memakan waktu satu tahun kedepan. “Ya kalu salak yang sudah rusak itu ya satu tahun – dua tahun baru berbuah lagi, padahal saya kan setiap hari butuh makan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dilakukan Widarti, petani salak Dusun Polengan, Kecamatan Srumbung, menurutnya selain untuk dijual demi kebutuhan ekonomi, menanam sayuran di kebun salak juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sayur keluarganya.

“Namanya orang kampung ya Mas, kita setiap hari juga butuh sayur mayur, jadi ya selain dijual ini juga untuk konsumsi sendiri,” kata Widarti.

Erupsi merapi tahun 2010 ini memang menimbulkan kerugian dan kerusakan disemua sektor, bukan hanya rumah dan insfrastuktur yang rusak, namun pertanian dan sektor perikanan, peternakan juga merasakan dampak yang tidak sedikit ringan.

“Waktu erupsi yang tahun 2006 itu kerusakannya tidak sampai separah ini, karena kampung saya adalah kampung paling atas yang tidak diungsikan, namun 2010 ini sungguh luar biasa, semua penghidupan warga hancur,” tambah Widarti.

Sebelumnya, Mentri Pertanian Suswono, ketika berkunjung di Magelang, mengatakan, Tahap rehabilitasi dan rekontruksi terutama untuk sektor pertanian, pemerintah mengalokasikan dan sebesar Rp 6,4 milyar, dan Rp 6,3 milayar diantaranya hingga kini telah direalisaikan.

“Buat penyelamatan itu ada adana untuk magelang ini ada 6,4 Milyar, yang sudah dicairkan 6,3, masih ada dana 120 juta, jadi ini untuk penyelamatan lahan – lahan salak ini, dimana dari penyelamatan ini kita lakukan dengan cara padat karya melibatkan 146.000 orang,” kata Suswono

Pemerintah berharap, kesempatan padat karya ini bisa dijadikan lapangan pekerjaan bagi korban erupsi maupun lahar dingin merapi.(F1)


Senin, 07 Februari 2011

Pasien Rawat Jalan Jamkesmas Maningkat 2000 Pasien



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Jumlah pasien Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang yang menggunakan kartu jaminan kesehatan masyarakat pada tahun 2010, mengalami penurunan pada pasien yang rawat inap, sementara untuk pasien yang rawat jalan justru mengalami kenaikan.

Direktur RSUD Kabupaten Magelang, Dr Sasongko merincikan untuk tahun 2010, pasien rawat jalan dari pemegang kartu jamkesmas sebanyak 16.511 pasien, sedangkan tahun 2009, ada 14.644 pasien.“Jadi untuk rawat jalan ada kenaikan sekitar 2000 pasien,” kata Sasongko di Magelang, Rabu (7/2)

Sementara untuk pasien jamkesmas yang mengalami rawat inap, pada tahun 2010 terdapat 3.753 pasien, sementara untuk tahun 2009, terdapat 3.978 pasien. “kalau untuk pasien yang rawat inap pengguna jamkesmas, terjadi penurunan sekitar 200 pasien,” ungkap Sasongko.

Menurut Sasongko, data tersebut menunjukan bahwa mayoritas pasien telah mengalami kesembuhan hanya dengan rawat jalan. “Positif tingking saja, mereka yang sakit dan periksa rawat jalan itu banyak sembuhnya, sehingga tidak harus mondok dirumah sakit,” tambah Sasongko.

Pada tahun 2010, Pemerintah Kabupaten Magelang memberikan kartu jaminan kesehatan masyarakat kepada 447.458 orang.(F1)


Tarif Air Minum PDAM Naik Bulan Ini



Oleh: Ika Fitriana

Fast Pojok Kota- Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kota Magelang resmi melakukan penyesuaian tarif dengan dinaikannya harga dasar pemakaian air. Jika sebelumnya tarif pemakaian air Rp 750 per meter kubik, terhitung per Januari 2011 ini, pelanggan dibebani Rp 1.200 per meter kubiknya.

Rencana kenaikan ini sempat molor, karena dalam keputusan Wali Kota Magelang No 539/50/112/2010 telah disepakati kenaikan tarif mulai 27 Agustus 2010 lalu.

Direktur PDAM Kota Magelang, Suryadi, didampingi kabag keuangan PDAM, waluyo mengatakan, penyesuaian dengan menaikan tarif tersebut dikarenakan beberapa faktor seperti kenaikan tarif dasar listrik, BBM, biaya perbaikan peralatan dan instalasi sumber air, biaya pemeliharaan transmisi dan pajak air bawah tanah.

“Dengan menaikan tarif ini, semoga PDAM bisa terhindar dari kerugian,” harap Waluyo di magelang (7/2)

Selain itu kenaikan tersebut, lanjutnya juga dalam upaya untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan. Ada beberapa hal yang akan dilakukan, terangnya, salah satunya adalah dengan menambah reservoir (tempat penampungan air) di Gunung Tidar dan Sraten.

Selain itu perbaikan juga akan dilakukan pipa transmisi dan distribusi (pipa asbes yang sering bocor). “Dengan itu, diharapkan tidak lagi ada permasalah mengenai pasokan air ke pelanggan,” tambahnya

Untuk kenaikan tersebut, pihaknya juga telah melakukan sosialisasi kepada seluruh lapisan masyarakat mulai bulan Juni tahun lalu. (F2)


Rabu, 02 Februari 2011

Pemerintah Siapkan Program Pemberdayaan Bagi Daerah Dampak Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Memasuki masa rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana merapi, Kementrian tenaga kerja dan transmigrasi mengaku telah menyiapkan berbagai program – program pemberdayaan yang dikhususkan bagi daerah – daerah terdampak bencana merapi.

Hal tersebut disampaikan oleh Mentri Tenaga Kerta dan Transmigrasi, Muhaimin Iskandar, menurut Muhaimin, beberapa program yang disiapkan antara lain padat karya, serta tehnologi tepat guna.

“Jadi kita sudah putuskan banyak sekali program – program yang akan dikhusukan daerah – daerah terdampak, ada padat karya, teknologi tepat guna, dari berbagai kementrian,” kata Muhaimin usai mengikuti tahlilan 7 hari wafatnya KH Abdurahman Chudlori di Tegalrejo, Magelang, Senin (31/01)

Muhaimin menambahkan. bahwa program – program tersebut dikususkan sebagai solusi sementara pasca bencana merapi.“2011 ini akan menurunkan berbagai program pemberdayaan, sebagai solusi sementara menuju persiapan rehabilitasi dan revitalisasi lahan – lahan,” ungkap Muhaimin.

Selain langkah pemberdayaan, Kementrian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, juga mengaku akan memberikan fasilitas transmigrasi khusus kepada warga korban bencana Merapi yang rumahnya rusak dan roboh akibat erupsi maupun banjir lahar dingin.

“Juga kalau dikementrian saya, juga kita siapkan transmigrasi khusus, Jadi silahkan datang kepada dinas tenaga kerja dan transmigrasi daerah, berhubungan pasti akan di kelola untuk ditempatkan didaerah – daerah yang kita sudah siapkan,”tambahnya

Meski enggan merincikan kehususan program transmigrasi tersebut, namun menurut Muhaimin, pihaknya tidak akan memberikan batasan atau kwota bagi warga merapi yang akan transmigrasi.

“Sebetulnya tergantung masyarakat, yang termotivasi berapa, semua, berapa yang mereka yang mau, kita siapkan,” pungkas Muhaimin.(F1)


Senin, 31 Januari 2011

BPBD: Lokasi Huntara Agar Dimusyawarahkan Dahulu



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Tengah, meminta kepada pemerintah kabupaten magelang, agar dalam penentuan lokasi rumah hunian semetara, terlebih dahulu dimusyawarahkan dengan masyarakat calon penghuninya.

Jarot Nugroho, ketua BPBD Jawa Tengah mengatakan, pihaknya tidak mau kejadian penolakan rumah hunian sementara (Huntara) pada waktu erupsi 2010 lalu yang sudah disipakan 111 unit, namun ternyata hanya ditempati 8 unit, terulang pada huntara lahar dingin ini.

“Tetapi lokasinya, sekali lagi lokasinya, harus yang menentukan bersama, antara pemerintah kebupaten dengan warga, jangan sampai terjadi yang sudah ditentukan 111 itu ditolak oleh warga, ini jangan sampai terulang kembali,” pinta Jarot saat meninjau calon lokasi huntara di Magelang, Senin (31/01)

Menurut Jarot, saat ini pemerintah kabupaten magelang sudah mengajukan dua lokasi yang akan dijadikan rumah hunian sementara, namun saat ini pula, pihaknya juga tengah mengakaji, apakah lokasi tersebut benar – benar aman dari ancaman bahaya lahar dingin merapi.

“Kalau pengajuan lokasi ada dua lokasi yang akan ditentukan, tapi ini sedang dilihat kembali, apakah itu betul – betul aman untuk yang ancaman sekunder yang lahar dingin,” ungkap Jarot.

Pihak BPBD Jawa Tengah mengaku telah menyiapkan anggran sejumlah Rp 11,4 milayr, untuk pembangunan rumah hunian sementara bagi korban lahar dingin di Kabupaten Magelang.”Kita sudah menyiapkan Rp 11,4 Milayar, namun sekali lagi kita menunggu kepastian kemamaan lokasi dan kesiapan penghuninya,” pungkas Jarot.(F1)


Polisi: Crop Circle Tegalrejo, Tak Ada Tanda Buatan Manusia



Oleh: Fitriana Ika

Fast Pojok Kota- Setelah sempat menggemparkan Sleman dan Bantul, crop circle atau suatu bentuk lingkaran dan bentuk bentuk lain seperti geometri di lahan pertanian yang luas, kembali muncul di Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang,

Berdasarkan hasil penyelidikan sementara yang dilakukan Polres Magelang, tidak ada tanda-tanda buatan manusia pada fenomena tersebut.”Seperti jejak manusia maupun lubang bekas patokan juga tidak kita temukan,” demikain diungkapkan Kapolres Magelang, AKBP Kif Aminanto di Magelang, Senin (31/01).

Lebih lanjut, Kapolres mengatan, bahwa pihaknya akan berkoordinasi dengan pihak terkait, seperti Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN). “ Selain kerjasama dengan LAPAN, kita juga akan meminta keterangan dari 5 saksi antara lain Muhaimun orang yang pertama kali menemukan, H Yasin pemilik sawah serta 3 orang warga setempat,” tambah Kapolres.

Sebelumnya, Crop Circle pertama kali di temukan oleh Muhaimin, persis berada di belakang pesantren Hidayatul Muhtadiin, Desa Banyusari, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang, pada Sabtu (29/1) pukul 07.00 WIB.

Kondisi crop circle itu berupa padi yang rebah searah jarum jam, lebih sederhana dibanding dengan crop circle di Sleman dan bantul. Berbentuk 5 lubang yang sejajar. Paling besar adalah lubang di tengah yang besarnya 3,68 meter, sedang lubang lain yang mengapitnya berdiameter rata-rata 2,50 meter.(F2)


29 Warga Luka dan Meninggal Akibat Banjir Lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Jumlah korban luka dan meninggal akibat bahaya lahar dingin merapi, yang sempat dan sedang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang mencapai 29 orang, dimana Dua diantaranya meninggal dunia.

Kepala Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Magelang, Dr Sasonko menjelaskan, dari 29 warga korban lahar dingin tersebut, kini masih tersisa 23 warga yang masih dirawat. “Total semua ada 29 meninggal 2, rawat jalan ada 4, kemudian yang rawat inap ada 23,” kata Sasongko di Magelang, Senin (31/01)

Menurut Sasongko, Seluruh biaya pengobatan dan perawatan dari korban bencana lahar dingin ini akan ditanggung oleh pemerintah. “InsyaALLOH pasti kita bantu semua, karena ini masih dalam masa tanggap darurat, dan dalam situasi bencana,” ungkap sasongko.

Selain mengakibatkan korban jiwa, banjir lahar dingin di Kabupaten Magelang juga mengakibatkan kerigian harta benda. Untuk jumlah rumah penduduk yang menjadi korban banjir lahar dingin merapi terus bertambah, seiring masih terus terjadinya bajir lahar dingin di sungai – sungai yang berhulu di puncak gunung merapi.

Bupati Magelang, Singgih Sanyoto mengatakan, hingga Sabtu 22 januari 2011 ini, Pemkab Magelang mencatat sebayak 303 rumah yang terkena dampak lahar dingin itu. Ia merincikan, 303 rumah penduduk tersebut tersebar di 4 Kecamatan, yakni Muntilan, Salam, Ngluwar, serta Kecamatan Mungkid.

“Untuk rumah penduduk yang hanyut atau rusak akibat terkena banjir lahar dingin, hingga kini telah mencapai 303 rumah di 4 wilayah kecamatan, meliputi muntilan, salam, mungkid dan ngluwar, dengan perincian 87 rumah hanyut, 144 rusak berat, 62 rusak sedang, dan 10 rusak ringan.” Ungkap Bupati usai rapat koordinasi penanggulangan bencana di Magelang, Sabtu (22/01)

Selain telah merusakan ratusan rumah, banir lahar dingin juga telah meruntuhkan 9 jembatan, serta dua ruas jalan yang putus disekitar alur sungai putih dan sungai pabelan. ”Ada 9 jembatan yang rusak atau runtuh, serta dua ruas jalan yang putus disekiar kedua alur sungai tersebut,” tambah Bupati.

Menurut Bupati hingga kini pihaknya juga belum mendapatkan informasi akan sampai kapan bahaya lahar dingin ini mengancam. “Kita belum tau akan sampai kapan ini begini (Lahar dingin mengancam) namun yang pasti kita tersu berupaya menyelamatkan jiwa, serta mengurangi resiko bencana,” pungkas Bupati.(F1)


Tersangka Pembunuh Menyerahkan Diri ke Polisi



Oleh: Fitriana Ika

Fast Pojok Kota- Tersangka pembunuh Susi Lestari siswi SMP N 13 Magelang, akhirnya berhasil diamankan pihak kepolisian, setelah ia menyerahkan diri pada sabtu sore yang
lalu.

Tersangka yang merupakan mantan pacar korban, berinisial SS, alias Plencing , 25 tahun, warga Desa Sindas, Kecamatan Secang, Kabupaten Magelang, Ia menyerahkan diri didampingi Kapolsek Magelang Tengah, AKP Anwar.

Ditemui di Mapolres Magelang Senin (31/01), tersangka mengaku tega menghabisi nyawa korban, lantaran sakit hati dengan perkataan korban. ketika itu, kamis sekitar pukul 2 siang, korban dan tersangka berteduh di depan kantor MWC NU desa dlimas tegalrejo Magelang.

“Kemudian kami terlibat adu mulut yang pada intinya susi meminta balikan menjadi pacar saya, kemudian saya menolak, lantaran saya sudah punya istri dan anak,” Kata SS di Mapolres Magelang, Senin (31/01).

Setelah permintaan korban tidak dituruti, Korban kemudian malah mengeluarkan kata-kata kotor atau menghina tersangka, kemudian tersangka emosi, dan seketika itu ia melakukan penganiyaan kepada korban hingga tewas.

Ironisnya, sebelum menyerahkan diri, bahkan tersangka sempat ikut dalam kerumunann masa ketika menyaksikan ditemukaknnya jasad korban di belakang kantor mwc NU pada jum'at pagi. “ Setelah itu saya juga sempat melarikan diri ke Wonosobo,” ungkap SS alias Plencing.

Menurut Kapolres Magelang, AKBP Kif Aminanto, tersangka kemudian dijerat pasal
388 KUHP, tentang penghilangan nyawa orang lain, “Tersangka kami ancam dengan hukuman 15 tahun penjara,” kata Kapolres.(F2)


Lima Ribu Hektar Lahan Pertanian Terancam kekeringan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Dampak bahaya banjir lahar dingin merapi kian meluas, kali ini, akibat putusnya beberapa jembatan dan tanggul penahan aliran sungai, lima ribu lebih lahan pertanian warga terancam kekeringan dalam waktu yang cukup lama.

“Dampak kedepan, itu pertahanan pangan, itu irigasi yang ditangani DPU sekitar 5000 hektar, tepatnya 5.925 hektar akan terancam kekeringan yang cukup lama, dampaknya itu,” demikian diungkapkan Sutarano, sekretaris Dinas Pekerjaan Umum, Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Magelang, Sabtu (29/01)

Sutarno mengatakan, lima ribu lebih lahan pertanian itu berada di 6 Kecamatan yang meliputi Kecamatan Srumbung, Dukun, Salam, Muntilan, Ngluwar, Serta Mungkid. “Daerah – daerah tersebut berada di bantaran sungai - sungai yang berhulu dipuncak merapi,” kata Sutarno.

Pihakn DPU dan ESDM sendiri hingga kini mengaku belum bisa berbuat apapun untuk menanggulangi ancaman kekeringan di ribuan hektar lahan pertanian itu, pasalnya ancaman lahar dingin besar masih terus mengancam sungai – sungai yang berhulu di puncak merapi.

“Selama muslim hujan masih seperti ini ya kami tidak bisa berbuat apa – apa, kecuali antisipasi dan meningkatkan kewaspadaan,” pungkas Sutarno.(F1)


Minggu, 30 Januari 2011

97 KK Korban Erupsi Merapi Daftar Transmigrasi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota - Sembilan puluh tujuh Kepala Keluarga korban erupsi Gunung Merapi di Kabupaten Magelang Jawa Tenga, kini telah mendaftarkan diri sebagai calon transmigran.

Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Magelang, Nur Huda, mengaku telah melaporkan 97 kk tersebut hingga pemerintah pusat. “Saya sudah melaporkan ke pusat, maupun ke provinsi terkait dengan warga yang berminat transmigrasi, khusunya warga yang kena erupsi, yang sampai saat ini sudah sampai 97 kk,” Kata Nur Huda di Magelang, Senin (17/01)

Menurut Nur Huda, 97 KK tersebut, akan transmigrasi ke Kabupaten Kuburaya, Provinsi kalimantan barat. “Semua kita bantu dalam mempersiapkannya, termasuk dokumen - dokument dan sebagainya kita siap bantu,” tegas Nur Huda.

Sementara ketika disinggung menganai korban bahaya lahar dingin, Nur huda menambahkan, hingga kini belum ada yang mendaftar.

“Belum belum, lahar dingin kan baru saja, ya nanti kalu misalnya mereka berminat ya kita tampung, kita terima, dan kita laporkan ke pusat, karena kalu transmigrasi sangat – sangat tergantung dari pusat, penyediaa tanah dan lain sebagainya kan disana.” Tambahnya.(F1)


Jumat, 28 Januari 2011

DisHub Magelang Siapkan Peta Jalur Alternatif Jogja - Magelang



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang melalui dinas perhubungan, mengaku telah mempersiapkan jalur alternatif sebagai langkah antisipasi, apabila jalan jogjakarta – magelang km 23 di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, kembali diterjang banjir lahar dingin merapi.

Sri Suraryo, Sekretaris Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang mengatakan, persiapan tersebut dilakukannya dengan membuat peta jalur alternatif Magelang – Jogjakarta.

“Kita membuat jalur alternatif yang kita sebarkan ke masyarakat, terus tentunya kita memandu bagi masyarakat yang akan menuju arah jogja maupun magelang, nanti kita arahkan ke jalur – jalur yang sudah kita buat,” kata Sri Suraryo di Magelang, Jum’at (28/01)

Menurut Suraryo, jalur yang paling memungkinkan apabila Jln Jogja – Magelang Km 23 ditutup, adalah melalui Kecamatan Kalibawang, Kabupaten Kulon Progo

“Diamana untuk yang paling memungkinkan, seandainya jalan jumoyo atau di gempol itu putus, kita nanti arahakan ke arah kali bawang, kemudian lewat borobudur, jadi kali bawang, jagalan, borobudur, itu yang paling memungkinkan, namun kalau kendaraan berat tidak bisa, harus kendaraan roda empat yang kecil – kecil,”jelasnya.

Ketika disinggung mengenai jalur alternatif yang melalui Kecamatan Srumbung, Suraryo menjelaskan bahwa jalur itu juga hanya diperuntukan bagi kendaran kecil saja, itupun hanya siang hari.

“Nah lewat srumbung itu juga kendaraan kecil, itupun jangan malam hari, karena berbahaya, kalau tidak tau situasi yang sebenarnya, karena ancamannya juga besar, jembatannya, kontruksinya sudah tergerus, sehingga disitu sudah kita buat larangan kendaraan truk gak bisa lewat situ,” terang Suraryo.

Kepada kendaraan truk dan box serta kendaraan besar lainnya, apabila terjadi banjir lahr dingin dan jalur jogja – magelang di dusun gempol putus lagi, maka terpaksa harus berhenti atau kembali dan mengambil jalur yang melalui Kabupaten Purworejo. “Harus berhenti, atau lewat purworejo,” tambahnya.

Pihaknya berjani akan selalu memperbaharui data peta jalur alternatif tersebut, mengingat kondisi dan situasi yang setiap saat bisa terus berubah. “Itu tentunya harus kita update terus, karena situasinya berubah terus, jembatan nanti bisa kembali putus seandainya terjadi banjir yang sangat besar,” Pungkasnya.

Sebelumnya, permintaan penyiapan jalur alternatif jalan Jogja – Magelang tersebut juga dilakukan oleh Wakil Ketua Komisi 5 DPR- RI Yosep Umar Hadi.

“Itu saya kira perlu, harus ada alternatif jalan untuk mengatasi apabila jalan nasional putus, kalau jembatan memerlukan waktu panjang, maka alternatif harus disiapkan,” kata Yosep di sela kunjunganya di jalan Jogjakarta – Magelang Km 23, Kecamatan Salam.(F1)


Material Lahar Dingin Baru Habis Setelah 3x Musim Hujan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Endapan Material Vulkanik yang berada dipuncak Merapi, hingga kini ternyata masih cukup banyak, bahkan pihak Balai Penelitian dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK)Yogyakarta, memperkirakan material vulkani tersebut baru akan habis setelah Tiga kali musim hujan.

Subandrio, Kepala BPPTK mengatakan, hingga kini material yang sudah turun dari puncak merapi baru sekitar 20%.”Yang sudah turun ya sekitar 20 sampai dengan 30%lah, sehingga ini masih terus mengancam, sudah seringkali saya sebutkan material ini tidak akan habis satu kali musim hujan saat ini saja, tapi paling tidak dua - tiga kali musim hujan baru akan reda lah untuk ancaman bahaya lahar ini,” kata Subandrio di Magelang, Jum’at (28/01)

Menurut Bandrio, untuk kali putih yang saat ini sudah jelas menimbulkan efek negatif bagi masyarakat, ternyata material yang turun baru 12 juta m3, dari 18 juta m3 potensi material yang ada dipuncak Merapi.

“Jadi kalau yang diatas masih banyak, yang jelas untuk kali putih aja yang turun menjadi endapan lahar itu minimal sudah 12 juta m3 dari potensi yang ada sekita 18 juta m3 dibagian atas, sungai – sungai yang lain, kecuali pabelan belum signifikan.”ungkap Bandrio.

Kepada Pemerintah Daerah diseputar lereng Merapi, pihaknya berharap agar sesegra mungkin bisa berkoordinasi dengan pihak pemangku kepentingan penaggulangan bencana yang ada.

“Ya kita harapkan pemerintah daerah bisa berkoordinasi dengan steak holder didalam penanggulangan bencana ini, untuk ancaman bahaya lahar ini supaya bisa mengantisipasi semua dampak negatif dari bahaya lahar, terutama keselamatan masyarakat itu yang menjadi fokus utama,” jelasnya.

Selain berkoordinasi dengan pemangku kepentingan, BPPTK juga berharap agar insfrastruktur vital yang telah diterjang lahar dingin merapi, agar lekas difungsikan kembali, agar tidak menggangu roda perekonomian masyarakat.

“Yang kedua juga sarana dan prasana atau insfrastruktur yang fital, itu bisa segera berfungsi kembali, supaya tidak menggangu sektor perekonomian masyarakat dan pemerintah kabupaten magelang khususnya,” pungkasnya.(F1)


Kamis, 27 Januari 2011

Pemerintah Harus Berikan Ganti Rugi Akibat Bencana Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Komisi Lima DPR-RI mendesak pemerintah, agar memberikan ganti rugi atas segala kerugian yang diderita oleh masyarakat, akibat bencana erupsi maupun lahar dingin merapi.

Wakil Ketua Komisi 5 DPR – RI, Yosep Umar Hadi mengatakan, bahwa penggantian itu penting, karena rumah mapun persawahan sebagai pusat sumber ekomnomi masyarakat.

“Itu harus dibicarakan ditingkat pusat, dan itu saya kira perlu karena untuk kehidupan dan penghidupan masyarakat, baik itu sawah, maupun juga lahan perumahan dan permukiman harus disiapkan yang baru, harsu diganti yang baru.” Kata Yosep disela kunjungan kerja Komisi 5 DPR-RI di Kabupaten Magelang, Rabu (26/01)

Sebelumnya, Menteri koordiantor bidang kesejahteraan rakyat (Menkokesra), Agung laksono, saat berkunjung di magelang menegaskan, bahwa pemerintah hanya akan memberikan bantuan bukan ganti rugi, bagi warganya yang terkena dampak erupsi maupun lahar dingin merapi.

““Itu nanti ada platfonnya sendiri, sifatnya bukan ganti rugi, tapi bantuan untuk rumah yang rusak sedang, rusak berat, serta rusak ringan, nominalnya nanti di BNPB yang tau.” Kata Agung Laksono.(F1)


Pengungsi Lahar Dingin Merapi Hampir Lima Ribu Jiwa



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Jumlah pengungsi akibat lahar dingin masih terus bertambah, seiring dengan masih terus mengancamnya bahya lahar dingin merapi, dari pantauan Fast FM hingga rabu 26 januari 2011, jumlah pengungsi telah mencapai hampir Lima ribu jiwa.

Asisten Bupati Magelang bidang umum, Endra Wacana mengatakan, bahwa hampir Lima ribu pengungsi tersebut kini tersebar di 14 titik pengungsian yang berada di Lima kecamatan di kabupaten Magelang.

“Ada 4.993 pengungsi, ini terus bertambah,mereka ada di 5 kecamatan Salam, Muntilan, Mungkid, Ngluwar, serta Srumung, semua 14 titik lokasi pengungsian,” kata Endra Wacana di Magelang, Kamis (27/01)

Menurut Endra, hingga kini stok logistik bagi pengungsi lahar dingin merapi, masih mencukupi hingga seminggu kedepan. “Untuk pengamatan kami, sampai sekarang, untuk seminggu kedepan lah masih cukup, disamping kan juga masih terus ada bantuan baik dari LSM maupun dari pihak swasta lainnya.” Ungkapnya.


Rabu, 26 Januari 2011

Pemerintah Harus Siapkan Jalur Alternatif



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diminta agar segera menyiapkan jalur alternatif pengganti jalur utama jogjakarta – magelang, yang hingga kini masih sering putus akibat terjangan bajir lahar dingin merapi.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Wakil Ketua Komisi 5 DPR- RI Yosep Umar Hadi, saat berkunjung kelokasi bencana lahar dingin merapi, di Kabupaten Magelang, Rabu (26/01) sore.

“Itu saya kira perlu, harus ada alternatif jalan untuk mengatasi apabila jalan nasional putus, kalau jembatan memerlukan waktu panjang, maka alternatif harus disiapkan,” kata Yosep di sela kunjunganya di jalan Jogjakarta – Magelang Km 23, Kecamatan Salam.

Menurut Yosep, persiapan jalur alternatif itu penting karena jalan merupakan urat nadi perekonomian masyarakat. “Bayangkan kerugian yang timbul apabila jalan jogja –magelang ini putus, semua kan harus memutar puluhan kilo meter, kan kasihan,” ungkapnya.

Selain persiapan jalur alternatif, Pemerintah Kabupaten Magelang menurut Yosep juga harus memperbaiki rambu – rambu yang ada di jalur alternatif tersebut. ‘Dengan perbaiakan rambu – rambu tentunya, selain itu juga dengan perbaikan pelebaran – pelebaran jalan,” tambahnya.(F1)


Selasa, 25 Januari 2011

Pemkab Magelang Siap Selesaikan APBD 2011



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang berjanji akan segera menyelesaikan penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tahun 2011, Pemkab beralasan, keterlambatan dikarenakan proses erupsi merapi yang dampaknya hingga kini masih dirasakan masyarakat.

“Saya minta doanya semoga ini segera rampung,” kata Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Utoyo di Magelang, Jum’at (21/01)

Menurut Utoyo, hingga kini draf APBD itu masih dalam proses pembahasan ditingkat Eksekutif dan Legislatif, utoyo juga menjelaskan keterlambatan tersebut dikarenakan pihaknya harus mengalihkan beberapa mata anggaran ke musibah merapi.

“Ya ini sedang dibahas, dengan DPR, dengan dinasnya, dan akan kita segerakan, kalau batas waktu normal sebenarnya januari, tapi kita akui itu terlambat, karena erupsi merapi dan harus mengalihkan beberapa mata anggaran untuk diarahkan ke merapi,”

Sebelumnya, Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, mengingatkan, apabila awal februari ini, APBD kabupaten magelang tahun 2011 belum juga diketok. maka pemerintah pusat akan menghapus anggran untuk kabupaten magelang.

“Batasannya awal february, kalau nggak cros, jadi satu triwulan tidak ada dana masuk kemagelang. kalau nggak diselesaikan juga , apa mereka ini tidak kasihan dengan rakyat yang sudah menderita, tambah menderita lagi, karena sedang bencana.” tegas Bibit.


APBD Magelang Harus Selesai Awal Februari



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Tidak kunjung selesainya pembahasan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah atau (APBD) Kabupaten Magelang, berujung pada peringatan keras yang diberikan oleh Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo.

Ditemui disela kunjungannya dimagelang, Bibit menjelaskan apabila pembahasan tersebut tidak segera diselesaikan, maka anggaran satu kwartal untuk kabupaten magelang akan dihapus oleh pemerintah pusat.

“Kemarin sudah menghadap saya, bupatine sudah menghadap, ketua DPRnya, wakil ketua DPR juga sudah menghadap, saya sampaikan sesegera, kalau itu tidak disegerakan, satu kwartal akan dikros, dari pemerintah pusat,” tegas Bibit di Magelang, Kamis (20/01)

Gubernur pun memberikan batasan waktu hingga awal bulan februai esok. “Batasannya awal february, kalau nggak cros, jadi satu triwulan tidak ada dana masuk kemagelang. kalau nggak, kamu tidak kasihan dengan rakyat yang sudah menderita, tambah menderita lagi.” Kata Bibit.

Sebelumnya, DPRD Kabupaten Magelang juga mendesak Pihak Eksekutif Kabupaten magelang segera mengembalikan draf rancangan APBD itu ke DPRD. “Kami minta itu segera di kembalikan, agar segera bisa ditetapkan dan tidak terkatung – katung,” pinta Muhamad Achadi, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Magelang.


Gubernur Jateng Perbolehkan Material Lahar Dingin Dijual



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Gubernur Jawa Tengah, Bibit Waluyo, mempersilahkan pemerintah daerah untuk menjual meterial vulkanik merapi yang berupa pasir dan batu sisa banjir lahar dingin yang saat ini banyak terdapat di sungai dan perkampungan penduduk.

Menurut Bibit Waluyo, material tersebut boleh dijual, asalkan digunakan untuk kepentingan pembangunan.“Monggo saja dijual, wong memang itu untuk kepentingan pembangunan kok, tapi tempat dan materialnya dikelola dengan baik,” Kata Bibit diMagelang, Kamis (20/01)

Gubernur juga mempersilahkan setiap pihak yang akan mengambil materila vulkanik itu untuk berkoordiansi dengan pemerintah setempat. “Disitu kan ada RT, RW, Kelurahan, Kecamatan, silahkan koordinasi, mana yang boleh diambil, kalau sudah diambil ya pindah mana lagi yang diambil, kalau habis ya sudah, jangan terus merusak,” ungkap Bibit.

Kendati mempersilahkan dijual, namun bibit melarang pengambilan material pada hulu dan hilir jembatan. “Terutama yang harus dijaga di sungai itu hulu dan hilir jembatan, dekat hulu – hilir jangan diambil, kalau hulu hilir diambil, lama – lama rontok itu jembatan, tolong jangan diambil itu,” pungkas Bibit.

Pemerintah memcatat, jumlah materila vukanik yang berupa pasir dan batu dari sisa lahar dingin merapi, saat ini telah mencapai 15 juta m3.


Masa Tanggap Darurat Merapi Magelang Diperpanjang 2 Minggu



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Masih banyaknya warga Kabupaten Magelang, Jawa Tengah yang tinggal dipengungsian, membuat pemerintah daerah setempat, memperpajang masa tanggap darurat bencana merapi hingga 14 hari kedepan, atau tanggal 2 februari 2011.

“Diperpanjang 14 hari sampai 2 february 2011” kata Asisten Bupati Magelang, bidang penaggulangan bencana, Endra Wacana, di Magelang, Kamis (20/01)

Selain dikarenakan masih banyaknya warga dipengungsian, perpanjangan masa tanggap darurat juga didasarkan masih terus mengancamnya bahaya lahar dingin merapi.“Alasannya, juga karena memang ancaman lahar masih terus dan menurut mitigasi bencana sampai maret, jadi ancaman seperti itu, kita ikuti, dan kita perpanjang.” Ungkap Endra.

Sebelumnya, Kepala Sub Bidang Penanggulangan Bencana setempat, Heri Prawoto menjelaskan, Jumlah pengungsi korban bencana lahar dingin merapi, hingga kini masih mencapai 4.111 jiwa, mereka tersebar di 13 lokasi pengungsian yang disiapkan pemkab magelang.

“Pengungsi lahar dingin masih ada di 13 titik, dengan jumlah pengungsi 4.111 jiwa, di 13 titik yang di 4 kecamatan, yakni kecamatan muntilan, salam, srumbung, dan kecamatan mungkid,” kata Heri.


Pengungsi Lahar dingin mencapai 4 ribu jiwa



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Jumlah pengungsi korban bencana lahar dingin, hingga kini masih mencapai 4.111 jiwa, mereka tersebar di 13 lokasi pengungsian yang disiapkan pemkab magelang.

“Lahar dingin masih ada 13 titik, dengan jumlah pengungsi 4.111 jiwa, di 13 titik yang di 4 kecamatan, yakni kecamatan muntilan, salam, srumbung, dan kecamatan mungkid,” kata Heri Prawoto, kepala sub bidang penanggulangan bencana kabupaten magelang, Rabu (19/01)

Menurut Heri, hingga kini pemkab juga belum memperbolehkan pengungsi lahar dingin itu kembali ke kampung mereka, lantaran lahar dingin yang masih terus mengancam. “Belum ada karena ini memang masih panjang, karena musim hujan masih sangat tinggi, maka kami masih menempatkan penduduk di tempat pengungsian,” ungkap Heri.

Beberapa hal yang hingga kini masih sangat dibutukan oleh pengungsi, menurut Heri adalah sembako. “Kalu yang palinmg dibutuhkan masih sembako, karena stok yang ada pada kami juga terbatas, namun kami akan terus berusaha untuk mencukupinya,” tambahnya.

Sementara itu, Masyarakat yang tinggal dibantaran sungai yang berhulu dipuncak merapi, hingga ini masih terus dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaanya dari ancaman bahaya lahar dingin.

“Yang jelas sewaktu disekitar puncak gunung merapi ada mendung yang cukup gelap, apalagi kalu sudah terjadi hujan, untuk masyarakat sendiri juga dihimbau untuk lebih mewaspadai kemungkinan adanya lahar hujan, karena setiap terjadi hujan dipuncak, mesti terjadi lahar dingin.” Kata Retyo, petugas pemantau merapi di pos ngepos, Srumbung.

Pihak pemantau juga hingga ini belum bisa memperkirakan akan sampai kapan bahaya lahar dingin itu mengancam. “Untuk yang namanya lahar dingin karena penyebab utama adalah sebagai air hujan, sehingga sewaktu dipuncak merapi masih terjadi hujan deras, otomatis masih tetap ada banjir lahar dingin,” pungkasnya.


Kerugian Akibat Erupsi Merapi Capai 2 Triliun



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang, melansir bahwa kerugian yang ditimbulkan akibat erupsi merapi hingga lahar dingin saat ini, telah mencapai hampir Dua triliun rupiah.

Utoyo, Sekretaris daerah kabupaten magelang menjelaskan, bahwa kerugian Dua triliun tersebut meliputi sektor pertanian, peternakan, serta insfrastuktur. “Artinya begini, kerugian mencapai dua triliun itu, apabila dihitung kerugian yang kemarin, keseluruhan pertanian, peternakan, rumah, jembatan,” kata Utoyo di Magelang, Sabtu (15/01)

Menurut Utoyo, tingkat kerusakan yang ditimbulkan akibat erupsi merapi, jauh lebih besar dibandingkan yang ditimbulkan akibat lahar dingin ini. “Parah erupsi kemarin, ini gak seberapa, kalau lahar dingin kan hanya tempat – tempat yang kena, tapi kalau erupsi kan menyeluruh,” ungkapnya.

Ketika diminta merincikan, Utoyo menjelaskan, bahwa kerugian akibat lahar dingin ini baru berkisar pada millyaran rupiah saja. “ Kalau lahar dingin ya paling – paling milyaran lah, yang dua triliun itu dari awal erupsi sampai akhir ini, ya antara 1 hingga 2 milyar lah, itu meliputi sektor sarana prasarana, perumahan,” pungkas Utoyo.


Senin, 24 Januari 2011

Mbah Dur Meninggal Dunia




Innalillahi wainna ilaihi roji'un,


Telah berpulang ke Rahmatulloh,
K.H ABDURRAHMAN CHUDLORY (MBAH DUR), Pengasuh Pondok Pesantren Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo - Magelang - Jawa Tengah, pada hari Senin 24 Januari 2011 pukul: 12.40 wib.

Jenazah akan dimakamkan pada hari Selasa 25 Januari 2011 pukul: 11.00 wib, di pemakaman keluarga Komplek Ponpes A.P.I Tegalrejo Magelang Jawa Tengah.

Semoga Khusnul Khotimah...dan ditempatkan di sisi Allah SWT yang paling mulia.

Kami segenap Management PT. Radio Fastabiq (FAST FM) dan Keluarga Besar Ponpes A.P.I Tegalrejo Magelang Jawa Tengah turut berbela sungkawa yang sedalam - dalamnya.(F1&F2)


Kamis, 20 Januari 2011

Gemasika: Pemkab Lamban Tangai Bencana



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Sekretaris Gerakan masyarakat untuk tranparansi kebijakan (Gemasika) Kabupaten Magelang, Ikhsani, menyasalkan lambannya penanganan pemerintah, dalam menangani pasca bencana erupsi dan menanggulangi bahaya lahar dingin merapi.

Menurut Ikhsani, akibat kelambanan tersebut, koneksi antara kewajiban negara dan hak rakyat menjadi terputus.

“Kalau saya melihat memang belum ada perubahan dengan pengamatan kita dulu, mereka masih terlalu lamban dalam merespon, dalam artian pemkab, nah kalau dikaitkan dengan relasi rakyat dan negara kan berarti ada proses yang terputus anatar kewajiban negara dan hak – hak masyarakat, nah itu yang memprihatinkan,” kata Ihksani di Magelang, Sabtu (15/01)

Kelambanan tersebut, dari pandangan Ikhsani, nampak dari belum adanya dokumen petunjuk penanganan bencana erupsi, dan lahar dingin merapi. “Belum ada dokumen itu, masih proses,” tegas Ikhsani.

Ikhsani menambahkan, bahwa saat ini yang dibutuhkan adalah langkah kngkrit dan komplit dalam menangani segala bencana yang ada. “Sekarang ini kan untuk jangka pendek harus segera, aksinya harus segera komplit, “ pintanya.

Sebelumnya, Ketua Komisi 8 DPR-RI, Abdul Kadir Karding juga mendesak agar pemerintah melakukan percepatan dalam penanganan bencana merapi yang saat ini terjadi di Magelang. “Tidak bisa, menurut saya saat ini pemerintah harus melakukan percepatan, gak bisa sistem pemerintahan seperti ini,” Tegas Karding.(F1)


Warga Ngipik Ingin Normalisasi Sungai Pabelan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast pojok Kota- Masyarakat Dusun Ngipik, desa gondosuli, Muntilan, Magelang yang tinggal dibantaran sungai pabelan, menginginkan sungai tersebut juga di normalisasi layaknya sungai putih, pasalnya, selama ini sungai pabelan juga dialiri lahar dingin merapi.

Camat Muntilan, Wihardo mengaku bahwa pihaknya sebetulnya telah mengusulkan ke kabupaten, bahkan juga ke proyek merapi (promer), namun sayangnya hingga kini juga belum terealisaisi.

“Sudah kita usulkan bahkan juga ke promer, promer akan membantu 4 bego tapi sampai sekarang belum, kita tertulis juga sudah dan sebetulnya promer sudah cek ke lokasi,”Kata Wihardo di Muntilan (02/01)

Saat ini pihaknya hanya bisa berharap agar pemerintah kabupaten magelang, segera mengabulkan aspirasi rakyatnya yang terancam bahaya.“kita sudah selalu usul ya, tapi karena semua keterbatasan sih,” pungkasnya.(F1)

Foto: antarajateng.com


Jumat, 14 Januari 2011

GP Anshor Magelang Siapkan 150 Shalter Box



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Gerakan Pemuda Ansor Kabupaten Magelang, menyiapkan 150 Rumah Hunian Sementara (Huntara) jenis Shalter Box, huntara tersebut disiapkan untuk pengungsi, yang rumahnya hancur diterjang lahar dingin merapi.

Ketua Anshor Magelang, Khabibulloh, 150 Shalter box tersebut, sedianya akan dibangun SMP N 2 Salam, namun karena pengungsinya telah pindak ke Tempat Pengungsian Akhir (TPA) Tanjung maka Shalter box akan di pasang di wilayah Dusun Ngemplak, Desa Ngrajek, Mungkid, Magelang.

“Kaitannya lahar dingin ini kita menyiapkan 150 shalter box, yang akan kita tempatkan di SMP Negri 2 salam, namun pengungsinya katanya udah pindah ke tanjung, sehingga kita harus mapping lagi, dan yang paling berpotensi adalah di ngemplak,” kata Habib di Magelang, Kamis (13/01)

Menurut Habib, pihaknya tidak akan memberi batasan waktu bagi penghuni shalter box. “Sampai mereka punya rumah, tidak ada batas waktu, dan shalter box itu bisa bertahan 2 tahun dilapangan,” tegas Habib.

Selain menidirikan Huntara bagi pengungsi lahar dingin merapi, posko GP Ansor Magelang juga mengaku terus mensuplai kebutuhan logistic untuk 11 dusun y7ang terkena dampak lahar dingin.

“logistik kita tetap distribusi, terutama di 11 dusun prioritas kita, antara lain Sirahan, salakan, jetis, glagah, trayem bendo, gemampang, candi, ngipik, ngemplak, seloboro, srumbung,” pungkasnya.(F1)


Pemprov Jateng Siapkan Sungai Putih Baru



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Antisipasi bahaya lahar dingin susulan yang masih akan terus terjadi selama musim penghujan, Pemerintah Provinsi jawa tengah, saat ini tengah menyiapkan pembuatan sungai baru yang diluruskan dari sungai sebelumnya.

Gubernur jawa Tengah, Bibit waluyo yang ditemui disela tinjauannya ke lokasi lahar dingin di desa Salam Kabupaten magelang mengatakan, sungai putih yang saat ini meluap, dikarenakan bangunan jaman belanda yang membelokakan alur sungai, sehingga tidak kuat menahan material merapi.

“Ini sungai putih inikan alternatif jaman belanda, yang dibelokan ke kiri dari poros awal, ternyata belokan kiri ini tidak dapat menampung pasir dan batu yang datang dari pucuk (Puncak) gunungmerapi itu tadi,” kata Bibit di Magelang, Rabu (12/01)

Menurut Bibit, kedepan pihaknya akan membangun alur sungai baru, namun untuk alur lama juga akan tetap dipertahankan. “jadi kedepan nanti, yang mbelok kekiri ini tetap kita pelihara, namun yang diluruskan juga akan kita buat,” ungkap Bibit.

Sementara ketika disinggung mengenai dana yang disipakan pemerintah provinsi untuk pekerjaan tersebut, bibit enggan menjelaskan secara gamblang. “Pokoknya ada, yang penting kalau untuk urusan bencana, berapapun akan kita siapkan, mboh kepie carane (entah bagaimana caranya),” tegas bibit.(F1)


253 Rumah Terendam lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kabupaten Magelang mencatat, akibat banjir lahar dingin merapi yang sudah terjadi beberapa kali, 253 rumah warga di wilayah ini telah mengalami kerusakan dari mulai tingkat sedang, berat, bahkan hulang sama sekali.

”Untuk rumah rusak yang terdata di kabupaten magelang, sampai saat ini ada 253 rumah, baik yang hilang, ruak berat, serta rusak sedang,” demikian diungkapkan Heri Prawoto, Kepala Sub Bidang Penanggulangan Bencana Kabupaten Magelang, Heri prawoto di magelang, Rabu (12/01)

Heri merincikan, 253 rumah warga korban lahar dingin tersebut tersebar di 8 Desa dari 4 Kecamatan yakni Salam, Muntilan, Ngluwar, serta Mungkid. Ke 253 Rumah tersebut berada di Desa Jumoyo 74 rumah, Desa Sirahan 69 Rumah. “Dua Desa ini di Kecamatan Salam,” jelas Heri.

Sementara yang berada di kecamatan Muntilan adalah, 33 Rumah di desa Adikarto, 12 Rumah di desa Tamanagung, serta 2 Rumah di desa Gondosuli. Sedangkan yang berada di Kecamatan Ngluwar adalah 7 Rumah di Desa Blongkeng.

“Kemudian 57 rumah lainnya adalah rumah warga yang terkena banjir lahar dingin juga, yakni di dusun Ngemplak, Desa Ngrajek, Kecamatan Mungkid,” tambah Heri.

Selanjutnya Heri menjelaskan, bahwa pihaknya telah mengusulkan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui pemerintah provinsi untuk segera dibikinkan Rumah hunian sementara (Huntara).

“Untuk sementara, dalam rangka tanggap darurat itu kita sikapi bahwa nanti akan kita koordinasikan dengan pemerintah propinsi maupun pusat, melalui BNPB, yang mana untuk sementara akan kita usulkan melalui huntara, hunian sementara, dan itupun sementara masih akan kita musyawarahkan dengan masyarakat setempat bagai mana yang terbaik untuk mensikapi itu,” kata Heri.

Sembari menunggu terealisasinya hunian sementara bagi warga korban bencana lahar dingin, Heri menyatakan bahwa saat ini warga juga telah berada di lokasi pengungsian yang aman.

“Tapi secara kedaruratan, para warga yang terkena dampak bahwa rumahnya rusak berat hilang dan sebagainya, sudah kita ungsikan ketempat yang lebih aman, dan nanti akan kita tindak lanjuti dengan kegiatan kedaruratan dipengungsian,” pungkasnya.(F1)


Pemkab Berikan Jadup Pengungsi Lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Tanggap darurat bencana lahar dingin merapi, pemerintah kabupaten magelang mengaku memberikan jatah hidup bagi pengungsi lahar dingin, sama dengan jatah hidup bagi pengungsi erupsi merapi.

Jatah hidup yang dimaksud, menurut ketua satuan penanggulangan bencana kabupaten magelang utoyo adalah, pengungsi diberi jatah hidup beras 4 ons, dan uang lauk pauk sebesar Rp 4.500 per hari per pengungsi.

“Siap, kita logistik untuk jadup kita seperti pengungsi kemarin, kita siapkan 4 ons beras dan uang lauk pauk 4.500 untuk kebutuhan mereka, juga ada bantuan – bantuan lain yang masih terus mengalir,” jelas Utoyo di Magelang, Selasa (11/01)

Meningat masih belum bisa dipredikisinya bahaya lahar dingin merapi, menurut utoyo, jatah hidup itu juga akan terus diberikan dalam waktu yang tidak dapat diperkirakan. “Sampai nanti sekiranya ini mereda, kalau belum mereda juga kita akan terus berikan,” tambah utoyo.


Camat Muntilan: Relokasi Urusan Lurah dan BPD Gondosuli



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pemerintah Kecamatan Muntian, Magelang, menyerahkan usulan reokasi warga korban banjir lahar dingin didusun ngipik, Desa Gondosuli, kepada pemerintah desa dan Badan Permusyawarahan Desa (BPD) setempat.

Sebelumnya, warga dusun ngipik yang rumahnya diterjang banjir lahr dingin, mengingkan tempat tinggalnya direlokasi ke lapangan desa setempat.

Menurut Camat Muntilan, Wihardo, pihaknya justru menyarankan agar warga tranmsigrasi saja, namun ternyata warga justru mengingkan hanya relokasi ditempat yang dekat dengan kampung halaman semula.

Padahal menurutnya, apabila inging pindah dilokasi terdekat, yang ada hanyalah lapangan desa gondosuli. “Sebetulya itu masyarakat ada yang menyampaikan kalau misanya relokasi ke lapangan bangaimana? Ya itu lapangan kan milik desa, ya terserah pak iurah dan BPD bagaimana? Kalau memang itu bisa ya monggo, tapi kan itu tanah desa, kalau menjadi hak milik kan ya gak bisa tho?” kata Wihardo di Muntilan, Sabtu (8/1)

Sebelumnya, masyarakat korban bencana lahar dingin di Desa Gondosuli, Kecamatan Muntilan, Magelang, Jawa Tengah, menginginkan untuk direlokasi tempat tinggalnya, usulan tersebut terkait tidak adanya lahan untuk memindahkan rumah yang saat ini telah terbawa banjir.

Menurut Ketua RW 6 Gondosuli, Ahmad Surdi, selayaknya pemerintah desa setempat merelakan sedikit tanah desa untuk warganya yang terlanda musibah itu.

“Mereka yang rumahnya tidak layak huni karena bahaya, dan ternyata tidak punya lahan untuk memindahkan, ini kalau pemerintah desa punya kebijaksanaan, toh tanah desa itu banyak, mana yang layak, dan tidak produktif bisa digunakan untuk meindahkan rumah itu,” kata Surdi di Muntilan, Jum’at (7/01)

Kendati ingin di direlokasi tempat tinggalnya, namun masyarakat mengharapakan tempat yang disediakan tidak jauh dari kampung halaman semula di muntilan. “Tapi tidak jauh dari dusun ngipik, sehingga komunikasi dengan masyarakat kan tetep lancar, misalkan disediakan tanah tapi jauh sekali ya mereka tidak mau, pindah tempat yang dekat saja,” ungkapnya.

Sementara itu, ketika pemerintah desa hendak dikonfirmasi, kantor desa gondosuli justru sedang kosong tak berpenghuni.(F1)


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman