GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Sabtu, 02 Juni 2012

SAR Magelang dan BPBD Latihan Bersama Armed 11 Kostrad




Magelang Kab (Fast FM)- Bataliyon Armed 11 Kostrad Guntur Geni Yudha Magelang, bekerja sama dengan Badan Penanggulanan Bencana Daerah serta Tim Search And Rescue (SAR) Kabupaten Magelang, menggelar latihan bersama penanggulangan bencana alam, selain bencana Erupsi Merapi, Longsor dan Banjir juga turut diperlatihkan.

Koordinator umum kegiatan pelatihan, Letnan Satu Arm Gunawan menjelaskan, pelatihan bersama tersebut dimaksudkan guna meningkatkan dan memelihara kemampuan anggota dalam materi penanggulangan bencana.

“Bagaimanapun juga posisis kesatuan kita yang terletak di Magelang, sehingga kita tidak bisa lepas dari kegiatan penanggulangan bencana, selain itu juga memang kegiatan penanggulangan bencana ini memang masuk di tugas pokok TNI di Operasi Militer selain perang, UU No 34 tahun 2004,” jelas Gunawan.

Kegiatan yang dilakukan sejak tanggal 21 Mei  hingga 03 Juni 2012 itu, melibatkan 100 anggota TNI Armed 11, dan 30 Anggota SAR Kabupaten Magelang. “Untuk lokasi kita lakukan di tiga tempat yakni di Kesatuan, Sungai Elo diBlondo Kecamatan Mungkid, serta di Desa Kaliurang Kecamatan Srumbung,” tambahnya.

Di Kesatuan Armed 11, materi yang diajarkan adalah mengenai kebencanaan, sejarah SAR, pengenalan alat SAR, serta tali temali, sementara yang diajarkan saat di Sungai Elo Blondo, Kecamatan mungkid adalah High Anggle Rescue, Water Rescue, Jungle Rescue. " Sedangkan di Desa Kali Urang Kecamatan Srumbung kita simulasi evakuasi dan penaganan bencana Erupsi Merapi," ungkap Gunawan.

Komandan SAR kabupaten Magelang Heri Prawoto menyebutkan, dalam pelatihan digelar atas kerja sama BPDB, Armed 11 dan Tim SAR Kabupaten Magelang ini, pihaknya mengerahkan seluruh kekuatan yang dimiliki.

“Dalam Operasi SAR diberbagai tempat kita pasti sering berkolaborasi dengan semua pihak, tak terkecuali dengan TNI, makanya kita lakukan pelatihan bersama ini,” jelas Heri Prawoto yang juga selaku Kepala Seksi Kedaruratan di Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.

Humas SAR kabupaten Magelang Ahmad Muslim menambahkan, beberapa materi yang dilatihkan dalam latihan bersama ini adalah High Anggle Rescue, Water Rescue, Jungle Rescue, serta penanganan bencana Erupsi Merapi.

“Selain itu juga ada materi Medical First Respon (MFR) serta Komunikasi Bencana, pokoknya apa yang kita tahu kita ajarkan, namun apa yang Armed mengetahui ya kita belajar dengan mereka, sama – sama belajar lah intinya,” pungkasnya.(Pandu/Reni)

Selengkapnya...


Senin, 28 Mei 2012

Dibangun 29 Unit Huntap Untuk Korban Merapi


Magelang Kab (Fast FM)- Harapan 29 keluarga penghuni huntara (hunian sementara) di Lapangan Mancasan, Desa Gulon, Kecamatan Salam, segera terkabul. Beberapa bulan ke depan, mereka bisa menempati hunian tetap (huntap) yang dibangun oleh pemerintah.

"Kami akan segera membangun 29 unit rumah baru untuk mereka di Dusun Jomboran, Desa Keji, Kecamatan Muntilan," kata Simbang Totok Wiharso, Kepala Bidang Rehabilitasi dan Rekonstruksi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang,  Senin (07/05).

Luas lahan untuk pembangunan huntap itu, kata dia, sekitar 4.600 meter persegi. Lokasi tersebut dipilih sendiri oleh ke-29 warga calon penghuni yang berasal dari Desa Sirahan, Kecamatan Salam. Mereka telah kehilangan rumah akibat terjangan banjir lahar dingin Kali Putih paska erupsi Merapi 2010.

Simbang mengatakan, anggaran pembangunan huntap berasal dari Badan Penanggulangan Bencana Nasional (BNPB). Rinciannya, dana untuk pengadaan tanah 100 meter persegi Rp 7 juta atau Rp 70.000/meter persegi, ditambah bantuan dana pembangunan rumah Rp 30 juta per keluarga.

"Setelah semua persyaratan terpenuhi, kemungkinan awal Juni nanti pembangunan huntap di Jomboran sudah mulai dikerjakan dan dijadwalkan selesai sebelum akhir tahun ini," katanya, di sela-sela pertemuan dengan 29 warga penghuni Huntara Mancasan.

Seperti diketahui, pemerintah akan membangun 746 unit huntara bagi korban bencana Merapi yang sudah satu tahun lebih menjadi penghuni huntara di sejumlah titik. Antara lain, di Mancasan, Lapangan Jumoyo, Lapangan Larangan, Kecamatan Salam. Sebagian di Adikarto dan Tamanagung (Muntilan), serta Banyubiru (Dukun).

Simbang menyebutkan adanya kendala dalam merealisasikan rencana di atas. Terutama dalam penyediaan lahan calon lokasi pembangunan huntap. Karena itu, masalah penentuan lahan kami serahkan kepada warga calon penghuni
.
"Tetapi dalam setiap pertemuan selalu kami ingatkan, agar lokasi yang dipilih berada di daerah aman baik ancaman erupsi maupun banjir lahar dingin Merapi. Karena tanah itu nanti disertifikatkan berikut bangunan rumah tersebut akan menjadi hak milik mereka," ujarnya.

Dia berharap, setelah pembangunan tahap pertama sebanyak 29 unit huntap tersebut selesai, bisa segera ditindak lanjuti tahap berikutnya. Karena pembangunan 746 unit huntap yang direncanakan
ditargetkan bisa diselesaikan akhir tahun ini. (Ahmad muslim)


Selengkapnya...


Makam Gunung Pring Dikembangkan


Magelang Kab (Fast FM). Salah satu obyek wisata religi di Kabupaten Magelang, yang juga merupakan makam Pangeran Singosari / Raden Santri yang terletak  di perbukitan Desa Gunung Pring Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang, akan dikembangkan dengan dana dari pemerintah Pusat.

Menurut Ir.Suwito selaku Tenaga Ahli di Satuan Kerja non vertikal di bawah naungan Cipta Karya Jawa Tengah, mengatakan bahwa komplek pemakaman ini memiliki nilai filosofis kultural serta memiliki potensi yang cukup besar baik ritual maupun potensi wisatanya.

Kegiatan pengembangan komplek makam Gunung Pring  yang menelan dana 2 miliar ini bertujuan revitalisasi, agar komplek ini  berfungsi lebih berdayaguna serta lebih efektif.
“ pengembangan komplek makam ini tidak hanya tambah bagus, namun juga akan lebih meningkatkan nilai property mengingat  komplek makam Gunung Pring yang merupakan tempat wisata religi , saat ini dikunjungi minimal 700 oranmg per hari.” Tegasnya di Magelang (04/05)

Bupati Magelang Ir.Singgih Sanyoto mengatakan kegiatan pengembangan kawasan obyek wisata religi makam Gunung Pring merupakan program dari pemerintah pusat yang langsung di alokasikan kepada desa.

Pemerintah Kabupaten Magelang sangat mendukung kegiatan ini, mengingat makam Raden Santri memiliki potensi cukup besar untuk dikembangkan , karena  komplek ini memiliki sejarah yang cukup panjang serta didukung dengan Pondok Pesantren Watu Congol.

Kabupaten Magelang memiliki banyak obyek obyek  wisata baik itu alam, Cultural, Heritage, maupun obyek  wisata religi yang memiliki potensi cukup baik.

“diera seperti sekarang ini, orang mulai mencari penyeimbang dari segi batiniyah dengan melakukan kunjungn-kunjungan wisata religi seperti ini “ katanya.

Mengenai pekerjaan ini menurut Bupati, yang ditata adalah fasilitas pendukungnya,mengingat tempat ritualnya menjadi kewenangan yayasan Kyai Raden Santri.

Adapun item pekerjaan yang akan dikerjakan pada pengembangan komplek makam ini meliputi : pembangunan gapura selamat datang, penyempurnaan jalan trap, pembangunan dinding fasade pada 10 kios, rehabilitasi tempat peneduh, pembangunan pagar makam, pembangunan saluran air hujan serta pembangunan kamar mandi.

Menurut konsultan perencana kegiatan ini dari CV.Wisanmggeni, pekerjaan ini akan dilakukan secepatnya, diperkirakan pertengahan bulan ini sudah dapat dilelangkan, sehingga bulan Nopember yang akan datang sudah selesai dilaksanakan.(Ahmad Muslim)


Selengkapnya...


JELANG WAISAK, Wisatawan ke Candi Mendut Meningkat


Magelang Kab (Fast FM) – Jelang peringatan Tri Hari Suci Waisak 2566, jumlah pengunjung ke Candi Mendut di Kabupaten Magelang, meningkat dari sebelumnya. Jika sebelumnya hanya berkisar 60 pengunjung, kini mencapai 100 pengunjung setiap harinya. Kebanyakan mereka merupakan wisatawan manca negara yang berasal dari Asia Timur seperti Jepang, Korea, Hongkong dan Taiwan.

“Dari eropa dan amerika ada, tapi jarang dan tidak sebanyak dari Asia Timur. Sedang pengunjung lokal, hampir tidak ada. Hanya waktu-waktu tertentu, seperti libur sekolah saja,” kata Joko, petugas tiketing di Candi Mendut kepada wartawan Jumat (4/5).

Disebutkan, jumlah pengunjung mulai 1 Mei lalu selalu tembus di angka 100. Pada Selasa (1/5) kemarin misalnya, mencapai 112 pengunjung, Rabu (149) dan Kamis (105 pengunjung). Sementara pada awal April lalu, pada tanggal yang sama mencapai 117, 109 dan 81 pengunjung. Sedang Maret, hanya mencapai 61,101 dan 99 pengunjung setiap harinya.

“Biasanya, menjelang detit-detit Waisak, jumlah wisatawan manca negara akan naik dratis. Umumnya, mereka ingin melihat dan mengabadikan prosesi Waisak hingga kirab dari Candi Mendut, Pawon hingga Candi Borobudur,” terangnya.

Sementara itu, pemilik sejumlah home stay di sekitar Candi Mendut, mengeluhkan sepinya order jelang peringatan Waisak tahun ini. “Sepi, mas. Mungkin karena tahun ini, yang menyelenggarakan Walubi bukan KASI,” kata Sugiharjo, warga Mendut, pemilik rumah yang sering dipesan umat Budha saat memperingati Waisak.

Diakui, Walubi memiliki penginapan dan home stay sendiri, di sekitar Candi Borobudur. “Jadi kalau panitiannya dipegang Walubi, home stay diwilayah Mendut, sepi. Sebaliknnya, jika dipegang KASI, disekitar Mendut, semua penginapan dan home stay bahkan rumah penduduk, habis  dipesan,” ungkapnya.

Zubari Sutanto, Lurah Kelurahan Mendut, Kecamatan Mungkid menyebutkan, diwilayahnya terdapat 12 home stay. Namun hingga saat ini, baru sekitar empat home stay yang dipesan, yakni miliki Sudiah, Nurhadiyanto, Yuriah dan Muklasin. “Untuk lainnya, kami belum mendapat laporan. Namun kami akui, sejak beberapa tahun ini, pemilik home stay diwilayah kami sepi order. Bahkan tahun kemarin, hampir tidak ada yang pesan. Karena semua terkonsentrasi di sekitar Candi Borobudur,” imbuhnya. (Ahmad Muslim) Foto: Suara Merdeka


Selengkapnya...


Kemiskinan Rakyat Akibat Salah Urus


Magelang Kab (Fast FM) – Kemiskinan rakyat terjadi bukan datang dengan tiba-tiba, tapi lebih disebabkan karena salah urus didalam pengelolaan kekayaan negara oleh pemerintah. Salah kelola sistem perekonomian bangsa yang panjang dan sistemik itu, hasilnya menyuguhkan kemiskinan dan kemelaratan bagi sebagian masyarakat Indonesia.

Hal itu dikatakan Susilo Spt, Ketua DPRD Kabupaten Magelang, dalam dialog publik gerakan nasional (gernas) Pasal 33 di GOR Gemilang, Kota Mungkid, Kabupaten Magelang, Kamis (3/5). Kegiatan diselenggarakan oleh Serikat Rakyat Miskin Indonesia (SRMI) Kabupaten Magelang, dihadiri sekitar 100 peserta perwakilan dari mahasiswa, tokoh masyarakat, LSM dan anggota SRMI sendiri.

Selain Susilo, pembicara lain yang dihadirkan pada dialog itu adalah Wakil Ketua DPC PDIP Kabupaten Magelang, H Kuswan Haji SH MH. Kemudian, Bupati Magelang yang diwakili Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi dan UMKM, drs H Edy Susanto serta Ketua Umum Partai Rakyat Demokratik (PRD), Agus Jabo Priyono.

Lebih lanjut dikatakan Susilo, untuk mengatasi hal itu, pihaknya menawarkan beberapa solusi. Diantaranya melakukan penyadaran bersama terhadap masyarakat khususnya pelaku ekonomi, penguasa maupun pejabat yang terus menerus dan intensif akan bahaya imperialis dan kapitalis. Selain itu, membangkitkan semangat nasionalisme dengan menomorsatukan ‘cinta tanah air’ yang belakangan mulai memudar. “Terpenting adalah meyakinkan bahwa gerakan perubahan untuk keluar dari jeratan imperialis dan kapitalis itu, menjadi sebuah tuntutan illahiyah,” tegasnya.

Sementara Kuswan Haji mengatakan, dalam pemberdayaan masyarakat, penegakan hukum dan keadilan dalam UU 1945 secara konstitusional harus dilaksanakan secara murni dan konsekuen. “Memberdayaan masyarakat dalam penegakan hukum tidak lain dari upaya dan tindakan yang memberikan cara-cara agar rakyat berkesempatan turut serta partisipasi untuk menjamin agar penegakan hukum terlaksana secara benar dan adil,” imbuhnya.

Sedang Agus Jabo Priyono menegaskan, perlunya gerakan pasal 33 secara nasional itu dilakukan. Tujuannya untuk mengembalikan seluruh kekayaan alam sebesar-besarnya, untuk kemakmuran rakyat.  “Gerakan ini hendak mengingatkan atau meluruskan tujuan berbangsa kita, pada cita-cita revolusi Agustus 1945 dan gagasan para pendiri bangsa. Itninya adalah menghapuskan kolonialisme dan imperialisme, sebagai jalan menuju masyarakat adil dan makmur,” tegasnya.(Ahmad Muslim)


Selengkapnya...


Rangkaian Waisak Dimulai Dengan Pengobatan Gratis


Magelang Kab (Fast FM)- Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (walubi) Siti Hartati Murdaya mengajak orang-orang kaya untuk selalu mengingat hokum karma atau hukum sebab akibat. Hukum ini dinilai tidak dapat dihindari baik di dunia maupun di akhirat.

"Jika berkenan saya ingin mengajak yang kaya dan mampu untuk ingat-ingat terus tentang hukum karma sebagai fakta dalam kehidupan manusia, ujar Hartati saat pembukaan Bakti Sosial Pengobatan Gratis di  Taman Lumbini, Candi Borobudur, Rabu (02/05).

Menurut Hartati, seperti dilansir Suara Merdeka hukum karma adalah hukum alam alam semesta yang berlaku bagi semua agama. Siapa saja yang rajin membuat amal kebaikan maka ia akan memeroleh karma yang baik. Demikian juga jika seseorang senang berbuat jahat dan memberi kesusahan orang lain maka ia akan memeroleh karma buruk.

Karena itu, Walubi menetapkan tema Tri Suci Waisak 2556 BE tahun 2012 ialah Meningkatkan Cinta Kasih dan Welas Asih sesama Umat Manusia. Adapun sub tema yang diangkat adalah menuju pencerahan menjadi manusia yang arif dan bijaksana.

Hartati mengatatak pihaknya menargetkan sebanyak 8.000-10.000 pasien dari keluarga kurang mampu bisa mengikuti pengobatan gratis ini. Pelayanan yang diberikan meliputi operasi katarak, bibir sumbing, bedah minor, cabut dan tambal gigi, sakit umum, anak-anak dan lainnya.

Total dokter yang terlibat sekitar 160 orang. Jumlah ini termasuk dokter yang berdomisili di Magelang. Mereka didukung sebanyak 153 paramedis seperti apoteker, perawat, penata anastesi, petugas laboratorium analis, bidan, mahasiswa perawat dan tim pendukung TNI AU.

Pengobatan gratis ini dibuka oleh Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama (Kemenag) RI Joko Wuryanto mewakili Menteri Agama Surya Dharma Ali yang berhalangan. "Ini merupakan penerapan atau aplikasi ajaran Buddha," kata Joko.

Joko berharap rangkaian kegiatan Waisak ini akan bisa menyebarkan meta karuna yakni sikap welas asih kepada sesama manusia. Selanjutnya lima tokoh agama dari Islam, Buddha, Hindu, Katolik dan Kristen melakukan doa bersama. (Ahmad Muslim)



Magelang Kab (Fast FM)- Ketua Umum Perwakilan Umat Buddha Indonesia (walubi) Siti Hartati Murdaya mengajak orang-orang kaya untuk selalu mengingat hokum karma atau hukum sebab akibat. Hukum ini dinilai tidak dapat dihindari baik di dunia maupun di akhirat.


"Jika berkenan saya ingin mengajak yang kaya dan mampu untuk ingat-ingat terus tentang hukum karma sebagai fakta dalam kehidupan manusia, ujar Hartati saat pembukaan Bakti Sosial Pengobatan Gratis di
Taman Lumbini, Candi Borobudur, Rabu (02/05).


Menurut Hartati, seperti dilansir Suara Merdeka hukum karma adalah hukum alam alam semesta yang berlaku bagi semua agama. Siapa saja yang rajin membuat amal kebaikan maka ia akan memeroleh karma yang baik. Demikian juga jika seseorang senang berbuat jahat dan memberi kesusahan orang lain maka ia akan memeroleh karma buruk.


Karena itu, Walubi menetapkan tema Tri Suci Waisak 2556 BE tahun 2012 ialah Meningkatkan Cinta Kasih dan Welas Asih sesama Umat Manusia. Adapun sub tema yang diangkat adalah menuju pencerahan menjadi manusia yang arif dan bijaksana.


Hartati mengatatak pihaknya menargetkan sebanyak 8.000-10.000 pasien dari keluarga kurang mampu bisa mengikuti pengobatan gratis ini. Pelayanan yang diberikan meliputi operasi katarak, bibir sumbing,
bedah minor, cabut dan tambal gigi, sakit umum, anak-anak dan lainnya.


Total dokter yang terlibat sekitar 160 orang. Jumlah ini termasuk dokter yang berdomisili di Magelang. Mereka didukung sebanyak 153 paramedis seperti apoteker, perawat, penata anastesi, petugas laboratorium analis, bidan, mahasiswa perawat dan tim pendukung TNI AU.


Pengobatan gratis ini dibuka oleh Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama (Kemenag) RI Joko Wuryanto mewakili Menteri Agama Surya Dharma Ali yang berhalangan. "Ini merupakan penerapan atau aplikasi ajaran Buddha," kata Joko.


Joko berharap rangkaian kegiatan Waisak ini akan bisa menyebarkan meta karuna yakni sikap welas asih kepada sesama manusia. Selanjutnya lima tokoh agama dari Islam, Buddha, Hindu, Katolik dan Kristen melakukan doa bersama. (Ahmad Muslim)
Selengkapnya...


Laskar Kretek Tolak Usulan Bibit Waluyo




Temanggung (Fast FM)- Sekitar 400-an Laskar Kretek Kabupaten Temanggung menghadang Gubernur Jateng, Bibit Waluyo keluar dari komplek Pemkab Temanggung. Mereka meminta agar Bibit bersedia menemui mereka. Dan mengklarifikasi usulannya tentang pencanangan kawasan desa bebas rokok.

Aksi unjuk rasa ratusan Laskar Kretek ini dilakukan saat Bibit rapat bersama SKPD Temanggung, usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Temanggung. Termasuk bersama para kepala desa se-Temanggung guna mensosialisasikan kemungkinan membuat kawasan desa bebas rokok.

Aksi para petani tembakau ini dikawal ketat puluhan petugas kepolisian. Pintu gerbang masuk menuju komplek pemkab ditutup rapat dan dipagar betis. Sebagian peserta aksi yang mencoba memaksa masuk, sempat saling dorong dengan peserta lain yang menolak. Namun aksi akhirnya berjalan tertib dan mereka membubarkan diri.

Menurut Koordinator Aksi Lapangan, Musolim, mereka beraksi untuk meminta klarifikasi gubernur. Sebelumnya Bibit mengusulkan pencanangan desa bebas rokok. Usulan tersebut, dinilai akan merugikan dan mematikan kegiatan petani tembakau. Bibit dinilai juga sering mengolok-olok  petani tembakau dan menyebut rokok merusak lingkungan.

Kami menolak untuk diolok-olok terus, dengan sebutan merokok merusak lingkungan dan merugikan kesehatan. Itu sering dikatakan Bibit di berbagai kesempatan. Kami minta ke depan Bibit tidak lagi mengolok-olok dan mendiskiriditkan kami, katanya (02/05).

Pemerintahan Bibit juga diminta membuat kebijakan menolak RPP Anti Tembakau, sebagaimana telah dilakukan Gubernur Jawa Timur. Bagi petani tembakau, mempunyai prinsip tembakau atau mati. Karena itu akan berjuang dengan cara apapun, guna menolak segala upaya yang bermaksud mematikan kegiatan petani tembakau.

Kami ingin mendapat perlakuan yang sama sebagaimana petani tanaman lainnya. Tapi kami merasa aturan yang dirumuskan pemerintahan Bibit, ingin membunuh kami sedikit demi sedikit. Bukannya justru dilindungi, ujar Saeun, salah seorang orator aksi.

Orator yang lainnya, Prayitno menyatakan, usulan pencanangan kawasan desa bebas rokok, bertentangan dengan slogan Bali Deso Mbangun Ndeso milik gubenur sendiri. Karena kalau ada kawasan tersebut, pabrikan rokok tidak akan membeli tembkau lagi. Sehingga kesejahteraan mereka akan menurun karena kegiatan bertaninya terhenti.

Slogan Bali Deso Mbangun Ndeso harusnya diartikan membangun potensi desa. Di Temanggung potensinya Tembakau sehingga harusnya didukung untuk dikembangkan. Tapi Bibit malah sebaliknya, ingin menghancurkan potensi tembakau itu, kata Prayitno.

Setelah massa membubarkan diri, Bibit dan rombongannya baru berani ke luar tempat rapat.

Sebelum berangkat ke Semarang, Bibit mengatakan bahwa dirinya merasa tidak pernah mengatakan rokok haram atau melarang menanam tembakau. Dirinya cuman mengatakan warga yang kurang mampu sebaiknya agar mengurangi merokoknya
.
‘’Kalau soal RPP Anti Tembakau, itu sudah pada kebijakan forum pusat (DPR dan Presiden), dan saya belum tahu isi RPP seluruhnya, tapi setahu saya petani masih disilakan menanam tembakau,’’ ungkpanya.

Soal usulannya tentang kawasan desa bebas rokok, Bibit juga menjelaskan hal itu sebenarnya juga baru sebatas keinginannya. Yakni, dirinya ingin mencoba membuat kawasan tersebut dan nanti dilihat terjadi penghematan merokok yang seperti apa. ‘’Apa salah saya ngomong gitu..’’ tegasnya.(Ahmad Muslim) Foto: Antara


Laskar Kretek Sambut Gembira Meninggalnya Menkes


Temanggung (Fast FM)- Sekitar 400-an Laskar Kretek Kabupaten Temanggung menghadang Gubernur Jateng, Bibit Waluyo keluar dari komplek Pemkab Temanggung. Mereka meminta agar Bibit bersedia menemui mereka. Dan mengklarifikasi usulannya tentang pencanangan kawasan desa bebas rokok.

Aksi unjuk rasa ratusan Laskar Kretek ini dilakukan saat Bibit rapat bersama SKPD Temanggung, usai memimpin upacara Hari Pendidikan Nasional di Alun-alun Temanggung. Termasuk bersama para kepala desa se-Temanggung guna mensosialisasikan kemungkinan membuat kawasan desa bebas rokok.

Aksi para petani tembakau ini dikawal ketat puluhan petugas kepolisian. Pintu gerbang masuk menuju komplek pemkab ditutup rapat dan dipagar betis. Sebagian peserta aksi yang mencoba memaksa masuk, sempat saling dorong dengan peserta lain yang menolak. Namun aksi akhirnya berjalan tertib dan mereka membubarkan diri.

Menurut Koordinator Aksi Lapangan, Musolim, mereka beraksi untuk meminta klarifikasi gubernur. Sebelumnya Bibit mengusulkan pencanangan desa bebas rokok. Usulan tersebut, dinilai akan merugikan dan mematikan kegiatan petani tembakau. Bibit dinilai juga sering mengolok-olok  petani tembakau dan menyebut rokok merusak lingkungan.

Kami menolak untuk diolok-olok terus, dengan sebutan merokok merusak lingkungan dan merugikan kesehatan. Itu sering dikatakan Bibit di berbagai kesempatan. Kami minta ke depan Bibit tidak lagi mengolok-olok dan mendiskiriditkan kami, katanya (02/05).

Pemerintahan Bibit juga diminta membuat kebijakan menolak RPP Anti Tembakau, sebagaimana telah dilakukan Gubernur Jawa Timur. Bagi petani tembakau, mempunyai prinsip tembakau atau mati. Karena itu akan berjuang dengan cara apapun, guna menolak segala upaya yang bermaksud mematikan kegiatan petani tembakau.

Kami ingin mendapat perlakuan yang sama sebagaimana petani tanaman lainnya. Tapi kami merasa aturan yang dirumuskan pemerintahan Bibit, ingin membunuh kami sedikit demi sedikit. Bukannya justru dilindungi, ujar Saeun, salah seorang orator aksi.

Orator yang lainnya, Prayitno menyatakan, usulan pencanangan kawasan desa bebas rokok, bertentangan dengan slogan Bali Deso Mbangun Ndeso milik gubenur sendiri. Karena kalau ada kawasan tersebut, pabrikan rokok tidak akan membeli tembkau lagi. Sehingga kesejahteraan mereka akan menurun karena kegiatan bertaninya terhenti.

Slogan Bali Deso Mbangun Ndeso harusnya diartikan membangun potensi desa. Di Temanggung potensinya Tembakau sehingga harusnya didukung untuk dikembangkan. Tapi Bibit malah sebaliknya, ingin menghancurkan potensi tembakau itu, kata Prayitno.

Setelah massa membubarkan diri, Bibit dan rombongannya baru berani ke luar tempat rapat.

Sebelum berangkat ke Semarang, Bibit mengatakan bahwa dirinya merasa tidak pernah mengatakan rokok haram atau melarang menanam tembakau. Dirinya cuman mengatakan warga yang kurang mampu sebaiknya agar mengurangi merokoknya
.
‘’Kalau soal RPP Anti Tembakau, itu sudah pada kebijakan forum pusat (DPR dan Presiden), dan saya belum tahu isi RPP seluruhnya, tapi setahu saya petani masih disilakan menanam tembakau,’’ ungkpanya.

Soal usulannya tentang kawasan desa bebas rokok, Bibit juga menjelaskan hal itu sebenarnya juga baru sebatas keinginannya. Yakni, dirinya ingin mencoba membuat kawasan tersebut dan nanti dilihat terjadi penghematan merokok yang seperti apa. ‘’Apa salah saya ngomong gitu..’’ tegasnya.(Ahmad Muslim)


Selengkapnya...


May Day, Buruh Magelang Datangi Jamsostek



Magelangkab (Fast FM)- Berbagai cara dilakukan buruh dalam merayakan hari buruh sedunia (Mayday) yang jatuh pada 1 Mei, Ratusan buruh yang tergabung dalam  Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Magelang mendatangi Kantor Jamsostek di Pakelan Mertoyudan Kabupaten Magelang.

Mereka minta kepada pimpinan Jamsostek untuk mengusut tuntas kasus klaim fiktif yang dilakukan PT Tata Lestari Rimba Buana di tahun 2011. Klaim fiktif menurut mereka merupakan kejahatan tindak perdata dan pidana.

"Kita DPC SPN Kabupaten Magelang konsisten untuk mengawal kasus ini khususnya yang menyangkut kejahatan tindak pidana," kata ketua DPC SPN Kabupaten Magelang, Suparno.

Karenanya, kepada PT Jamsostek selaku korban diharapkan agar tetap membawa kasus ini ke ranah hukum, jangan dihentikan pada kasus perdatanya saja. "Kedatangan kami kesini bukan untuk unjukrasa, namun untuk menyampaikan dukungan kepada Jamsostek," katanya.

Bendahara SPN Jateng, Rahmad Irianto yang hadir dalam kegiatan itu menyebutkan, di tahun 2011 terjadi 80 kasus kecelakaan kerja di PT Tata Lestari Rimba Buana. Namun 40 persen dari jumlah itu merupakan kasus fiktif, dan perusahaan hanya mengambil keuntungan dari klaim fiktif tersebut. "Ini harus diusut tuntas," tegas Rahmad.

Buruh yang jumlahnya sekitar 500 orang itu mendatangi kantor Jamsostek sekitar pukul 09.30 wib. Mereka tidak turun dari kendaraan karena hanya menyerahkan aduan saja kepada pimpinan PT Jamsostek cabang Magelang, Wanton Satoto.

Atas aduan tersebut, Wanton berjanji akan menindaklanjuti. Ia menyebutkan, saat ini ada sekitar 40 ribu buruh yang terdaftar sebagai peserta Jamsostek yang dilayani di kantornya yang tersebar di berbagai kota antara laun Kota dan kabupaten Magelang, Purworejo, Temanggung, dan Wonosobo.

Penjagaan oleh polisi sangat ketat. Ratusan polisi Polres Magelang di siagakan dan berjaga-jaga di depan kantor Jamsostek.

Dari kantor Jamsostek, aksi para buruh dilanjutkan ke kantor Pemkab Magelang dan rumah dinas Bupati. Namun karena sedang ada rapat  persiapan Interhash di tempat tersebut, para buruh pindah ke lapangan drh. Soepardi yang tempatnya bersebelahan dengan rumah dinas bupati. Disana buruh berorasi dan selanjutnya kembali ke kantor pemkab.

Suparno berhasil menemui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magelang, Drs. Utoyo untuk menyampaikan 4 tuntutan para buruh. Usai bertemu Sekda, Suparno menemui para buruh dan mengatakan, bahwa Pemkab berjanji akan memenuhi tuntutan UMK sesuai KHL. Ia meminta kepada teman-teman SPN untuk turut memantau perkembangannya, demi kehidupan buruh yang lebih baik. Sekitar pukul 13.00 wib, buruh membubarkan diri. (Ahmad Muslim)


May Day, Buruh Magelang Datangi Jamsostek



Magelangkab (Fast FM)- Berbagai cara dilakukan buruh dalam merayakan hari buruh sedunia (Mayday) yang jatuh pada 1 Mei, Ratusan buruh yang tergabung dalam  Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Serikat Pekerja Nasional (SPN) Kabupaten Magelang mendatangi Kantor Jamsostek di Pakelan Mertoyudan Kabupaten Magelang.

Mereka minta kepada pimpinan Jamsostek untuk mengusut tuntas kasus klaim fiktif yang dilakukan PT Tata Lestari Rimba Buana di tahun 2011. Klaim fiktif menurut mereka merupakan kejahatan tindak perdata dan pidana.

"Kita DPC SPN Kabupaten Magelang konsisten untuk mengawal kasus ini khususnya yang menyangkut kejahatan tindak pidana," kata ketua DPC SPN Kabupaten Magelang, Suparno.

Karenanya, kepada PT Jamsostek selaku korban diharapkan agar tetap membawa kasus ini ke ranah hukum, jangan dihentikan pada kasus perdatanya saja. "Kedatangan kami kesini bukan untuk unjukrasa, namun untuk menyampaikan dukungan kepada Jamsostek," katanya.

Bendahara SPN Jateng, Rahmad Irianto yang hadir dalam kegiatan itu menyebutkan, di tahun 2011 terjadi 80 kasus kecelakaan kerja di PT Tata Lestari Rimba Buana. Namun 40 persen dari jumlah itu merupakan kasus fiktif, dan perusahaan hanya mengambil keuntungan dari klaim fiktif tersebut. "Ini harus diusut tuntas," tegas Rahmad.

Buruh yang jumlahnya sekitar 500 orang itu mendatangi kantor Jamsostek sekitar pukul 09.30 wib. Mereka tidak turun dari kendaraan karena hanya menyerahkan aduan saja kepada pimpinan PT Jamsostek cabang Magelang, Wanton Satoto.

Atas aduan tersebut, Wanton berjanji akan menindaklanjuti. Ia menyebutkan, saat ini ada sekitar 40 ribu buruh yang terdaftar sebagai peserta Jamsostek yang dilayani di kantornya yang tersebar di berbagai kota antara laun Kota dan kabupaten Magelang, Purworejo, Temanggung, dan Wonosobo.

Penjagaan oleh polisi sangat ketat. Ratusan polisi Polres Magelang di siagakan dan berjaga-jaga di depan kantor Jamsostek.

Dari kantor Jamsostek, aksi para buruh dilanjutkan ke kantor Pemkab Magelang dan rumah dinas Bupati. Namun karena sedang ada rapat  persiapan Interhash di tempat tersebut, para buruh pindah ke lapangan drh. Soepardi yang tempatnya bersebelahan dengan rumah dinas bupati. Disana buruh berorasi dan selanjutnya kembali ke kantor pemkab.

Suparno berhasil menemui Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magelang, Drs. Utoyo untuk menyampaikan 4 tuntutan para buruh. Usai bertemu Sekda, Suparno menemui para buruh dan mengatakan, bahwa Pemkab berjanji akan memenuhi tuntutan UMK sesuai KHL. Ia meminta kepada teman-teman SPN untuk turut memantau perkembangannya, demi kehidupan buruh yang lebih baik. Sekitar pukul 13.00 wib, buruh membubarkan diri. (Ahmad Muslim)
   


Selengkapnya...


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman