GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Kamis, 17 Februari 2011

Tim SAR Magelang Terkendala Transportasi Saat Evakuasi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Garda terdepan pemerintah Kabuaten Magelang, Jawa Tengah, dalam setiap penanggulangan dan penanganan bencana alam, Tim SAR kabupaten Magelang, ternyata hingga kini masih mengalami kendala dalam bidang transportasi.

“Terkendala pada tranportasi, khususnya mobilitas, ini menjadi kebutuhan yang paling pokok, yang perlu segera ditanggapi dan dipenuhi sesuai dengan situasi dan kondisi didaerahnya,” Ungkap Ketua SAR Kabupaten Magelang, Heri Prawoto di Magelang, Rabu (16/02)

Lebih lanjut Heri mengatakan, saat ini pihaknya hanya memiliki satu mobil oprasional sejenis kijang, itupun menurutnya berstatus pinjam pakai dari Dinas Pengelola Keuangan, dan Aset Derah (DPKAD)

“Seandainya terjadi permasalahan didarat memang kami baru mendapatkan pinjam pakai dari DPKAD sebuah mobil kijang, yang mana kalau didaerah yang benar – benar ber-air dan sebagainya perlu kendaraan doubel gardan, tidak seperti yang dipinjam pakaikan.” kata Heri

Menurut Heri, selain kendala mobilitas darat, Tim SAR Magelang juga mengalami kendala mobilitas di Air. “Kami juga terkendala perahu karet, yang mana pada saat evakuasi diair, seperti contoh kemarin pada saat mengevakuasi korban arung jeram di kali progo, kami hanya bisa menyisir dipinggir, karena tidak memiliki peralatan perahu karet,” jelasnya.

Pihkanya mengaku hingga kini juga telah mengajukan permohonan perlengkapan ke Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD).

“Dalam hal ini kami sudah mengajukan beberapa, seperti di BPBD jawa tengah, kita mengajukan kebutuhan sarana dan prasarana, khususnya untuk mobilitas, yaitu mobil Truk, mobil Rescue double gardan, juga mobil pengankutan peralatan, termasuk perahu karet, tapi hingga kini memang belum terealisasi,” pungkas Heri. (F1)


Selasa, 15 Februari 2011

Doa Bersama Untuk Keselamatan Bangsa



Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Forum Lintas Agama Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menggelar ritual selamatan dan doa bersama untuk keselamatan bangsa, manusia dan alam. Selamatan digelar untuk mengantisipasi perbedaan pendapat antar umat bergama, yang saat ini marak di berbagai daerah.

Beberapa tokoh lintas agama kabupaten magelang, seperti Romo V Kirjito, Beberapa ulama dan kyai magelang, juga beberapa Bante nampak hadir dalam acara itu.

Menurut panitia penyelenggara. Khabibulloh, selama erupsi hingga bencana lahar dingin merapi, umat lintas agama di daerah ini telah bersama – sama menangani pengungsi, sehingga pihaknya berharap agar kebersamaan yang selama ini sudah terjalin, tidak terpecah hanya karena isu – isu lintas agama.

“Doa bersama dan selamatan ini lebih pada kita meneguhkan kembali komitmen yang sudah dibangun selama ini, kita perteguh kembali, jangan sampai hanya permasalahan yang sederhana, permasalahan yang tidak penting kaya di temangung, kita semua terus terpengaruh,” kata Habib usai acara, Senin (14/2)

Habib menjelaskan, di kabupaten magelang saat ini masih terdapat Tiga ribu lebih pengungsi lahar dingin merapi, menurutnya hal ini jauh lebih membutuhkan perhatian, dibandingkan mengurusi hal – hal sederhana seperti perbedaan pendapat antar umat beragama.

“Problematika pengungsi yang ada dimerapi itu masih butuh pengelolaan panjang, pengungsi – pengungsi ini tidak punya rumah, tidak punya pekerjaan, inikan jauh lebih penting untuk dipikirkan,” jelas Habib lagi.

Menurut Habib, kerusuhan yang terjadi di Temanggung, harusnya tidak perlu diperpanjang lebarkan kembali, namun hendaknya kejadian itu dijadikan sebagai refleksi antar umat beragama.

“Kejadian yang terjadi ditemangung, saya kira menjadi sebuah refleksi, dari kerukunan umat beriman, bagaimana kita lebih mendahulukan komitment kemanusiaan, komitmen kebangsaan, komitment terhadap alam, dari pada komitment kelompok, komitmen individu, atau komitment golongan, baik itu bersifat agama, ras, suku, maupun ideologi,” pungkasnya. (F1)


Petani Salak Merapi Atasi Kesulitan Ekonomi Dengan Tumpang Sari



Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Petani salak di Kecamatan Srumbung, Kabupaten Magelang, memilih sistem tanaman tumpang sari pada perkebunan salaknya, langkah itu dilakukan guna memenuhi kebutuhan ekonomi sehari – hari, pasca bencana erupsi merapi.

Sri Sudalmi, petani salak di Dusun pondok, Desa Srumbung misalnya, pasca pohon salaknya roboh diguyur abu vulkanik merapi, ia memilih lahan salaknya di tanami tumpang sari dengan tanaman jagung serta kacang – kacangan.

“Sewaktu ada merapi melutus itu pohon salak itu pada roboh, jadi nggak bisa berbuah, jadi saya memilih sela – selanya itu pohon salak tak kasih tanaman sayur – sayuran, biar cepat panen,” ungkap Sri Sudalmi disela memanen tanaman sayurannya, di Srumbung Magelang, Selasa (15/02)

Menurut pengetahuan yang ia dapatkan, pohon salak yang sudah diguyur abu vulkanik merapi baru akan berbuah paling cepat memakan waktu satu tahun kedepan. “Ya kalu salak yang sudah rusak itu ya satu tahun – dua tahun baru berbuah lagi, padahal saya kan setiap hari butuh makan,” ungkapnya.

Hal yang sama juga dilakukan Widarti, petani salak Dusun Polengan, Kecamatan Srumbung, menurutnya selain untuk dijual demi kebutuhan ekonomi, menanam sayuran di kebun salak juga bisa dimanfaatkan untuk kebutuhan sayur keluarganya.

“Namanya orang kampung ya Mas, kita setiap hari juga butuh sayur mayur, jadi ya selain dijual ini juga untuk konsumsi sendiri,” kata Widarti.

Erupsi merapi tahun 2010 ini memang menimbulkan kerugian dan kerusakan disemua sektor, bukan hanya rumah dan insfrastuktur yang rusak, namun pertanian dan sektor perikanan, peternakan juga merasakan dampak yang tidak sedikit ringan.

“Waktu erupsi yang tahun 2006 itu kerusakannya tidak sampai separah ini, karena kampung saya adalah kampung paling atas yang tidak diungsikan, namun 2010 ini sungguh luar biasa, semua penghidupan warga hancur,” tambah Widarti.

Sebelumnya, Mentri Pertanian Suswono, ketika berkunjung di Magelang, mengatakan, Tahap rehabilitasi dan rekontruksi terutama untuk sektor pertanian, pemerintah mengalokasikan dan sebesar Rp 6,4 milyar, dan Rp 6,3 milayar diantaranya hingga kini telah direalisaikan.

“Buat penyelamatan itu ada adana untuk magelang ini ada 6,4 Milyar, yang sudah dicairkan 6,3, masih ada dana 120 juta, jadi ini untuk penyelamatan lahan – lahan salak ini, dimana dari penyelamatan ini kita lakukan dengan cara padat karya melibatkan 146.000 orang,” kata Suswono

Pemerintah berharap, kesempatan padat karya ini bisa dijadikan lapangan pekerjaan bagi korban erupsi maupun lahar dingin merapi.(F1)


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman