GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Rabu, 05 Januari 2011

Pasar Tradisional dan Pasar Modern Harus Besinergi



Oleh : Ika Fitriana

Fast Pojok Kota – Keinginan masyarakat mendambakan pasar tradisional yang bersih dan nyaman serta persaingan pasar yang sehat, tampaknya akan segera terwujud. Panitia Khusus (Pansus )DPRD Kota Magelang saat ini tengah intensif menggodog raperda pasar yang komprehensif.

“Dalam perda nanti, akan ada saling dukung mendukung antara pedagang pasar tradisional, agar pedagang di pasar tradisional tidak mati usahanya karena keberadaan pasar modern,” jelas Drs Edy Sutrisno, Msi, Ketua pansus Raperda pasar, Rabu (5/1.

Menurut Edy, Perda semacam ini, belum pernah dimiliki daerah lain, sebab Kota Magelang tergolong daerah yang relatif kecil sehingga sangat memungkinkan dibuat perdayang komprehensif.

“Dalam raperda pasar yang komprehensif nantinya, akan diatur soal penataan, pembinaan maupun pengelolaannya, selain itu juga akan akan menjamin penataan pasar modern tidak membunuh pasar tradisional, namun justru bersinergi,” lanjut Ketua Apindo Kota Magelang ini.

Edy menambahkan, dalam Perda tersebut nantinya akan mengatur ketentuan pembangunan pasar atau pusat perbelanjaan, anatar lain sistem zonasi atau daerah mana saja yang masih memungkinkan untuk didirikan pasar modern.

Kemudian untuk pembinaan, lanjut Edy, pemda juga bertanggung jawab membina para wirausahawan khususnya di Kota Magelang agar mampu meningkatkan baik kualitas maupun kwantitas produk dan bisa di pasarkan melalui pasar modern maupun pusat perbelanjaan. "Jadi saling menumbuhkan, pasar modern tidak boleh menolak produk-produk UKM dari Kota Magelang," terangnya.

Sedangkan hal mengelola, kata Edy, bagaimana Pemda bisa mengelola pasar tradisional menjadi pasar yang lebih bagus, dan tidak terkesan kumuh. (F2)


Selasa, 04 Januari 2011

125 Rumah Terendam Material Vulkanik Lahar Dingin Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Banjir lahar dingin kembali menerjang wilayah Kabupaten Magelang. Akibatnya, sebanyak 125 rumah warga di Dusun Gempol, Desa Jumoyo, Kecamatan Salam, terendam material vulkanik merapi setinggi 2 – 2,5 Meter.

Mudakir, ketua RT 1, Rw 6, Dusun Gempol, mengatakan, 125 rumah tersebut sebelumnya dihuni oleh 162 KK dengan jumlah jiwa sebanyakn 503 jiwa. “Saat ini mereka mengungsi di balai desa dan lanpangan desa jumoyo,” kata Mudakir di Jumoyo, Selasa (4/01).

Mudakir menjelaskan, bahwa bencana banjir lahar tersebut smalam terjadi sebanyak dua kali, dimana untuk banjir pertama pada pukul 18.00 wib, hanya berintensitas sedang, namun pada banjir ke dua yang terjadi pukul 19.30 wib, intensitas banjir semakin besar, sehingga menenggelamkan kampungnya.

“Bahkan akibat bajir kedua itu, aliran sungai sekarang sudah berpindah melalui tengah dusun kami, sementara sungai yang sesunguhnya justru saat ini kering tanpa aliran,” ungkap Mudakir.

Ketika disinggung mengenai bantuan yang saat ini paling dibutuhkan, mudakir menjawab maih kebingungan. “ kalau untuk bahan makanan kami disuplai dari barak pengungsian, namun untuk yang lainnya kami masih bingung, lha rumah sudah hancur begitu mau diapakan lagi?,” jelas Mudakir sembari bertanya.

Selain menenggekan ratusan rumah warga, bajir juga mengakibatkan jalan yogyakarta - magelang terputus, karena masih menumpuknya material vulakanik merapi yang berupa batu besar dan pasir setinggi 4 meter, dengan panjang 300 meter.

Sementara pihak kepolian mengalihkan jalur jogja – magelang melalui wates kulon progo. “Kita belum bisa memperkirakan kapan lalu lintas akan kita buka kembali, karena materialnya masih banyak, semoga nanti sore sudah bisa dibuka jalannya,” ungkap Sugiarto, anggota kepolisian resort magelang.(F1)


Anak – Anak Korban Merapi Butuh Pendampingan



Oleh: Ahmad Muslim
 
Fast Pojok Kota- Anak – anak korban bencana merapi masih terus membutuhkan bimbingan dan perhatian, terutama dari orang tuanya sendiri, oleh karena itu, orang tua dilarang putus asa, dalam menjalani kehidupan terutama pasca bencana merapi ini.
 
Himbauan tersebut disampaikan oleh KH Muhamad Yusuf Khudlori, Seniman sekaligus tokoh agama diwilayah ini, ketika memberikan motifasi kepada ratusan pengungsi yang hingga kini masih berada di barak pengungsian Desa Jumoyo, Kecamtan Salam, Magelangm, Jawa tengah, akibat masih mengancamnya bahya lahar dingin Merapi,
 
Menurut KH Muhammad Yusuf Khudlori atau yang akrap disapa Gus Yusuf, Semangat dalam menjalani kehidupan tersebut, sangat dibutuhkan, lantaran orang tua menjadi cerminan dari anak – anaknya yang saat ini juga turut berada di pengungsian.
 
“Kulo njenengan ampun cilek ati, kudu tetep gede atine, gede semangate, terlebih ibu – ibu, Anak- anak kita masih butuh bimbingan panjenengan, anak – anak harus dibesarkan, ngantos akhir dados anak engkang sholih lan solikhah,” Kata Gus Yusuf di Magelang, Senin (3/01)
 
Di lokasi ini, masih terdapat 167 pengungsi balita dan anak-anak yang menempati shelter box yang dipasang oleh posko bersama GP Anshor Magelang. Sehari – hari mereka hanya bermain dengan sesama warga pengungsian. “Dados njenegan ampun ngloko, anak – anak masih butuh njenegan,” tegas Gus Yusuf.


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman