GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Kamis, 30 Desember 2010

Kementrian PU siapkan 70 M Untuk Normalisasi Sungai Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Untuk mengantisipasi terjadinya banjir lahar dingin susulan, Kementrian Pekerjaan Umum menganggarkan Rp 70 Milyar lebih untuk penormalisasian alur sungai yang berhulu di puncak gunung merapi.

“ Ada dana dari BNPB juga dari APBN, BNPB 20 Milyar, dari APBN sekitar 55 Milyar,” demikian dikatakan Hermanto Dardag, wakil mentri pekerjaan umum, disela kunjungan kerjanya di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, kamis (30/12).

Menurut Hermanto, dana itu hanya digunakan untuk tahap tanggap darurat saja, dan belum termasuk tahap rehabilitasi dan rekontruksi. “Untuk tanggap darurat saja, belum untuk rehabilitasi rekontruksi, itu untuk supaya alur sungai lekas berfungsi secara normal kembali,” katanya.

Hermanto menambahkan, Saat ini PU masih berkonsentrasi panormalisasian di tujuh alur sungai yang berhulu di puncak merapi. “Kita masih fokus di sungai Pabelan, dan Sungai Putih untuk magelang, sedangkan DIY kita fokus di Kali Boyong, Opak, Kuning, Gendol, serta Krasak. kita fokus di tujuh sungai itu,” tambahnya.

“PU juga sudah mulai memperbaiki palung, menjaga supaya palungnya bisa berfungsi lagi, jadi kalau ada kebawa material dari lahar dingin tadi masuk, kita selalu jaga supaya itu secepatnya dibersihkan, atau dinormalisasi. Sambil pelan- pelan, memperbesar palung – palung yang lain,” tambahnya lagi.

Sementara ketika disinggung mengenai bangunan jembatan yang tergerus oleh aliran lahar dingin, hermanto menjawab, bahwa saat ini kondisi jembatan, terutama yang melintag di jalan – jalan nasional.

“Kalau jembatan gak ada yang terlalu signifikan, kita pakai pemeliharaan rutin saja, jadi secara sturktur masih ok, masih memenuhi, terutama yang jalan nasional,” pungkasnya.(F1)


Penamabang Pasir Merapi Tolak Retribusi Liar



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Pelaku penambangan pasir lereng Merapi di Kabupaten Magelang Jawa Tengah, mengeluhkan maraknya penariakn retribusi liar yang saat ini marak dilakukan oleh penduduk sekitar lokasi penambangan.

Iwan Hermawan, koordinator penambang pasir merapi mengatakan secara tegas penolakan itu. “Jelas, sejak awal harusnya tidak boleh dan itu kita memang secara tegas menolak untuk pungutan liar diluar retribusi,” ungkap iwan dimagelang, Kamis (30/12)

Menurut Iwan, penarikan retribusi liar ini sudah terjadi secara turun – temurun jauh sebelum merapi mengalami erupsi.“Berkait dengan pungutan liar, menurut saya inikan sesuatu yang sudah lama, sudah turun temurun, jadi pemerintah kabupaten tidak pernah tegas,” kata iwan.

Menurutna, retribusi liar tersebut harusnya bisa ditertibkan oleh pemerintah kabupaten magelang, namun sayangnya, hingga kini pemerintah tidak pernah tegas dalam menindaknya.

“ Kan sebenarnya bisa retribusi itu di intensifkan, tapi dengan cara – cara yang benar, sehingga yang paling dibutuhkan saat ini adalah ketegasan pemerintah,” pungkas iwan.(F1)


Sikapi situasi dengan “Ayo Ngguyu”



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mensikapi situasi yang saat ini banyak terjadi dilingkungan sekitar, terutama pasca bencana merapi. Salah satunya yang dilakukan oleh Yogi stiyawan, seniman lukis asal Borobudur, jawa tengah, yang menggelar pameran lukisan bertajuk “Ayo Ngguyu” (Ayo tertawa).

“Sebenarnya ini sebuah langkah saya untuk mensikapi tentang kehidupan ini, agar lebih cair, indah dan tidak sepaneng,” kata Yogi usai membuka pameran itu di Borobudur, Minggu (26/12)

Sebanyak 17 karya lukisan yang menggambarkan muka orang yang tertawa, di pamerkan dalam pameran tunggal yang direncanakan akan berlangsung hingga 10 Januari 2011 mendatang itu.

“Tema – tema “ayo ngguyu” saya kira singkronlah dengan keadaan saat ini, sifatnya yaitu mungkin dengan banyaknya bencana - bencana alam, terus dengan keadaan negara indonesia yang sifatnya nggak jelas juntrung(arah)nya, tentang kasus – kasus yang tidak pernah terselesaikan, bahkan tidak mau diselesaikan,” kata Yogi.

Dirinya berharap dengan pameran ini dapat membangkitkan kembali semangat masyarakat, terutama pasca bencana erupsi merapi berlangsung. “jadi sekarang ini marilah kita tata hidupini dengan berpikir yang tersenyum, yang membuat kita itu senang dan bahagia, pameran ini juga agar orang itu semakin menghargai hidup, percaya diri, dan senang,” pungkasnya.

Pameran itu juga sempat mendapatkan penghargaan dari musium rekor indonesia (MURI) lantaran yang membuka secara simbolis pameran tersebut bukanlah pejabat maupun artis, melainkan dari ibu kandung sang pelukis sendiri.

“Sepanjang dari sabang sampai merauke, biasanya, kalau pameran lukisan itu yang mebuka pejabat atau orang terkenal, namun disini justru yang membuka ibu kandung sang pelukis, jadi menurut kami ini layak mendapatkan penghargaan dari MURI,” kata Paulus Pangka, senior manager Museum Rekor Indonesia.(F1)


Jamasan Alam Untuk Gusdur dan Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Puncak peringatan satu tahun meninggalnya mantan Presiden RI ke-4, KH. Abdurahman Wakhid di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, diperingati dengan Doa bersama lintas agama, serta pentas berbagai macam kesenian.

Sholahudin EL Ahmed, Panitia penyelenggara mengatakan, bahwa acara yang bertajuk jamasan alam dan 1 tahun Gusdur tersebut, juga dimaksudkan untuk mengajak masyarakat mengambil hikmah dari peristiwa yang ada, yakni erupsi Merapi.

“Selain khoul satu tahun Gusdur, doa bersama yang dihadiri tokoh – tokoh umat lintas agama, kali ini kita juga melakukan jamasan alam, dimana setelah merapi terjadi erupsi, kita mencoba mengambil pelajaran apa yang sebenarnya terjadi,” ungkap Sholahudin di sela acara, Jum’at (24/12) malam.

Menurut Sholahudin, Erupsi merapi telah memberikan pelajaran terutama bagaimana warga merapi harus menjaga lingkungan sekitar sebaik-baiknya. “Hal – hal kemanusiaan seperti pengungsian dan kerusakan lingkungan menjadi pelajaran bersama, begitu hebatnya erupsi sehinga memberikan pelajaran yang cukup luar biasa,” kata Sholahudin.

Selain doa bersama, beberapa kesenian lokal seperti Padepokan wargo budoyo Gejayan Sawangan, Padepokan gunung tidar dan gunung tengis, Komunitas seniman borobudur indonesia (KSBI), Komunitas seniman jalanan (KSJ) Wonosobo, serta teater metafisis Semarang. “Dalam acara kali ini kita intinya mengambil hikmah dari erupsi merapi, serta mengambil teladan dari sang guru bangsa Gusdur,” pungkas Sholahudin.(F1)


Pemkab Magelang Dinilai Lamban Tangani Pasca Bencana



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ketua Komisi A DPRD Kabupaten Magelang, Suharno, menilai Pemerintah Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, lamban dalam menangani masyarakat, terutama pasca terjadinya bencana letusan merapi, yang terjadi sejak akhir oktober lalu.

Kelambanan tersebut, menurut Suharno, nampak dari belum jelasnya perintah pendataan terhadap kerugian materi dampak akibat erupsi merapi. “Pendataan ini menjadi sebuah ukuran, lah sampai sekarang, perintah pendataan itu belum jelas, apa saja yang perlu didata, ini yang perlu dan sangat dibutuhkan, kalau seperti ini kan kesannya lamban,” ungkap Suharno di Magelang, Jum’at (24/12)

Menurut Suharno yang juga mantan Sekertaris daerah kabupaten magelang ini, persipan dan pendataan pasca bencana ini penting segera direlasisasikan, karena pemerintah pusat telah menanti data itu.

“Persipan untuk pasca bencana ini harus menjadi satu pemikiran, karena pihak kementrian soial, dan kesra, disana secara tehnis sudah disiapakan, semua kebutuhan untuk bahaya akan dicukupi, nah sekarang bagaimana tanggapan dari pemerintah derah didalam rangka menangkap itu,” tambah Suharno.

Pihak DPRD berharap, Pemda magelang segera merealisasikan pendataan itu. “Hal ini penting dan mendesak dilakukan, agar nasip warga sepulang pengungsian lekas tertangani,” pinta Suharno.(F1)


Pembahasan APBD 2011 di Kabupaten Magelang Molor, Rehab, Recon Tertunda



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Penetapan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Magelang Jawa Tengah teramcam molor, akibatnya beberapa program rehabilitasi dan rekontruksi pasca bencana merapi, juga terancam molor hingga bulan juni 2011.

Wakil ketua DPRD, Muhamad Achadi mengatakan, revisi kebijakan umum anggaran dan perkiraan platfon anggaran sementara (KUAPPAS), sesungguhnya telah diserahkan jauh hari sebelum bencana Merapi terjadi, namun sayangnya hingga kini revisi tersebut belum dikembalikan ke DPRD untuk di bahas lagi.

“Sayangnya ini molor, dan mungkin bisa sampai mei baru bisa pelaksanaan program anggran, dan itu jelas sangat merugikan masyarakat kabupaten magelang, ya yang dikafer oleh APBD dua jelas ikut – ikutan molor,” jelas Achadi di Magelang, Jum,at (24/12)

Achadi menjelaskan, bahwa KUAPPAS tersebut, sebelumnya direvisi oleh dewan, lantaran banyaknya mata anggaran yang dinilai tidak sesuai dengan rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD)

“Selain tidak sesuai dengan RPJMD juga banyak mata anggaran yang tidak fokus, sehingga tidak mengena langsung kepada masyarakat,” jelas achadi

Sementara itu, ketika dihubungi, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bapeda) Kabupaten Magelang, Rohadi Pratoto, mengatakan, bahwa KUAPPAS akan segera diserahkan pada minggu ini. “Ya kemarin sempat tertunda, namun minggu ini InsyaAlloh siap kami serahkan ke dewan,” kata Roadi.

Menanggapi hal itu, Achadi menyatakan kesediaanya untuk segera mengakomodir. “Sepanjang itu positif. Ya nanti kita akan akomodir dan akan kita cermati dalam rancangan KUA yang mereka berikan, dan dalam pembahasan APBD nanti juga akan coba kita kritisi lebih jauh, apa saja yang akan dilakukan dalam program rehap rekon yang dicover oleh APBD dua,” pungkas Achadi.(F1)


Mbah Rono: Merapi Selalu Beri Keuntungan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Surono, menolak apabila ada anggapan bahwa merapi menyebabkan kerugian dalam setiap erupsi yang terjadi sejak akhir oktober lalu.

Ditemui dalam sebuah diskusi terbatas penataan ruang kawasam gumumg merapi di Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Surono atau yang akrab disapa mbah rono, memberikan penjelasan bahwa erupsi merapi telah melimpahkan berjuta meter kubik.

“Jadi semua kebagian lah, kalau dihitung - hitungkan 150 juta m3, satu kibik Rp 210.000, kalikan 150juta, sudah bisa untuk bangun merapi, kalau mau etung – itungan gitu, berartikan untung, merapi gak pernah ngasih kerugian, ngasih untung terus,” kata Surono sembari tertawa. Kamis (23/12)

Surono juga mengatakan, hingga kini masih mempertahankan status merapi pada level siaga, dan belum tau kapan status tersebut akan diturunkan, “Terutama yang paling harus diwapadai adalah bahwa lahar dingin, yang memang hingga kini telah kita lihat bersama akibatnya,” tambah Surono.(F1)


Penambang Pasir Merapi Butuh Ketegasan Pemerintah



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Puluhan pekerja dan penambang Pasir Merapi yang bergabung dalam Forum Rakyat Pekerja dan Penambang Pasir Merapi (FRP3M), Kamis (23/12) siang, beramai-ramai mendatangi Gedung DPRD Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Forum itu mendesak Pemkab Magelang untuk segera menerbitkan regulasi tentang penambangan pasir Merapi. Baik perizinan (penambangan dan penjualan hasil tambang), tonase maupun jalur angkutan tambang, serta jam penambangan.

Iwan Hermawan, Koordinator forum mengatakan, bahwa saat ini, masyarakat penambang membutuhkan kepastian hukum, dalam melakukan aktivitas penambangan di sepanjang alur sungai yang berhulu di puncak merapi.

“Yang penting hari ini adalah bagaimana teman – teman bisa menambang, dan ada kepastian untuk terus bisa menambang, itu prinsipnya, meskipun dengan toleransi – toleransi, karena pemerintah kabupaten, sejak 2008 tidak pernah mengeluarkan ijin, karena dengan alasan tidak ada erupsi,” kata iwan di ruang rapat DPRD, kamis (23/12)

Dalam kesempatan itu, FRP3M juga menegaskan sikapnya, mereka menolak penambangan pasir dengan menggunakan alat berat karena hanya menguntungkan pengusaha besar. Alasan lain adalah, mempercepat habisnya deposit vulkanik Merapi, serta mempercepat proses kerusakan lingkungan. “oleh karena itu kami menolak penggunaan alat berat itu,” tegas Iwan.

Sementara itu, Wakil ketua Dua DPRD Kabupaten Magelang, Sad Prio Putro menyatakan, pihaknya akan segera berkoordianasi dengan pihak eksekutif, untuk menindak lanjuti aspirasi para penambang itu. “ Terutama kami akan segera bertemu dengan bagian hukum pemkab magelang, agar kami juga mengetahui batasan hukum yang sebenarnya,” kata Sad Prio.(F1)


Imbas Merapi, Pengusaha Angkutan Minta Dispensasi Pemerintah



Oleh: Ahmad Muslim

Fast pojok Kota- Imbas letusan Merapi tidak hanya pada sektor Pertanian dan perikanan saja, namun sektor usaha transportasi juga turut merasakan dampak hujan abu dari letusan yang eksplosif sejak akhir Oktober 2010 lalu.

Muh Irianto, Ketua dewan pengurus cabang organisasi pengusaha angkutan darat (DPC ORGANDA) Kabupaten Magelang, mengungkapkan, bahwa abu vulkanik merapi yang mengenai onderdil kendaraan, menyebabkan keausan yang berakibat dari kerusakan kendaraan.

“Karena akibat erupsi merapi, banyak sekali suku cadang kendaraan yang kena debu dan pasir merapi, sehingga mengakibakan onderdil yang terpasang dikendaran itu menjadi rusak,” ungkap Muh Irianto, di Magelang, Rabu (22/12)

Selain kerusakan onderdil kendaraan, menurut muh irianto, jasa transportasi juga terhenti sejak merapi pertama meletus. Pihaknya berharap ada perhatian dari pemerintah. “Jadi harapan Organda sendiri memohon kepada pemerintah, agar bijak dalam menyikapi adanya musibah yang ada di merapi sebagaimana kerugian yang diakibatkan merapi terhadap pengusaha angkutan,” kata Muh.

Ketika ditanya lebih spesifik tentang perhatian pemerintah yang diharapkan, pihaknya menjawab, soal perpanjangan ijin, serta setoran jasa raharja agar dibebaskan biayanya.

“Dari semua angkutan itu memohon kebihjaksanaan pemerintah minimal subsidi, kalau toh tidak kita untuk dibebaskan dari biaya – biaya, seperti iuran wajib jasa raharja, STNK, uji kendaraan ataupun apa saja yang semua itu berakibat pada tidak beroprasinya kendaraan,” harapnya. (F1)


Bantuan Merapi Agar Segera Di Salurkan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Dewan Perwakilan Rakyat Daerah(DPRD) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menghimbau kepada pemerintah daerah setempat, agar segera mendistribusikan bantuan logistik Merapi, yang hingga kini masih menumpuk di Tiga Gudang “penimbunan” yang ada.

Himbauan tersebut disampaikan setelah DPRD melakukan inspeksi mendadak (Sidak) di gudang – gudang penyimpanan bantuan, dan melihat masih menggunungnya beberapa bantuan logistik yang diperuntukan bagi korban bencana Merapi.

“Kami menghibau kepada pihak eksekutif dalam hal ini sekda berikut SKPD yang menangani itu, kami minta bantuan bencana yang saat ini ada itu agar diinventarisir dan segera di sampaikan kepada mayarakat, sehingga kebutuhan masyarakat bisa segera terpenuhi,” kata Suharno, Ketua Komisi A DPRD Magelang, disela Sidak, Rabu (22/12) pagi.

Ketika memasuki gudang Gedung Dekopinda dan GOR Gemilang, DPRD menemukan tumpukan beras dan gula. “Ini kebutuhan pokok, kenapa masih juga menumpuk. Padahal sekarang pengungsi sudah jauh berkurang alias sudah banyak yang pulang. Mbok ya segera di bagikan,” paparnya.

Sementara ketika penumpukan Logistik tersebut di konfirmasikan kepada Koordinator Logistik Posko Induk, Bambang Dwi Purnomo, menjelaskan bahwa pihaknya tidak bisa sembarangan mengeluarkan bantuan, namun harus melalui beberapa tahap birokarasi.

“Bantuan saat ini difokuskan untuk pengungsi hingga masa tanggap darurat selesai. Permintaan logistik bantuan harus atas persetujuan Posko Induk atau ditandatangani oleh Asisten Sekda, dengan blangko permohonan yang sudah disediakan,” jelasnya.(F1)


PKL Pemuda Selatan Akan DiTata






Oleh : Ika Fitriana


Fast Pojok Kota - Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) kota magelang akan segera melakukan penataan ulang keberadaan para Pedagang Kaki Lima (PKL) yang berada di sepanjang Jalan Pemuda Selatan Kota Magelang.

Kepala DPP Kota Magelang, RM Devananda kepada FAST FM mengatakan, hal tersebut dilakukan karena di lokasi tersebut banyak PKL yang melakukan pelanggaran terhadap Perda No 23 tahun 2006 tentang penataan dan pembinaan terhadap Pedagang Kaki Lima.

Setidaknya ada 33 orang pedagang yang melanggar, dari total 47 orang pedagang yang beroperasi di lokasi tersebut. “Mereka banyak yang menambah luas dasaran, sehingga mengganggu jalur lambat, kemudian sebagian mereka berjualan jenis dagangan yang tidak sesuai dengan ijin,” papar Devananda, Kamis (30/12)

Penataan tersebut, lanjut dia, supaya nanti apabila pasar Rejowinagun selesai dibangun, ada keseimbangan penataan di sekitar pasar. Sehingga diharapkan bisa tercipta suasana pasar yang tertib, rapi dan kondusif.

Oleh sebab itu, hari ini (30/12), sebelum dilakukan penataan, pihaknya mengumpulkan seluruh PKL di dinas setempat, untuk disosialisasi dan membuat kesepakatan antara DPP dan para PKL. Sehingga nantinya tidak akan benturan ketika penataan dilakukan pada awal tahun depan.

Selain penataan lokasi, para PKL juga dibei kesempatan untun memperpanjang kartu tanda anggota (KTA) pedagang, pasalnya KTA merupakan salah satu syarat PKL untuk dapat menempati lokasi jalan pemuda selatan.

“Apabila masih ada yang melanggar, pastinya ada sanksi sesuai perda yang berlaku yakni hukuman kurungan 6 bulan dan denda Rp. 50 juta,” tandasnya. (F2)


Sabtu, 25 Desember 2010

Dunia Perikanan Juga Butuh Perhatian Pemerintah



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Dunia usaha perikanan di Kabupaten Magelang, nyaris tak berkutik paska erupsi eksplosif Merapi. Ratusan ekor benih dan indukan berbagai jenis ikan yang di budidayakan mati, terkena dampak letusan gunung itu.

Miftahudin, sekertaris kelompok tani ikan, mina sejahtera kecamatan Ngluwar, kabupaten Magelang mengungkapkan, bahwa sektor perikanan juga sama meruginya akibat letusan gunung merapi.

“Jadi ternak ikan itu pada mati, karena tekena abu vulkanik kemudian juga irigasi rusak, sejauh ini belum ada penanganan dari pemerintah, baik soal irigasi, maupun penggantian ikan,” ungkap miftahudin di usai Audiensi dengan Komisi B DPRD Kabupaten Magelang, Sabtu (18/12) pagi.

Pihaknya berharap, pemerintah mau memikirkan nasib mereka, seperti halnya pemerintah memikirkan nasib peternak sapi dan kambing korban Merapi.

“Alangkah baiknya juga pemerintah mau mengganti kerugian peternak ikan, seperti mereka mengganti kerugian pada ternak sapi dan kambing, toh kami sama – sama korban, dan butuh modal untuk memulai usaha lagi,” kata Miftahudin lagi.

Dia mencatat, di Kabupaten Magelang ada 6.255 petani ikan yang tergabung dalam 324 kelompok usaha pembudidayaan perikanan (UPP). Sebanyak 2.223 petani dari 120 kelompok UPP, terkena dampak serius letusan Merapi sehingga merugi hampir Rp 13 miliar.
“Kerugian terbesar, diderita para petani ikan di Kecamatan Mungkid, karena wilayah ini, selain sentra peternak ikan, sebagai sentra produksi ikan di Kabupaten Magelang, jadi kerugiannya mencapai Rp 6,5 miliar,” tambahnya.

Sementara menanggapi usulan warganya, Ketua Komisi B, Suryatono, menyatakan siap memfasilitasi setiap aspirasi para peternak ikan tersebut, selain itu pihaknya juga menyarankan para pelaku usaha perikanan terus berkomunikasi dengan Dinas Peterikan.

“Terutama menyangkut langkah-langkah ke depan, agar bisnis perikanan di Kabupaten Magelang kembali pulih,” kata suryatono.(F1)


Pakai Sabu-sabu, Oknum Dokter Ditangkap Polisi


Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Satuan Narkoba Polres Magelang Jawa Tengah berhasil menangkap pemakai narkoba jenis sabu – sabu, ironisnya, Pelakunya adalah seorang Dokter yang sekaligus pengacara , bahkan lebih parahnya tersangka sudah menyandang status Haji.


Tersangka yang diketahui bernama dr H. Yunanto, saat ini yang tengah melaksanakan tugas kedinasan di Puskesmas Kaliangkrik, Kabupaten Magelang.


Menurut Kapolres Magelang, AKBP Kif Aminanto, tersangka Yunanto ditangkap petugas di belakang Kantor Kecamatan Kaliangkrik. Dari tangan tersangka, petugas berhasil mengamankan Satu paket sabu – sabu seberat 0,71 Gram.


“Dokter itu bertugas di puskesmas Kaliangkrik, habis itu kita buntutin, kita geledah dan didalam tasnya kita temukan sabu –sabu itu, dia bukan pengedar baru sebatas pemakai,” kata Kapolres di magelang, Jum’at (17/12)


Selain satu paket sabu – sabu, petugas juga mengamankan satu unit mobil sedan Honda Civik milik tersangka. Tersangka diamankan bersama Tiga tersangka lainnya, masing – masing Toni, Wildan, serta Riyan.


Sementara ketika Wartawan hendak mengorek keterangan dari tersangka, Ia justru enggan memberikan keterangan. “Silahkan Tanya pengacara saya, saya sudah menyerahkan semua nya ke pengacara saya,” jawab nya singkat.


Atas perbuatannya, polisi menjerat tersangka dengan Pasal 112 ayat 1 undang – undang RI No 35 tahun 2009, tentang Narkotika. “Itu ancaman hukumannya minimal 5 tahun dan maksimal 12 tahun penjara, serta denda minimal Rp 800 juta dan maksimal Rp 8 Milyar,” pungkas Kapolres.(F1)


Selasa, 21 Desember 2010

Kota Magelang Raih Parahita Ekapraya Utama



Oleh : Ika Fitriana

Kota Magelang kembali meraih Anugerah Parahita Ekapraya (APE) dari Presiden Republik Indonesia (RI) untuk ke-empat kalinya. Tidak tanggung-tanggung, penghargaan yang diraih untuk kategori Parahita Ekapraya Utama, yaitu kategori daerah yang dinilai berhasil dalam melaksanakan program pemberdayaan perempuan secara berkesinambungan melalui pengintegrasian isu gender dalam kebijakan, program dan kegiatan pembangunan.

"Sebelumnya Kota Magelang juga berhasil meraih anugrah serupa berturut-turut tahun 2007, 2008, 2009 dan 2010," terang Bambang Rijantoko, Kabag Humas dan Protokol Pemkot Magelang kepada FAST FM, Selasa (21/12).

Piala penghargaan yang concern terhadap pemberdayaan perempuan itu akan diberika langsung oleh Presiden RI, Susilo Bambang Yudoyono, kepada Walikota Magelang Sigit Widyonindito bertepatan dengan hari Ibu, (22/12) besok di Taman Mini Indonesia Indah (TMII) Jakarta.

Menurutnya, Prestasi tersebut bisa raih tak lepas dari partisipasi dan dukungan seluruh elemen masyarakat Kota Magelang hingga tingkat RT/RW. Beberapa organisasi yang mendukung masalah gender dan perlindungan anak yang cukup aktif di Kota Magelang, seperti Woman Crisis Center (WCC) Cahaya Melati dan Organisasi Bocah Asli Magelang, juga ikut menjadi point tambah pada saat penilaian dewan juri.

"Selain itu, aktifnya pendampingan dari lawyer dan instansi untuk kasus-kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dan kekerasan pada anak di Kota Magelang, secara gratis." pungkas Bambang.

Pihaknya berharap kedepan penghargaan ini menjadi motivasi untuk lebih meningkatkan kinerja serta kepedulian baik pemerintah maupun masyarakat terhadap masalah-masalah gender dan perlindungan anak. Apalagi, Kota Magelang akan segera mendeklarasikan diri menjadi Kota Gender dan Kota Layak Anak pada 2011 mendatang. (F2)

Selengkapnya...


15 Anak-anak Penyandang Cacat Ikut Porseni



Oleh : Ika Fitriana

Sebanyak 15 anak-anak penyandang cacat asal Kota Magelang hari ini, Selasa (21/12), berangkat ke Donohudan Solo guna mengikuti Pekan Olah Raga dan Seni (Porseni) khusus untuk penyandang cacat se Jawa Tengah. Mereka adalah anak-anak dari SLB YPPLAB dan Persatuan Tuna Netra Indonesia (Petuni) Kota Magelang, dan akan didampingi oleh 4 orang.

Pelepasan langsung dilakukan oleh Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans), Sugiharto, di Kantor Dinas setempat.

Sementara itu, menurut Rochim, Kasi Rehab Sos dan Penyandang Cacat Disnakertrans Kota Magelang, keikutsertaan kontingen tersebut merupakan bentuk partisispasi sekaligus upaya untuk memberikan motivasi serta kepercayaan diri bahwa meski dengan keterbatasan tertentu mereka mampu menunjukkan kemampuannya kepada masyarakat luas.

Tidak hanya bidang olah raga, di kejuaran tingkat Propinsi tersebut nantinya mereka juga akan unjuk kebolehan dibidang seni musik serta memamerkan hasil karya mereka berupa kerajinan tangan hasil daur ulang barang-barang bekas.

"Untuk kategori seni musik atau Band diwakili oleh anak-anak penyandang Tuna Netra, sedangkan kategori seni kerajinan tangan oleh anak-anak Tuna Daksa atau penyandang cacat tubuh." jelas Rochim.

Diharapkankan dalam kejuaraan tersebut kontingen Kota Magelang bisa meraih juara umum. Namun meskipun tidak, lanjut Rochim, yang terpenting adalah membangun motivasi diri mereka untuk terus semangat dan pecaya diri mereka saat berada di tengah masyarakat umum.

"Dalam acara ini kami juga menyerahkan bantuan dua buah kursi roda untuk penyandang cacat, yaitu kepada Sumadi warga Gebalan Rt.02/02 Jurangombo Utara dan Dwi Oktaviani warga Pasar Telo Gelangan," imbunya.

Pihaknya juga berharap tahun kedepan fasilitas khusus untuk para penyandang cacat di Kota Magelang bisa tercukupi. Seperti halnya di Kota-kota besar lainnya, agar prestasi ataupun kemampuan mereka bisa terwadahi dengan baik. (F2)


Selasa, 14 Desember 2010

Mentri Agama: Penyegelan diBandung Bukan Permasalahan Agama



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Mentri Agama Surya Darma Ali menegaskan, bahwa penyegelan Tujuh tempat ibadah umat kristen yang dilakukan oleh Front Pembela Islam dan Gerakan Reformis Islam (Garis) di Bandung Jawa Barat, hanyalah permasalahan ijin mendirikan bangunan (IMB), bukan permasalahan antar umat ber-agama.

” Saya tegaskan, itu bukan persoalan agama, juga bukan persoalan antar umat beragama, tetapi sekali lagi itu soal kepatuhan didalam pengurusan perijinan IMB, jadi urusannya ya dengan pemda setempat,” kata Surya Darma Ali Usai penyerahan bantuan untuk madrasah dan pesantren korban merapi di Magelang, Senin (13/12)

Selanjutnya, Mentri juga meminta kepada media, agar lebih proporsional dalam hal pemberitaannya.”Jadi harus proporsional lah pemberitaannya, kalau urusan IMB ya IMB, kalau urusannya antar umat ya antar umatlah diselesaikan, ini kan IMBnya,” ungkap Mentri.

Satuan Polisi Pamong Praja Kecamatan Rancaekek, Bandung, menutup rumah ibadah HKBP Bhetania di Perumnas Rancaekek Kencana, Minggu (12/12). Puluhan jemaat HKBP Bhetania yang kebanyakan perempuan dan anak-anak diusir keluar rumah ibadah dengan dikawal aparat Polrestabes Bandung.

Sebelum penutupan, massa Gerakan Reformis Islam (Garis) mendatangi rumah ibadah tersebut. Sesekali massa melempari dan merusak bangunan yang mereka anggap sebagai gereja liar. ”Cepat keluar. Gereja liar ini kami segel,” teriak anggota Garis lewat pengeras suara.(F1)


Senin, 13 Desember 2010

Proses Belajar Tidak Boleh Berhenti Akibat Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Kementrian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) mengistruksikan kepada seluruh jajarannya, agar jangan ada lembaga pendidikan yang terhenti proses pembelajarannya akibat letusan merapi ini.

Saya instruksikan kepada kanwil-kanwil dan kepala kantor se Jawa Tengah dan DIY, agar pendidikan tidak terhenti, Akibat ini (Bencana Merapi), jangan ada lembaga pendidikan yang terhenti proses belajar mengajarnya,” demikian diungkapkan Mentri Agama RI, Surya Darma Ali yang ditemui usai penyerahan bantuan untuk madrasah dan pesantren di PonPes Nurul Falah, TegalRandu Srumbung Magelang, Senin (13/12)

Dalam kesempatan itu, mentri menyerahkan bantauan sebesar Rp 12.900.000.000, bantuan Rp 12 Miliar lebih itu diperuntukan bagi empat kabupaten yang ada di lereng Gunung Merapi.

Masing untuk Kabupaten Boyolali Rp 1.473.500.000, kemudian untuk Kabupaten Sleman Rp 3.927.500.000, Kabupaten Klaten Rp 1.115.000. “Serta untuk Kabupaten Magelang sebanyak Rp 4.435.000.000,” ungkap Mentri.

Menurut Surya Darma Ali, bantuan tersebut diperuntukan untuk merehabilitasi dan rekontruksi bangunan serta peralatan sekolah yang rusak akibat erupsi merapi. “Sementara untuk bantuan yang sifatnya personal, akan kita anggarkan pada tahun 2011 nanti,” tambah Mentri

Dengan bantuan yang diberikan, Surya Darma berharap agara dapat meringankan beban lembaga pendidikan yang terkena dampak erupsi merapi. “Dengan bantuan tadi itu, ya kita harapkan bisa meringankan beban lembaga pendidikan,” pungkasnya.(F1)


Gajah Borobudur Pulang Dari Pengungsian



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Kawasan Taman Wisata Candi Borobudur (TWCB) nampaknya telah benar – benar aman untuk dikunjungi, Sabtu (10/12) malam, lima gajah milik taman wisata itu di kembalikan dari penmgungsiannnya di Kebun binatang Gembira Loka Jogjakarta.

Lima gajah yang kembali ke Borobudur itu masing – masing adalah Gajah Moly, Gajah Lesi, Gajah Echa, Gajah Sheila, serta Gajah Bona, kelima gajah itu diungsikan pada tanggal 13 Oktober lalu, lantaran untuk mencegah gangguan kesehatan dampak hujan abu intensif dari letusan Gunung Merapi.

Lima Gajah itu sampai di Borobudur pada pukul 19.30 wib, dengan dibawa Dua mobil truk tronton.

Menurut Kepala unit Taman Wisata Candi Borobudur, Pujo Swarno, kepulangan gajah – gajah itu setelah mempertimbangkan aktivitas merapi yang telah diturunkan dari Awas ke Siaga.”Semoga sudah tidak hujan abu lagi, sehingga semua kembali seperti sedia kala kembali,” kata Pujo di Borobudur, Sabtu (10/12) malam.

Pujo mengaku membutuhkan waktu sekitar satu minggu sebelum mengoperasikan kembali lima gajah tersebut untuk kepentingan kepariwisataan Candi Borobudur. “Kita nunggu satu dua minggu kedepan lah, tapi paling tidak liburan natal dan tahun baru mereka sudah siap dioprasikan kembali,” ungkap Pujo.

Selama di penampungan Gembiraloka Yogyakarta, menurut Pujo, kelima gajah TWCB itu berada dal;am pengawasan dokter hewan, sehingga kesehatan dan pola makan terjamin. “ Sehingga saat pulang ini gajah – gajah itu dalam kondisi sehat, bahkan tambah gemuk malahan,” Pungkas Pujo.


Jumat, 10 Desember 2010

85 Ribu Warga Magelang Terancam Lahar Dingin



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Bahaya lahar dingin di kabupaten magelang, ternyata mengancam 85.924 jiwa, 85 ribu lebih warga itu, tersebar di 252 Dusun yang lokasinya berada di bantaran sungai – sungai yang berhulu di puincak gunung merapi.

Ketua Pelaksana harian Satlak PB Kabupaten Magelang, Eko Triono mengatakan, 252 Dusun itu tersebar di 79 Desa, di 5 Kecamatan yakni Srumbung, Dukun, Sawangan, Mungkid, Muntilan, Ngluwar.

“Ternyata ancaman bahaya lahar dingin ini tidak jauh berbeda dengan ancaman awan panas dari merapi, karena setelah kita cermati dusun-dusun yang dilewati sungai –sungai yang berhulu dimerapi, ternyata ada 252 dusun yang berdekatan dengan sungai – sungai tersebut. Kalau jumlah jiwa dari 252 dusun ini ada 85.924 jiwa yang terdiri dari 24.960kk,” Kata Eko di Magelang (10/12)

Menurut Eko, Pihak satlak sebetulnya telah melakukan sosialisasi terkait bahaya lahar dingin itu namun baru dikawasan rawan bencana (KRB) 3. “Sejak awal pada saat status merapi masih waspada sebetulnya sudah kita sampaikan, namun pada waktu itu terbatas pada desa-desa KRB 3, padahal ternyata ancaman bahaya lahar dingin ini ada di 5 kecamatan yang ternyata ada di wilayah jauh dari merapi.(F1)


Warga Merapi Butuh Instalasi Air Bersih



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Perbaikan instalasi air bersih di perkampungan lereng merapi menjadi kebutuhan mendesak warga sepulang dari barak – barak pengungsian, disamping bantuan sembako yang juga masih tetap di butuhkan.

Muhammad Sahlan, koordinator relawan jaringan informasi lingkar merapi (jalin merapi) kecamatan srumbung, Magelang, Jawa Tengah mengatakan, Instalasi air bersih itu mayoritas rusak dikarenakan terjangan lahar dingin serta hujan pasir saat erupsi merapi berlangsung.

“Data yang kami punya, untuk kebutuhan yang sangat mendesak saat ini adalah instalaasi air bersih, karena ketika erupsi masih berlangsung banyak instalasi yang rusak, disamping juga masih ditambah dengan banjir lahar dingin yang hingga kini masih terus terjadi,” ungkap Sahlan di Srumbung, Jum’at (10/12)

Sementara untuk kebutuhan sembilan bahan pokok (Sembako), ia mengatakan masih mencukupi hingga Dua minggu kedepan, “Setelah kami melakukan suvei kebeberapa tempat, untuk kebutuhan logistiknya itu selama satu minggu hingga dua minggu kedepan mereka masih bisa betahan,” tambah sahlan.

Widarti, Warga Dusun Pondok, Kecamatan Srumbung mengatakan, bahwa jaringan air bersih dikampungnya sudah terputus sejak erusi merapi pertama kali pada tanggal 26 Oktober 2010 lalu.

“Saya pulang dari pengungsian airnya sudah mati, dan semua pipa instalasinya sudah terputus karena tertimpa pepohonan yang roboh,serta terseret lahar dingin” ungkap Widarti.

Sampai saat ini menurut widarti, warga kampungnya terpaksa harus mengandalkan air sumur dengan menimbanya. “Yang menimba itu bagi yang sumurnya masih bisa diambil airnya, sementara bagi warga yang sumurnya sudah rusak, maka terpaksa harus mengambil air dari sumur tetangganya,” kata widarti. (F1)


Puluhan Kios dan Rumah Warga Tertimbun Material Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Puluhan rumah dan kios di Desa Jumoyo, Kecamatan Salam Kabupaten Magelang, Jawa tengah, hingga Kamis (9/12) masih terkubur material vulkanik yang dibawa oleh banjir lahar dingin Rabu (8/12) petang.

Puluhan pemilik kios di pasar Desa Jumoyo hingga kamis siang masih terlihat menyelamatkan barang – barang dagangan yang bisa di selamatkan, para pedagang berharap pemerintah segera memperhatikan nasib mereka.

“Harapan saya sih pemerintah mau ngerti, usaha inikan untuk usaha pokok saya, karena rumah saya yang didesa juga sama aja (diterjang banjir), karena di pinggir sungai putih, jadi total sumber penghidupan saya kan mati mas,” ungkap lestari, salah satu pemilik kios di Pasar Desa Jumoyo, Kamis (9/12)

Selain menenggelamkan puluhan kios dan rumah di Desa Jumoyo, Banjir lahar dingin yang terjadi Rabu (8/12) petang juga menenggelamkan beberapa rumah warga di Desa Gulon, Sirahan serta Gempol.

Akibat kejadian ini, Sebanyak 350 warga Dusun Gempol, juga mengungsi ke Balai Desa Jumoyo dan Gedung PHRI. “Warga ketakutan karena banjir lahar sangat besar. Tak ada yang berani masuk ke rumah,” kata Kades Jumoyo Sungkono.

Sungkono mengatakan, letak Dusun Gempol dan Pasar Jumoyo tepat di sisi Kali Putih sehingga sangat berbahaya untuk ditempati. Disebutkan banjir Kali Putih kali ini jauh lebih besar ketimbang enam kali banjir sebelumnya.

Menurut Sungkono, Hal ini disebabkan kesalahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang menutup alur Kali Batang. “Penutupan jalur lahar di Kali Batang membuat aliran lahar terkonsentrasi di Kali Putih. Ini tentu sangat membahayakan masyarakat. Harusnya aliran lahar dibiarkan alami saja,” tegas dia.(F1)


Wisatawan Bisa Naik Borobudur Pertengahan Desember



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Hingga Selasa (7/12), Stupa – stupa Candi Borobudur masih nampak terus dilakukan pembersihan dari abu dan pasir vulaknik akibat letusan Gunung Merapi. Akibat masih dibersihkannya stupa candi itu, wisatawan belum diperbolehkan naik dan hanya menikmati kemegahan candi dari pelataran saja.

Kepala Balai Konservasi Peninggalan (BKP) Borobudur, Marsis Sutopo, mengatakan wisatawan bisa mulai naik ke candi pada pertengahan Desember mendatang, yakni menghadapi liburan Natal dan Tahun Baru 2011.

“Paling nggak libur natal akhir tahun itu sudah bisa naik keatas, namun dengan catatan naik keatas pun tidak sampai ke stupa induk, jadi hanya sampai ke lantai ke 7 saja, Karena kita masih harus meneruskan kembali pembersihan yang lantai 8,9,10 dan termasuk stupa induk,” kata Marsis di Borobudur, Selasa (7/12).

Meski dari luar stupa – stupa itu sudah nampak bersih, namun menurut marsis, hingga kini di dalam stupa masih terdapat banyak debu vulkanik.

“Karena didalam stupa induk itu masih banyak debu, sehingga sekalipun sekarang ini sudah kelihatan bersih dari luar, namun sebenarnya didalam itu masih kotor, dan masih butuh pengangan khusus, dengan kita bersihkan, dan kita vakum secara bertahap,” tambahnya.

Dari pantauan, hingga Kamis ini, abu dan pasir vulkanik yang telah terkumpul mencapai
40 meter kubik, dan untuk mempercepat proses pembersihan itu, pihak balai konservasi mengaku telah melibatkan lebih dari 1.500 sukarelawan dari berbagi elemen.(F1)


Gubernur Jateng: “Hanya kerja, kerja, kerja, dan kerja, lainya gak ada”



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Gubernur Jawa Tengah Bibit Waluyo, menghimbau kepada masyarakat korban bencana merapi, agar lekas bangkit dari segala keterpurukan, menurut Bibit, saat ini yang harus dilakukan hanyalah bekerja, dan bekerja.

“Mari kita hadapi kedepan ini dengan penuh kepedulian dan kesunguhan diantara kita, yang ada hanya kerja, kerja, kerja, dan kerja, lainya gak ada, selain itu juga bergotong royong, kerjasama, bahu membahu, dan saling membantu,” kata Bibit disela memberikan bantuan kepada Korban merapi di Kecamatan Srumbung. Baru – baru ini.

Gubernur juga meminta kepada masyarakatnya, agar bisa memanfaatkan apapun potensi yang ada, dan digunakan untuk memulihkan kondisi, situasi dan ekonomi masyarakat agar seperti sebelum terjadi bencana dulu.

“Potensi yang kita miliki ini, mari kita segera lakukan langkah – langkah riel, wes ora usah wedi kesel (Tidak usah takut lelah), semua temandang gawe(Semua bekerja), kerja, dengan demikian maka nanti kita cepat pulih,” ungkap Bibit.

Selaku kepala pemerintahan, Bibit juga mengaku siap memvasilitasi apa yang menjadi kebutuhan masyarakatnya, dalam menjalani kehidupan pasca bencana.

“Kami birokrasi aparatur negara ini memberikan vasilitasi, kepada saudara, opo seng saudara sulit(Apa yang saudara susahkan), insyaALloh kita bisa bantu, biar saudara cepet pulih kembali, seperti sebelum terjadi bencana, sandang papan, semua terckupi,” tambah Gubernur.

Meski dalam kondisi pasca bencana, Bibit juga mengajak masyarakat agar tetap bersukur dengan apa yang saat ini ada. “Dalam kondisi seperti ini hanya satu, bersykur dan bekerja, besyukur, karena Tuhan telah memberikan peringatan, dan kita mampu menghadapinya, dan kita jga hars segera bekerja untuk kembali memulihkan kehidupan masyarakat,” pungkasnya.(F1)


11 Ribu Warga Magelang Masih Bertahan di Pengungsian



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Meski status Gunung merapi telah diturunkan dari Awas ke Siaga, namun di Kabupaten Magelang Jawa Tengah sendiri, hingga hari minggu (05/12) pukul 09.15 wib, jumlah pengungsi yang masih tetap bertahan di barak pengungsian masih tersisa sebanyak 11.784 jiwa, belasan ribu pengungsi yang masih bertahan tersebut mayoritas mengaku karena masih takut akan bahya lahar dingin.

Eko Triono, Ketua pelaksana harian, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Magelang menjelaskan, 11 ribu lebih pengungsi tersebut, kini tersebar di 13 dari 21 Kecamatan yang ada.

“Sampai pagi hari ini masih 11.784 jiwa, mereka tersebar di 13 Kecamatan, jadi ini memang sudah banyak penurunan dibandingkan kemarin setelah ada penurunan status dari awas ke siaga,” kata Eko di Posko Induk Pemerintah Kabupaten Magelang, Minggu (05/12).

Selain 11.784 warga yang mengungsi di Kabupaten Magelang, menurut Eko, juga masih terdapat 2.845 jiwa yang mengungsi di Tiga Kabupaten dan Kota di luar wilayah Magelang, masing – masing di Kabupaten Temanggung 359 jiwa, Kulon Progo 2.420 jiwa, serta di Kota Magelang 66 jiwa.

Menurut Eko Triono yang juga selaku kepala Badan Kesbangpol PB tersebut, pasca penurunan status merapi dari Awas ke Siaga, pihaknya juga telah mengijinkan pengungsi untuk kembai kerumah masing – masing.

“Pemerintah kabupaten dalam hal ini bapak bupati, menyampaikan bahwa pengungsi diijinkan untuk pulang, jadi istilahnya diijinkan, kemudian secara bertahap kita fasilitasi, jadi kita antarkan kalau memang mereka ingin pulang,” tambahnya.

Sementara itu, Paryono, pengungsi asal Dusun Jenglek, Ngablak, Kecamatan Srumbung, mengaku hingga kini masih bertahan dipengungsian karena masih khawatir dengan adanya luncuran lahar dingin.

“Solanya kampung saya itu hanya berjarak 20 meter dari bibir sungai Batang, jadi Kadus (Kepala Dusun) kami memutuskan untuk tetap bertahan dipengungsian dulu,” kata Paryono.(F1)


Kamis, 09 Desember 2010

Status Siaga Pengungsi Pengen Pulang



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Meski belum ada pengumuman secara resmi dari pemerintah terkait dibolehkannya pengungsi dilereng merapi pulang ke rumah masing - masing, namun sebagian warga justru memilih untuk pulang secara swadaya.

Sri Sudalmi, pengungsi asal Desa Krinjing, Kecamatan Dukun, Magelang mengatakan, waktu yang terlalu lama tinggal di pengungsian menjadikan dirinya dan sebagian warga lainya merasa jenuh dan ingin segera pulang.

“Ya belum ada pengumuman boleh pulang, tapi kan dipengungsian udah lama, kan jenuh dipengungsian, keinginannnya ya mau segera pulang,” ungkap Sri disela berkemas – kemas barangnya saat akan menuju rumahnya, Jum’at (3/12)

Selain rasa jenuh, telah diturunkanya status merapi dari level tertinggi awas ke satu level dibahnya yakni siaga, jug menjadi alasan sebagian warga untuk ingin segera dipulangkan. ”Karena stausnya katanya udah diturunkan, jadi saya ya ingin pulang dirumah,” tambahnya.

Di Kabupaten Magelang sendiri, hingga Kamis petang masih terdapat 30 ribu lebih pengungsi, mereka tersebar disejumlah tempat pengungsian sementara yang ada. Selama di pengungsian, para pengungsi telah mendapat bantuan jaminan hidup baik dari Pemerintah Provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana berupa 0,4 kilogram beras dan lauk pauk senilai Rp4.500 perorang perhari.(F1)


Status Merapi Turun Ke Siaga



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Setelah hampir 40 hari Gunung merapi dalam status awas, akhirnya mulai jumat (3/12) ini, Status merapi telah diturunkan satu level dibawahnya yakni siaga. Penurunan status ini didasarkan pada beberapa pengamatan dan indikasi yang memang menunjukan aktivitas merapi mengalami penurunan.

Kepala Balai Penyuluhan dan Pengembangan Teknologi Kegunungapian (BPPTK) Subandriyo mengatakan bahwa penurunan status tersebut resmi ditentukan pada pukul 09.00 wib, jum’at pagi.

“Kita mulai menaikan status dari normal ke waspada pada tanggal 20 september, kemudian pada 21 Oktober kita naikan ke Siaga, setelah itu 25 Oktober kita naikan ke Awas, dan setelah hampir 40 hari, jum’at pagi ini kita turunkan kelevel Siaga,” kata Subandrio yang dihubungi melalui telephoe genggamnya, Jum’at (3/12)

Bandrio menambahkan, usai menaikan status dari Siaga ke Awas, letusan pertama telah terjadi pada tanggal 25 Oktober 2010, sedangkan letusan paling besar telah terjadi pada tanggal 05 November 2010.

Dari data yang diperoleh dari Pos pemantauan Merapi di pos Ngepos Srumbung, dari hari jum’at pukul 00.00 hingga pukul 08.00 untuk jenis gempa vulkanik, Tremor, Awan Panas, maupun gempa tehtonik sudah tidak terjadi sama sekali. “Namun untuk Gempa multivase masih terjadi 15kali, sedangkan Guguran juga masih terjadi sebanyak 10 kali,” ungkap triono petugas Pemantauan Pos Ngepos Srumubung.

Menurut Subandrio, dalam level Siaga ini juga masih memungkinkan adanya luncuran Awan panas, gempa guguran dan juga adanya erupsi. “Namun yang paling jelas masih harus diwaspadai adalah adanya luncuran lahar dingin, yang memang hingga kini masih terus terjadi apabila turun hujan,” pungkas Subandrio.(F1)


Kerugian Magelang Akibat Letusan Merapi Capai Rp 400 Miliar



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Bupati Magelang Singgih Sanyoto memperkirakan, kerugian materi yang ditimbulkan akibat erupsi Gunung Merapi dari tanggal 26 Oktober hingga 19 November 2010, di wilayah Kabupaten Magelang mencapai Rp400 miliar lebih.

Menurut Bupati, jumlah kerugian tersebut antara lain di bidang peternakan dan perikanan sekitar Rp150 miliar dan bidang pertanian Rp209 miliar. "Akibat erupsi Gunung Merapi telah mengakibatkan ratusan hektare tanaman dan sejumlah hewan ternak mati serta sejumlah rumah rusak," Kata Singgih di Magelang, Rabu (01/12)

Singgih juga mengatakan, letusan Gunung Merapi kali ini berbeda dengan erupsi beberapa tahun sebelumnya. Semula prediksi kawasan rawan bencana III dari 19 desa maksimum hanya sebanyak 37 ribu orang yang harus diungsikan.

Namun, katanya, puncak evakuasi mencapai 91 ribu lebih pengungsi yang berada di wilayah Kabupaten Magelang dan 12 ribu pengungsi yang berada di sekitar Kabupaten Magelang, yakni Kota Magelang, Temanggung, Wonosobo, Kabupaten Semarang, dan Kabupaten Kulonprogo.

“Selama ini para pengungsi telah mendapat bantuan jaminan hidup baik dari Pemerintah Provinsi dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana berupa 0,4 kilogram beras dan lauk pauk senilai Rp4.500 perorang perhari,” pungkasnya.(F1)


Situasi Belum Aman, Ratusan Pengungsi Merapi Sholat Idul Adha Di Lapangan



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ratusan pengungsi di Kecamatan Muntilan, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Rabu (16/11) pagi terpaksa melaksanakan sholat idul adha di lapangan pasturan kecamatan setempat, ratusan pengungsi itu, sholat ied bersama – sama masyarakat setempat.

Sholat Ied sendiri dimulai pada pukul 07.00 wib, dengan di Imami oleh H. Suratin.

Puji Astusti, pengungsi asal Dusun Dukoh, Desa Talun, Kecamatan Dukun mengaku dirinya terpaksa sholat ied di lokasi pengungsian karena, dikampungnya yang hanya berjarak 10 Km daripuncak merapi itu, kini masih dinyatakan lokasi berbahaya oleh pemerintah.

“Ya mau bagaimana lagi, kampung kami masih dalam radius bahaya, sehingga di kampung kami tidak ada sholat ied, jadi saya sholatnya bergabung dipengungsian ini,” ungkap Puji usai berjamaah sholat ied di lapangan muntilan, Rabu (16/11).

Sementara, Panitia Idul Adha setempat, Muahammad arif mengatakan, bahwa peserta Sholat iedul Adha kali ini di dominasi oleh pengungsi Asal Kecamtan Dukun, serta Kecamatan Srumbung. “Ini pesertanya mayoritas pengungsi,” ungkap M Arif.

Di lokasi ini sendiri, terdapat sedikitnya 752 pengungsi merapi, para pengungsi itu telah berada di pengungsian selama lebih dari 20 hari. “752 pengungsi itu, kami tampung di Dua Masjid, serta Satu Mushola,” kata Arif. (F1)


Senin, 15 November 2010

DAFTAR NAMA DONATUR UNTUK KORBAN MERAPI MELALUI FAST PEDULI MERAPI



FAST PEDULI MERAPI MELALUI REKENING BCA a/n MUHAMMAD YUSUFCHUDLORY :


1.NUZULUL KURNIAWAN Rp.1.000.000,-
2.AGUS SETIAWAN SUMBER TEKNIK Rp.1.000.000,-
3.TIMUR SRI ASTAMI Rp. 250.000,-
4.ROFII HASNAN SE FE UNDIP 82 Rp.2.000.000,-
5.PRAWESTRI DYAH Rp. 250.000,-
6.HAMBA ALLAH Rp. 50.000,-
7.SOLEHUDIN Rp. 400.000,-
8.EVY ASTUTI Rp. 100.000,-
9.BANK CENTRA Rp. 100.000,-
10.TK BRIMOB SERANG BANTEN Rp. 500.000,-


Rabu, 10 November 2010

FAST PEDULI MERAPI


Terimakasih kepada Keluarga Fast yang telah rela menyisihkan harta dan waktu untuk membantu saudara - saudara kita korban bencana Merapi.

Kami siap membantu Keluarga FAST untuk menyalurkan bantuan dalam bentuk apapun, baik sembako, makanan bayi, selimut, tikar, perlengkapan makan, maupun uang tunai dan lain sebagainya. Langsung ke:

Studio Radio FAST FM, Jl. KH. Hasyim Asy'ari No. 7 Pagutan Tegalrejo Magelang, telp (0293) 314330 dan 5510 550.


Jazzakumullah Achsanal Jaza', Jaza'an Katsiron....

NB : Mohon Maaf, untuk sementara kami tidak menerima bantuan berupa Pakaian Bekas Pantas Pakai, karena sudah overload dan belum terlalu dibutuhkan pengungsi.


PENYALURAN BANTUAN “FAST PEDULI MERAPI”



Data Donatur Fast Peduli Merapi, per 10 November 2010, pukul 16.00 WIB :



Senin, 08 November 2010

PENYALURAN BANTUAN “FAST PEDULI MERAPI”


PENYALURAN BANTUAN “FATS PEDULI MERAPI”

TGL

LOKASI POSKO

LOGISTIK

31 Okt 2010

Gunung Pring Muntilan

Sabun lidah Buaya (5dus), Selimut (50 pcs), Mie Instan (3 dus), Minyak kayu Putih (25 pcs), Biskuit dan Mak bayi, Handuk (35 pcs), Tikar, Susu (1 dus), dan Teh (400 sct).

7 Nov 2010

1. Sirat Dukun

2. Gundang Dukun

3. Panti Marhaen Muntilan

4. Sucen Muntilan

5. Lap.Drh. Supardi Mungkid

6. Lap. Tembak Salaman

Beras, Sayuran, Mie instan

8 Nov 2010

Japunan Mertoyudan

Bumbu Dapur (1 pkt), Gula pasir (1 kg), Popok bayi (1 dus), Pembalut (3 dus), Makanan Bayi (3 dus), Minyak Telon (3 dus), Susu bayi (2 dus), Celana Dalam wanita (6 lusin), Gula Jawa.

Pucang Secang

Minyak Goreng, Gula Jawa, popok banyi, sikat gigi, susu bayi, makanan bayi, celana dalam wanita, pembalut dan handuk.

Jlepo Candimulyo

Sayuran (1 paket), bumbu dapur (1 paket), Gula pasir (1 kg), minyak goring (2 ltr), Mie instant (1 dus), celana dalam wanita (1 lusin), celana dalam anak-anak (2 lusin), biscuit, sabun bayi dan gula jawa.

PENYALURAN BANTUAN “FATS PEDULI MERAPI”

TGL

LOKASI POSKO

LOGISTIK

31 Okt 2010

Gunung Pring Muntilan

Sabun lidah Buaya (5dus), Selimut (50 pcs), Mie Instan (3 dus), Minyak kayu Putih (25 pcs), Biskuit dan Mak bayi, Handuk (35 pcs), Tikar, Susu (1 dus), dan Teh (400 sct).

7 Nov 2010

1. Sirat Dukun

2. Gundang Dukun

3. Panti Marhaen Muntilan

4. Sucen Muntilan

5. Lap.Drh. Supardi Mungkid

6. Lap. Tembak Salaman

Beras, Sayuran, Mie instan

8 Nov 2010

Japunan Mertoyudan

Bumbu Dapur (1 pkt), Gula pasir (1 kg), Popok bayi (1 dus), Pembalut (3 dus), Makanan Bayi (3 dus), Minyak Telon (3 dus), Susu bayi (2 dus), Celana Dalam wanita (6 lusin), Gula Jawa.

Pucang Secang

Minyak Goreng, Gula Jawa, popok banyi, sikat gigi, susu bayi, makanan bayi, celana dalam wanita, pembalut dan handuk.

Jlepo Candimulyo

Sayuran (1 paket), bumbu dapur (1 paket), Gula pasir (1 kg), minyak goring (2 ltr), Mie instant (1 dus), celana dalam wanita (1 lusin), celana dalam anak-anak (2 lusin), biscuit, sabun bayi dan gula jawa.

PENYALURAN BANTUAN “FATS PEDULI MERAPI” “

TGL

LOKASI POSKO

LOGISTIK

31 Oktober 2010

Gunung Pring Muntilan

.fullpost{display:inline;}

Selengkapnya...


Data Donatur Fast Peduli Merapi, per 8 November 2010, pukul 16.00 WIB :










Selengkapnya...


VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman