GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Kamis, 21 April 2011

Kartini Angkong Dari Merapi



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Ibu – Ibu korban bajir lahar dingin gunung merapi di desa sirahan, kecamatan salam, Magelang, Jawa Tengah, mempunyai cara tersendiri dalam memperingati hari Kartini yang jatuh pada Kamis (21/4) ini, mereka tidak upacara dengan pakaian kebaya, namun mereka justru berlomba mengumpulkan pasir untuk suami – suami mereka, dan selanjutnya dibikin batako.

Ibu – ibu yang sudah terbiasa membawa angkong (gerobak pasir kecil) sama sekali tak kelihatan canggung ketika harus membawa angkok yang berisi pasir penuh.

Kekompakan antar sesama tim terlihat dalam lamba kali ini, tak terlihat sedikitpun kesedihan di wajah mereka, meski rumah dan pekarang serta lahan pertanian mereka telah hanyut dibawa banjir lahar dingin merapi ang terjadi sejak awal januari 2011 lalu.

Penyelenggra lomba menyediakan hadia juga bagi para pemenang lomba kali ini. Rp 100.000 bagi pemenang pertama, Rp 75.000 bagi pemenang ke-dua, serta 50.000 bagi pemenang ke tiga. “ Yang penting bukan hadiahnya mas, namun bagai mana semangat untuk tetap menjalani kehidupan kedepan ini yang jauh lebih penting,” kata Koordinator lomba, Heri Wahyudi disela kegiatan, Kamis (21/4)..

Heri menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah semangat para kaum ibu, agar lekas bangkit dari segal keterpurukan pasca bencana merapi. “Dengan lomba – lomba kecil seperti ini, kita hanya menggugah hati ibu – ibu untuk bangkit semangat, seperti semangat raden ajeng kartini, hidup raden ajeng kartini.....,” kata Heri sembari disambut sorak sorai ibu – ibu.

Karena faktor keadaan yang memaksa, ibu – ibu yang sebelumnya berprofesi sebagai petani dan penjaga warung kelontong ini, sejak january lalu mereka terpaksa mharus menjalani kehidupan yang berputar 180 derajat dibanding dengan kehidupan sebelumnya.

“Karena faktor keadaan yang memaksa, maka kami mengharap ibu – ibu ini bangkit dari segala keterpurukan, terkena bencana lahar dingin, kita tidak hanya berkeluh kesah, dan kita juga tidak nglokro, kita harus maju, seperti majunya, cita – cita raden ajeng kartini,” jelaas Heri

Zumaro, salah satu pesrta lomba balap angkong mengaku cukup terhibur dengan kegiatan ini. “Kami jadi semangat lagi, dan kami juga ingin sesemangat raden ajeng kartini,” kata Zumaro dengan menggebu.(F1)

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

1 komentar:

anggit mengatakan...

Habis gelap terbitlah terang :)

Posting Komentar

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman