GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Jumat, 10 Desember 2010

11 Ribu Warga Magelang Masih Bertahan di Pengungsian



Oleh: Ahmad Muslim

Fast Pojok Kota- Meski status Gunung merapi telah diturunkan dari Awas ke Siaga, namun di Kabupaten Magelang Jawa Tengah sendiri, hingga hari minggu (05/12) pukul 09.15 wib, jumlah pengungsi yang masih tetap bertahan di barak pengungsian masih tersisa sebanyak 11.784 jiwa, belasan ribu pengungsi yang masih bertahan tersebut mayoritas mengaku karena masih takut akan bahya lahar dingin.

Eko Triono, Ketua pelaksana harian, Satuan Pelaksana Penanggulangan Bencana (Satlak PB) Kabupaten Magelang menjelaskan, 11 ribu lebih pengungsi tersebut, kini tersebar di 13 dari 21 Kecamatan yang ada.

“Sampai pagi hari ini masih 11.784 jiwa, mereka tersebar di 13 Kecamatan, jadi ini memang sudah banyak penurunan dibandingkan kemarin setelah ada penurunan status dari awas ke siaga,” kata Eko di Posko Induk Pemerintah Kabupaten Magelang, Minggu (05/12).

Selain 11.784 warga yang mengungsi di Kabupaten Magelang, menurut Eko, juga masih terdapat 2.845 jiwa yang mengungsi di Tiga Kabupaten dan Kota di luar wilayah Magelang, masing – masing di Kabupaten Temanggung 359 jiwa, Kulon Progo 2.420 jiwa, serta di Kota Magelang 66 jiwa.

Menurut Eko Triono yang juga selaku kepala Badan Kesbangpol PB tersebut, pasca penurunan status merapi dari Awas ke Siaga, pihaknya juga telah mengijinkan pengungsi untuk kembai kerumah masing – masing.

“Pemerintah kabupaten dalam hal ini bapak bupati, menyampaikan bahwa pengungsi diijinkan untuk pulang, jadi istilahnya diijinkan, kemudian secara bertahap kita fasilitasi, jadi kita antarkan kalau memang mereka ingin pulang,” tambahnya.

Sementara itu, Paryono, pengungsi asal Dusun Jenglek, Ngablak, Kecamatan Srumbung, mengaku hingga kini masih bertahan dipengungsian karena masih khawatir dengan adanya luncuran lahar dingin.

“Solanya kampung saya itu hanya berjarak 20 meter dari bibir sungai Batang, jadi Kadus (Kepala Dusun) kami memutuskan untuk tetap bertahan dipengungsian dulu,” kata Paryono.(F1)

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman