GUS YUSUF

KH Yusuf Chudlori Tegalrejo Magelang

Habib Syekh

Habib Syekh Solo bersama Gus Yusuf

Peduli Merapi

Penyerahan Bantuan peduli merapi

FASTA VAGANZA

Fasta vaganza dalam rangka Khaflah API Tegelrejo bersama band Five Minutes

Senin, 18 Juni 2012

Heri Prawoto: “Bencana Adalah jiwa Saya”



Petang itu hari jum’at malam sabtu (02/12/2011) pukul 15.30 wib, tiba – tiba langit di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi gelap dipenuhi mendung yang “Menggelayut”, selang 30 menit berikutnya hujan mengguyur dengan lebatnya.

Tombol Qwerty pada HP Nokia jenis C3 pun kemudian disentuh sang pemiliknya, dengan membuka menu pesan singkat SMS. “Kepada semua anggota SAR dihimbau untuk meningkatkan kewaspadaanya, seluruh wilayah magelang diguyur hujan lebat, WASPADA Banjir lahar, Anging Kencang, serta Tanah Longsor..!!!! (TTD Ketua SAR),” tulisnya.

Ya... itulah pesan singkat yang ditulis oleh sang pemilik HP, yang tak lain adalah Heri Prawoto, selaku Komandan SAR, yang saat itu juga sekaligus Kepala Seksi Kedaruratan di Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang.

Mukanya ditekuk, kumisnyapun menjulang tinggi bak Tokoh pewayangan “Werkudhoro” yang bersiap menuju medan pertempuran, raut mukanya seakan berfirasat bahwa tak lama lagi akan terjadi sebuah bencana diwilayah Kabupaten Magelang.

Selang beberapa menit ternyata firasatnya benar adanya. “Ijin melapor komandan, Pusdal-Ops SAR Kabupaten Magelang menerima laporan bahwa terjadi bencana Puting Beliung di Desa Polengan, Kecamatan Srumbung, puluhan rumah rusak, serta beberapa warga terluka, mohon petujuk..!! (Humas SAR)”

Tak berselang lama ia pun langsung menelephone nomor yang baru saja mengirim pesan singkat itu.”Segera siapkan anggota dan peralatan, langsung berangkat menuju TKP dan segera bantu masyarakat Polengan, Saya menyusul...” lantang, Jelas dan Tegas suara itu terdengar diujung telephone.

Padahal saat perbincangan singkat itu terjadi, posisi Heri Prawoto tengah bersenda gurau dengan isteri dan anak bungsunya, di kediamannya di Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. (45 Km jarak dari Rumah ke TKP).

Kondisi cuaca yang hujan lebat, serta mobil dinas yang sudah tidak dipeganya, ternyata tak mampu menyurutkan tekadnya untuk turut turun bersama anggotanya dilokasi bencana, bermodalkan Mantol hijau tua serta helem SNI hitam, ia pun memegang erat kunci sepda motor Honda jenis Vario yang ia miliki.

Handy Talky, Sangkur, HP serta beberapa peralatan juga telah melekat di Tubuhnya.. “Buk, bapak berangkat ya.. doakan semua selamat sampai rumah lagi, semoga semua lancar,” ...” Nggeh pak, Ati-ati, doaku dan Adam (anak bungsunya) selalu menyertai...” itulah sekelumit pembicaraan pamitan Heri dengan istrinya.

Jalan licin dan guyuran hujan lebat sepanjang jalan 45 km, Ia tempuh hanya dengan waktu 35 menit, dan kemudian telah sampai ditempat kejadian. seperti pada bencana – bencana sebelumya, Ia pun langsung mengambil alih komando penanganan bencana, dan berbaur dengan masyarakat serta anggota yang sudah lebih dahulu sampai di lokasi.

Ya... itulah sepenggal kisah pengalaman Heri Prawoto sebagai Relawan Penanggulangan Bencana SAR Kabupaten Magelang, yang sudah sejak 2005 ia geluti secara mendalam..

Pikiran dan hatinya yang sudah menyatu dengan Bencana, membuat tak sedikit organisasi dan LSM baik dalam maupun luar negeri yang sering berkolaborasi dengannya, bahkan Pekerjaannya sebagai PNS di Kabupaten Magelang juga tak pernah lepas dari hubungan dengan Penanggulangan Bencana.

Karirnya di Penanggulangan Bencana duimulai pada 30 Desember 2004, dimana ia bertugas di Kantor Kesbanglinmas sebagai Kepala Seksi Perlindungan Masyarakat, kemudian tahun 2008 saat Kantor Kesbanglinmas berubah menjadi Badan Kesbangpol dan PB ia juga menduduki jabatan baru sebagai Kepala Sub Bidang Penyelamatan dan Rehabilitasi.

Dan kemudian pada 22 Oktober 2010, saat Badan Penaggulangan Bencana Daerah (BPBD) terbentuk di kabupaten Magelang, Ia pun menduduki jabatan sebagai Kepala Seksi Kedaruratan.

Beragam ilmu pengetahuan mengenai penanganan dan penanggulangan bencana telah Ia pegang, baik itu Tanah Longsor, Puting Beliung, Banjir Lahar Hujan, Erupsi Gunung Merapi, serta Gempa Bumi. Namun berbagai ilmu yang telah Ia ketahui itu, tak kemudian membuatnya berbesar kepala.

“Bencana sudah menjadi Jiwa saya,” jawabnya singkat ketika ditanya alasan bekerja dibidang perbencanaan di Kabupaten Magelang.

Sikapnya yang Ramah, Humoris, serta “Entengan” dalam segala hal, membuat semua orang dari berbagai kalangan tak ragu bergaul dengannya, bahkan di Organisasi SAR Kabupaten Magelang, Iapun tak penah membeda-bedakan dalam berkoordiansi, baik itu dengan Kepala Divisi, maupun dengan Perwira Piket dan Anggota Biasa. “Semua saya anggap keluarga,” ungkapnya.

Dipertengahan Tahun 2012 ini, tepatnya Sabtu 16 Juni 2012, Ia mendapat tugas baru sebagai Kepala Sub Bidang Penguatan Kapasitas Masyarakat di Badan Perlindungan Masyarakat Perempuan, Anak dan KB Kabupaten Magelang.

Ia pun mengaku telah mempersiapkan berbagai langkah dan upaya untuk menjalani tugas barunya itu. “Tugas baru ini juga tak akan lepas dari penanggulangan bencana alam, saya akan berusaha semaksimal mungkin mencurahkan segala pikiran yang saya miliki untuk kemaslahatan masyarakat,” tegasnya.

Nasib Tim SAR Kabupaten Magelang
Kegiatannya diluar dinas yang menjadi Ketua/Komandan SAR Kabupaten Magelang membuatnya juga tak pernah bisa beristirahat dengan tenang, setelah kepindahannya dari BPBD ke Bapermaspuan dan KB, Nasib keberlangsungan Tim SAR wilayah ini juga turut banyak dipertanyakan.

Namun keraguan akan keberlangsungan Tim SAR ini dipangkas tegas oleh Heri Prawoto. “Tim SAR Kabupaten Magelang akan tetap berjalan dan mengabdikan keahliannya untuk masyarakat Magelang meski Dengan atau tanpa saya,” tegasnya.

SAR Kabupaten Magelang yang terbentuk atas Surat Keputusan (SK) Bupati Magelang ini, menurutnya bisa menginduk ke SKPD manapun. “Bahkan ketuanya kan juga tidak harus dari BPBD, di Boyolali misalnya ketua SAR itu dari Dinas Pendidikan, di Porworejo juga dari Kesbanglinmas, artinya siapapun bisa memimpin SAR, yang penting berkompeten, mumpuni serta Entengan,” harapnya.

“Tetapi sampai saat ini di SAR Kabupaten Magelang belum ada reorganisasi, sehingga saya masih dipercaya memimpin SAR, dan ini tidak masalah, terlebih tugas baru saya yang di Penguatan Kapasitas Masyarakat, ini jelas masih berhubungan dengan tugas pokok Search And Rescue,” pungkasnya.

   

Testimoni:
Muhamad Habib Saleh (Wartawan Suara Merdeka)
  
Pemimpin Yang lahir Dari Lapangan
“Menurut saya Heri Prawoto adalah sosok pemimpin yang lahir dari lapangan, karena dimanapun bencana dia selalu ada, dan kiprahnya dipenanggulangan bencanan juga jelas Tandang gawene, (Jelas kerjanya)” jelasnya.

“Heri Prawoto komunikasinya dengan teman – teman media juga bagus, dia selalu paham dan menguasai terhadap apa yang kami butuhkan,” pungkas Habib. (Ndu-Ika-Reni)

Related Articles :


Stumble
Delicious
Technorati
Twitter
Facebook

0 komentar:

Posting Komentar

VIDEO

ENTER-TAB1-CONTENT-HERE

RECENT POSTS

ENTER-TAB2-CONTENT-HERE

POPULAR POSTS

ENTER-TAB3-CONTENT-HERE
 

Fast Pojok Kota Copyright © 2010 Edited DK Media is Designed by Pak Nano Payaman