Oleh: Ahmad Muslim
Fast Pojok Kota- Dunia usaha perikanan di Kabupaten Magelang, nyaris tak berkutik paska erupsi eksplosif Merapi. Ratusan ekor benih dan indukan berbagai jenis ikan yang di budidayakan mati, terkena dampak letusan gunung itu.
Miftahudin, sekertaris kelompok tani ikan, mina sejahtera kecamatan Ngluwar, kabupaten Magelang mengungkapkan, bahwa sektor perikanan juga sama meruginya akibat letusan gunung merapi.
“Jadi ternak ikan itu pada mati, karena tekena abu vulkanik kemudian juga irigasi rusak, sejauh ini belum ada penanganan dari pemerintah, baik soal irigasi, maupun penggantian ikan,” ungkap miftahudin di usai Audiensi dengan Komisi B DPRD Kabupaten Magelang, Sabtu (18/12) pagi.
Pihaknya berharap, pemerintah mau memikirkan nasib mereka, seperti halnya pemerintah memikirkan nasib peternak sapi dan kambing korban Merapi.
“Alangkah baiknya juga pemerintah mau mengganti kerugian peternak ikan, seperti mereka mengganti kerugian pada ternak sapi dan kambing, toh kami sama – sama korban, dan butuh modal untuk memulai usaha lagi,” kata Miftahudin lagi.
Dia mencatat, di Kabupaten Magelang ada 6.255 petani ikan yang tergabung dalam 324 kelompok usaha pembudidayaan perikanan (UPP). Sebanyak 2.223 petani dari 120 kelompok UPP, terkena dampak serius letusan Merapi sehingga merugi hampir Rp 13 miliar.
“Kerugian terbesar, diderita para petani ikan di Kecamatan Mungkid, karena wilayah ini, selain sentra peternak ikan, sebagai sentra produksi ikan di Kabupaten Magelang, jadi kerugiannya mencapai Rp 6,5 miliar,” tambahnya.
Sementara menanggapi usulan warganya, Ketua Komisi B, Suryatono, menyatakan siap memfasilitasi setiap aspirasi para peternak ikan tersebut, selain itu pihaknya juga menyarankan para pelaku usaha perikanan terus berkomunikasi dengan Dinas Peterikan.
“Terutama menyangkut langkah-langkah ke depan, agar bisnis perikanan di Kabupaten Magelang kembali pulih,” kata suryatono.(F1)