Oleh: Ahmad Muslim
Fast Pojok Kota- Ibu – Ibu korban bajir lahar dingin gunung merapi di desa sirahan, kecamatan salam, Magelang, Jawa Tengah, mempunyai cara tersendiri dalam memperingati hari Kartini yang jatuh pada Kamis (21/4) ini, mereka tidak upacara dengan pakaian kebaya, namun mereka justru berlomba mengumpulkan pasir untuk suami – suami mereka, dan selanjutnya dibikin batako.
Ibu – ibu yang sudah terbiasa membawa angkong (gerobak pasir kecil) sama sekali tak kelihatan canggung ketika harus membawa angkok yang berisi pasir penuh.
Kekompakan antar sesama tim terlihat dalam lamba kali ini, tak terlihat sedikitpun kesedihan di wajah mereka, meski rumah dan pekarang serta lahan pertanian mereka telah hanyut dibawa banjir lahar dingin merapi ang terjadi sejak awal januari 2011 lalu.
Penyelenggra lomba menyediakan hadia juga bagi para pemenang lomba kali ini. Rp 100.000 bagi pemenang pertama, Rp 75.000 bagi pemenang ke-dua, serta 50.000 bagi pemenang ke tiga. “ Yang penting bukan hadiahnya mas, namun bagai mana semangat untuk tetap menjalani kehidupan kedepan ini yang jauh lebih penting,” kata Koordinator lomba, Heri Wahyudi disela kegiatan, Kamis (21/4)..
Heri menjelaskan, kegiatan ini bertujuan untuk menggugah semangat para kaum ibu, agar lekas bangkit dari segal keterpurukan pasca bencana merapi. “Dengan lomba – lomba kecil seperti ini, kita hanya menggugah hati ibu – ibu untuk bangkit semangat, seperti semangat raden ajeng kartini, hidup raden ajeng kartini.....,” kata Heri sembari disambut sorak sorai ibu – ibu.
Karena faktor keadaan yang memaksa, ibu – ibu yang sebelumnya berprofesi sebagai petani dan penjaga warung kelontong ini, sejak january lalu mereka terpaksa mharus menjalani kehidupan yang berputar 180 derajat dibanding dengan kehidupan sebelumnya.
“Karena faktor keadaan yang memaksa, maka kami mengharap ibu – ibu ini bangkit dari segala keterpurukan, terkena bencana lahar dingin, kita tidak hanya berkeluh kesah, dan kita juga tidak nglokro, kita harus maju, seperti majunya, cita – cita raden ajeng kartini,” jelaas Heri
Zumaro, salah satu pesrta lomba balap angkong mengaku cukup terhibur dengan kegiatan ini. “Kami jadi semangat lagi, dan kami juga ingin sesemangat raden ajeng kartini,” kata Zumaro dengan menggebu.(F1)