Oleh: Ahmad Muslim
Fast Pojok Kota- Kelangkaan minyak tanah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadikan proses masak di dapur umum barak pengungsian tersendat. Akibatnya, distribusi makanan untuk para pengungsipun juga terlambat.
Ketua pelaksana harian satuan pelaksanana penanggulangan bencana kabupaten magelang, Utoyo mengatakan, Setiap dapur umum membutuhkan sedikit 40 liter minyak tanah. Padahal di daerah ini, terdapat sedikitnya 39 dapur umum yang tersebar di seluruh tempat pengungsian sementara (TPS), serta tempat pengungsian akhir (TPA).
“Kelangkaan minyak ini menghambat proses produksi makanan untuk pengungsi,’’kata Utoyo yang juga selaku Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, diMagelang, Sabtu (30/10)
Menurut Utoyo, sementara ini, pihaknya mendapatkan minyak tanah dari agen dan pangkalan dengan harga normal Rp 8.000/liter. “harga sebesar itu, bagi kami tak masalah, asalkan mendapatkannya mudah, tapi realisasinyakan stok di agen minyak tanah juga terbatas,” ungkapnya.
Ia merincikan, Proses memasak untuk pengungsi tiga kali dalam sehari, dalam satu kali masak, keseluruhan dapur umum membutuhkan 1.560 liter minyak tanah. Pihak mengaku sudah meminta bantuan minyak tanah bersubsidi kepada Pertamina Yogyakarta, namun ditolak.
‘’Pertamina tidak mau membantu, padahal persoalan minyak tanah adalah kebutuhan pokok dan mendesak. Kami masih berharap banyak ada yang membantu minyak tanah untuk memasak,’’ pungkas Utoyo.(F1)
You are Here: Home > Dapur Umum Pengungsi Merapi Kesulitan Minyak Tanah
0 komentar:
Posting Komentar